21
c. Memenuhi kebutuhan lainnya yang berguna bagi kehidupan
masyarakat, dengan tetap mengutamakan ketentuan ayat 1 huruf a.
Penghuni satuan rumah susun tidak dapat menghindarkan diri atau melepaskan kebutuhannya untuk menggunakan bagian bersama,
benda bersama dan tanah bersama. Dalam rangka menjamin ketertiban, kegotong-royongan dan keselarasan sesuai dengan
kepribadian Bangsa Indonesia dalam mengelola bagian bersama, benda bersama, tanah bersama, maka dibentuk perhimpunan
penghuni yang mengatur dan mengurus kepentingan bersama.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
Pasal 14 ayat 4: Persyaratan penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam,
keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya….dst harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar
bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya”. Selanjutnya dalam penjelasan pasal demi pasal
lebih ditegaskan lagi, bahwa ruang luar bangunan gedung diwujudkan untuk sekaligus mendukung pemenuhan persyaratan keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung, disamping untuk mewadahi kegiatan pendukung fungsi bangunan gedung dan
daerah hijau disekitar bangunan. Mengenai lingkungan bangunan gedung, seperti ruang terbuka hijau RTH diwujudkan dengan
memperhatikan potensi unsur-unsur alami yang ada dalam tapak seperti danau, sungai, pohon-pohon menahun, tanah serta permukaan tanah, dan
dapat berfungsi untuk kepentingan ekologis, sosial, ekonomi, serta estetika.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1988
tentang Rumah Susun
Pasal 20:
22
Bagian bersama yang berupa ruang untuk umum, ruang tangga, lift, selasar, harus mempunyai ukuran yang mempunyai persyaratan dan
diatur serta dikoordinasikan untuk dapat memberikan kemudahan bagi penghuni dalam melakukan kegiatan sehari-hari, baik dalam hubungan
sesama penghuni, maupun dengan pihak lain, dengan memperhatikan keserasian, keseimbangan, dan keterpaduan.
Pasal 21: Benda bersama harus mempunyai dimensi, lokasi, kualitas, kapasitas
yang memenuhi persyaratan dan diatur serta dikoordinasikan untuk dapat memberikan keserasian lingkungan guna menjamin keamanan dan
kenikmatan para penghuni maupun pihak-pihak lain, dengan
memperhatikan keselarasan, keseimbangan, dan keterpaduan. 5.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan
untuk Kepentingan Umum
Pasal 25 ayat 1 : “Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
bangunan gedung dengan lingkungannya…..dst harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan dan ruang terbuka
hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungan”. Selanjutnya ayat 2 menyebutkan: “Pertimbangan terhadap terciptanya
ruang luar bangunan gedung dan ruang terbuka hijau diwujudkan dalam pemenuhan persyaratan daerah resapan, akses penyelamatan, sirkulasi
kendaraan dan manusia, serta terpenuhinya kebutuhan prasarana dan sarana di luar bangunan gedung”.
2.4 Green Environment
Green environment merupakan sebuah totalitas dari penanganan aspek
lingkungan kawasan sehingga menjadi kawasan yang memiliki karakter sebagai sustainable development
, yang terdiri dari: 1 Penanganan tata guna lahan; 2 Pola jaringan jalan, perkerasan, pedestrian, transportasi; 3 Penanganan
penghijauan kawasan; 4 Penanganan sistem air bersih; 5 Penanganan sistem air limbah; 6 Penanganan drainase kawasan; 7 Penanganan persampahan; 8