Teori Belajar Jean Piaget

2.1.2 Teori Belajar

2.1.2.1 Teori Belajar Jean Piaget

Teori ini disebut sebagai teori belajar sebab berkenaan dengan kesiapan anak untuk mampu belajar. Dalam teori ini, Piaget sebagaimana dikutip oleh Suherman 2003: 36 mengatakan bahwa seorang individu dapat mengikat, memahami, memberikan respon terhadap stimulus disebabkan bekerjanya schemata yang merupakan hasil interaksi antara individu dan lingkungan. Kemudian Piaget sebagaimana dikutip oleh Ruseffendi 2006: 132 mengatakan bahwa perkembangan kognitif manusia itu tumbuh secara kronologis menurut urutan waktu melalui empat tahap tertentu yang berurutan. Berdasarkan uraian tersebut, teori belajar Piaget berkenaan dengan kesiapan anak untuk mampu belajar. Perkembangan kognitif anak dalam kesiapan untuk mampu belajar dipengaruhi oleh umur. Berikut merupakan empat tahap yang dimaksudkan oleh teori perkembangan kognitif dari Piaget. Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget Tahap Umur Ciri-ciri Sensori motor Preoperasi Operasi kongkrit Operasi formal 0-2 tahun 2-7 tahun 7-11 tahun 11-dewasa Anak mulai melakukan perbuatan coba-coba berkenalan dengan benda-benda konkrit disusunnya, diutak-atik, dan lain-lain. Anak pada tahap prekonseptual memungkinkan representasi sesuatu itu dengan bahasa, gambar, dan permainan khayalan. Anak mampu melakukan operasi kompleks, tetapi mungkin tidak mampu membawakan menyelesaikan operasi-operasi dengan simbol verbal. Anak dapat berpikir deduktif dan induktif; dapat memberikan alasan-alasan dari kombinasi pernyataan. Mereka juga mampu mengerti dan dapat menggunakan konteks kompleks. Sumber: Ruseffendi 2006. Berdasarkan pendapat dari Ruseffendi, tahapan perkembangan kognitif dalam teori Piaget mencakup empat tahapan, yaitu tahap sensori motor, tahap preoperasi, tahap operasi kongkrit, dan tahap opersi formal. Pada tahap sensori motor 0-2 tahun, anak akan memperoleh pengalaman melalui berbuat dan sensori. Anak berpikir melalui perbuatan tindakan, gerak, dan reaksi spontan. Pada tahap preoperasi 2-7 tahun, anak sudah mulai dapat mengorganisasikan operasi kongrit. Tahap ini dibagi kedalam tahap berpikir prekonseptual dan tahap berpikir intuitif. Tahap ketiga dari teori belajar Piaget adalah tahap operasi kongrit 7-11 tahun . Pada tahap ini pada umumnya anak-anak sekolah dasar. Anak dapat memahami operasi logis dengan berbantuan benda-benda kongkrit. Pada tahap operasi formal 11-dewasa, perkembangan mental anak sudah tidak berhubungan dengan adatidaknya benda-benda kongkrit, tetapi berhubungan dengan tipe berpikir. Anak sudah mampu berpikir deduktif dan induktif, dapat memberikan alasan-alasan dari kombinasi pernyataan dengan menggunakan konjungsi, disjungsi, negasi, dan implikasi, serta mengerti induksi matematika. Implementasi teori Piaget dalam penelitian ini adalah tahap perkembangan kognitif pada siswa SMA sudah sampai pada tahap operasi formal. Karena pada tahap pekembangan mental ini anak sudah mampu berpikir deduktif dan induktif, maka siswa SMA dapat diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuan penalaran adaptif.

2.1.2.2 Teori Belajar Jerome S. Bruner

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode penemuan terbimbing (guided discovery method) dalam pembelajaran matematika terhadap kemampuan penalaran adaptif siswa kelas xi IPA: penelitian quasi eksperimen di SMAN 5 Kota Tangerang Selatan

6 70 244

KEEFEKTIFAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MATHEMATICS CIRCUIT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK

1 32 380

KEEFEKTIFAN MODEL DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN RESITASI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII

1 44 410

Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Terintegrasi pada Model Pembelajaran Discovery Learning

0 4 8

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN WINGEOM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 35 MEDAN T.A 2015/2016.

0 4 23

Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Terintegrasi pada Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Terintegrasi pada Model Pembelajaran Discovery Learning

0 3 16

Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Terintegrasi pada Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Terintegrasi pada Model Pembelajaran Discovery Learning

0 3 11

PENINGKATAN PENALARAN MATEMATIK MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA Peningkatan Penalaran Matematik Melalui Pendekatan Saintifik Dengan Model Discovery Learning Pada Siswa Kelas VIII E MTs Muhammadiyah Blimbing ( PTK Siswa

0 2 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF SISWA SMP MELALUI MODEL PROJECT-BASED LEARNING.

5 18 43

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF SISWA SMP

0 0 15