dalam  pelaksanaan  pertandingan  turnamen    dilakukan  secara  homogen,  dalam pembagian  kelompok  peneliti  dibantu  oleh  guru  kelas  sehingga  dapat  lebih  teliti
dalam  membagi  kelompok.  Aturan  permainan  TGT  pada  kelas  III  dalam penelitian ini yaitu: 1 setiap kelompok terdiri dari empat atau lima orang dengan
kemampuan prestasi yang sama; 2 setiap siswa mengambil kartu bernomor dan mencari pertanyaan dengan nomor  yang sama pada lembar permainan;  3 siswa
menjawab pertanyaan urut sesuai nomor yang diperoleh; 4 siswa mencek lembar jawaban apabila jawaban benar maka siswa mendapat poin 20 apabila salah maka
poin dikurangi 5.
2.1.12 Teori  belajar  yang  mendasari  Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe
Team Games Tournament TGT dengan Media PowerPoint
2.1.12.1 Teori Kognitif
Teori  ini  dikemukakan  oleh  Jean  Piaget,  yang  memandang  individu sebagai  struktur  kognitif,  peta  mental,  skema  atau  jaringan  konsep  guna
memahami  dan  menanggapi  pengalamannya  berinteraksi  dengan  lingkungan Lapono, 2008:1.18
Piaget  berpendapat  bahwa  seorang  anak  maju  melalui  empat  tahap perkembangan  kognitif  yaitu  tahap  sensori  motor,  tahap  pra  operasional,  tahap
operasional konkret, dan tahap operasional formal. 2.1.12.1.1
Tahap sensori motor 0-2 tahun Pada
tahap ini
bayi menyusun
pemahaman dunia
dengan mengordinisikan  pengalaman  indera  sensori  mereka  seperti  melihat  dan
mendengar dengan gerakan motorik otot mereka menggapai, menyentuh.
2.1.12.1.2 Tahap pra operasional 2-7 tahun
Tahap  pemikiran  ini  lebih  bersifat  simbolis,  egosentries,  dan  intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional .
2.1.12.1.3 Tahap operasional konkret 7-11 tahun
Pada tahap ini anak dapat menyimpulkan sesuatu dari pada situasi nyata atau  dengan  menggunakan  benda  konkret  dan  mampu  mempertimbangkan  dua
aspek dari situasi nyata secara bersama-sama. 2.1.12.1.4
Tahap operasional formal 11 tahun lebih Pada  tahap  ini  anak  sudah  mampu  berpikir  abstrak,  idealis,  dan  logis
Rifa‟i, 2009:29 2.1.12.2
Teori Kontruktivisme R
ifa‟i  2009:199  menyatakan  menurut  kontruktivisme,  belajar  adalah proses aktif peserta didik dalam mengkonstruksi arti, wacana, dialog, pengalaman
fisik  dalam  proses  belajar  tersebut  terjadi  proses  asimilasi  dan  menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari.
Tasker dalam Lapono, 2008:1.28 mengemukakan tiga penekanan dalam teori  belajar  konstruktivisme  sebagai  berikut.  Pertama  adalah  peran  aktif  siswa
dalam  mengkonstruksi  pengetahuan  secara  bermakna.  Kedua  adalah  pentingya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna. Ketiga
adalah mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima. Menurut  Slavin  dalam  Trianto,  2010:  111  pendekatan  kontruktivis
dalam pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara intensif, atas dasar teori  bahwa siswa akan lebih  mudah menemukan dan memahami konsep-konsep
yang  sulit  apabila  mereka  dapat  saling  mendiskusikan  masalah-masalah  itu dengan temannya.
Peneliti menerapkan  Model  Pembelajaran Kooperatif Tipe  Team Games Tournament TGT dengan Media PowerPoint ini berdasarkan teori kognitif anak
menurut  Piaget  dan  teori  konstruktivisme.  Anak  belajar  secara  konstruktivistik yaitu  menemukan  dan  memahami  konsep  dengan  cara  berdiskusi  dengan
temannya  serta  dalam  pembelajarannya  disesuaikan  dengan  tahap  perkembangan kognitif anak menurut Piaget  yaitu menggunakan media PowerPoint karena anak
masih dalam tahap operasional konkret.
2.1.13 Indikator  Keterampilan  Guru  dan  Aktivitas  Siswa  Melalui  Model