Skenario Kebijakan Pengembangan Rusunawa

• Keadaan bukan suatu tingkatan atau ukuran suatu faktor seperti besarsedangkecil atau baikburuk tetapi deskripsi situasi sebuah faktor. • Setiap keadaan harus diidentifikasikan dengan jelas. • Bila keadaan dari suatu faktor lebih dari satu makna keadaan maka keadaan-keadaan tersebut harus dibuat secara kontras. • Selanjutnya mengidentifikasi keadaan yang peluangnya sangat kecil untuk terjadi atau berjalan bersamaan mutual incompatible. 2. Membangun skenario yang mungkin terjadi. Langkah-langkah dalam membangun skenario terhadap tahapan faktor-faktor yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut : • Skenario yang mempunyai peluang besar untuk terjadi di masa datang disusun terlebih dahulu. • Skenario merupakan kombinasi dari faktor-faktor. Oleh sebab itu, sebuah skenario harus memuat seluruh faktor, tetapi untuk setiap faktor hanya memuat satu tahapan dan tidak memasukkan pasangan keadaan yang mutual incompatible saling bertolak belakang. • Setiap skenario mulai dari alternatif paling optimis sampai alternatif paling pesimis diberi nama. • Langkah selanjutnya memilih skenario yang paling mungkin terjadi. 3. Implikasi skenario Merupakan kegiatan terakhir yang meliputi : • Skenario yang terpilih pada tahap sebelumnya dibahas konstribusinya terhadap tujuan studi. • Skenario tersebut didiskusikan implikasinya. • Tahap selanjutnya menyusun rekomendasi kebijakan dari implikasi yang sudah disusun.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kota Batam

4.1.1 Geografis dan Administrasi

Kota Batam sebelum menjadi daerah otonom, merupakan kotamadya kedua di Provinsi Riau setelah Kotamadya Pekanbaru. Kotamadya Batam awalnya merupakan suatu wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Batam yang termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Tingkat II Kepulauan Riau. Batam adalah nama sebuah pulau terbesar di daerah ini. Kota ini berkembang sangat pesat hingga ditetapkannya kawasan SIJORI Singapore, Johor, Riau. Sebelum dimekarkan dan ditingkatkan statusnya secara definitif menjadi Kota, Batam berstatus sebagai Kotamadya Administratif yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1983 dan diresmikan pada tanggal 24 Desember 1983. Sejak berlakunya Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999, maka Kotamadya Administratif Batam berubah menjadi daerah otonom Kota Batam terdiri dari 4 pulau besar, yaitu Pulau Batam, Rempang, Galang dan beberapa gugus pulau-pulau kecil di sekitarnya. Secara geografis Kota Batam terletak pada posisi 0 o 25’29” LU – 1 o 15’00” LU dan 103 o 34’35” BT – 104 o 26’04” BT. Posisi Kota Batam ini sangat strategis karena berada di jalur pelayaran dunia internasional. Luas keseluruhan wilayah kota ini mencapai 3.990,00 km 2 , terdiri dari luas wilayah darat 1.040 km 2 dan luas wilayah laut 2.950 km 2 . Kota Batam meliputi lebih dari 400 pulau, 329 di antaranya telah bernama, termasuk di dalamnya pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan negara. Kota yang membawahi 8 kecamatan dan 35 kelurahan serta 16 desa BPS Kota Batam, 2009 ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Selat Singapura; sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Bintan Utara dan Kecamatan Teluk Bintan, Kab. Kepulauan Riau; sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Senayang, Kabupaten Kepulauan Riau; serta sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Moro dan Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun. Batas administrasi Kota Batam disajikan pada Gambar 13. 65 Gambar 13 Batas administrasi Kota Batam Bappeda Kota Batam, 2004 dalam Dicky, 2008. Pulau Batam memiliki kekayaan alam yang sangat menawan sehingga disamping menjadi kota industri juga menjadi kota tujuan wisata. Wilayah Kota Batam seperti halnya kecamatan-kecamatan di daerah kabupaten di Kepulauan Riau, juga merupakan bagian dari paparan kontinental. Pulau-pulau yang tersebar di daerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan dari daratan pra tersier yang membentang dari semenanjung MalaysiaSingapore di bagian utara sampai dengan pulau-pulau Moro dan Kundur serta Karimun di bagian selatan. Wilayah Kota Batam yang terdiri dari 329 buah pulau besar dan kecil, relatif datar dengan variasi berbukit-bukit di tengah pulau, ketinggian antara 7 hingga 160 mdpl. Wilayah yang memiliki elevasi 0 hingga 7 mdpl terdapat di pantai utara dan pantai selatan Pulau Batam dan sebelah timur Pulau Rempang serta sebelah utara, timur dan selatan Pulau Galang. Pulau-pulau kecil lainnya sebagian besar merupakan kawasan hutan mangrove. Kota Batam mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara 18,2°C - 23,0°C dan suhu maksimum berkisar antara 31,0°C - 33,2°C, sedangkan