Ruang Terbuka Hijau T
25
permukiman, RTH kawasan pertanian, dan RTH kawasan khusus, antara lain untuk pemakaman dan olah raga.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zoer’aini 2005, fungsi hutan kota sebagai bagian dari RTH dapat menyerap hasil negatif dari kota antara lain: suhu
kota, kebisingan, debu, dan hilangnya habitat burung. Pengelompokan hutan kota menurut sifat pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan sangat terkait dengan
perubahan suhu, kelembaban, kebisingan, debu, populasi, distribusi burung dan estetika. Pengelompokan hutan kota berdasarkan hubungan bentuk dan struktur
hutan kota terhadap kualitas lingkungan antara lain: jalur, menyebar, bergerombol, dua strata dan berstrata banyak. Selanjutnya dikatakan bahwa
hHutan kota berpengaruh terhadap beberapa parameter lingkungan antara lain penurunan suhu, peningkatan kelembaban, penurunan kebisingan, dan penurunan
kadar debu Tabel 3. Hutan kota sebagai bagian dari RTH memegang peranan yang sangat
penting, karena penyelenggaraan hutan kota adalah untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial
dan budaya. Hal ini telah menjadi kesepakatan bersama yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 2002. Persyaratan minimal untuk
menetapkan lahan yang akan digunakan sebagai hutan kota adalah sebagai berikut : berada di wilayah perkotaan, merupakan RTH yang didominasi pepohonan, luas
minimum 0,25 ha mampu membentuk atau memperbaiki iklim mikro, estetika dan berfungsi sebagai resapan air. Beberapa pakar mengemukakan luas hutan kota
harus dibangun berdasarkan jumlah penduduk; luasan hutan kota di Malaysia ditetapkan sebesar 1,9 m
2
penduduk, sedangkan di Jepang sebesar 5,0 m
2
penduduk.
Tabel 3. Pengaruh hutan kota terhadap parameter lingkungan No Pengaruh terhadap
kualitas lingkungan Bentuk hutan kota
Peningkatanpenurunan 1.
Penurunan suhu Jalur
Menyebar Bergerombol
1,43 3,60
3,18 2.
Peningkatan kelembaban
Jalur Menyebar
1,77 4,79
26
Bergerombol -
3. Penurunan
kebisingan Jalur
Menyebar Bergerombol
5,54 21,87
16,34 4.
Penurunan kadar debu
Jalur Menyebar
Bergerombol 37,62
39,91 51,14
Sumber : Zoer’aini 2005 Dewan kota Lanchasire Inggris menentukan 11,5 m
2
penduduk, dan Amerika menetapkan 60 m
2
penduduk, sedangkan DKI Jakarta taman untuk bermain dan olahraga diusulkan 1,5 m
2
penduduk. Departemen Kehutanan, 2006.
Secara garis besar fungsi hutan kota dapat dikelompokkan menjadi : 1.
Fungsi lansekap, yaitu meliput fungsi fisik dan fungsi sosial a.
Fungsi fisik, yaitu berfungsi untuk perlindungan terhadap angin, sinar matahari, pemandangan yang kurang bagus dan terhadap bau, sebagai
pemersatu, penegas, pengenal, pelembut, dan pembingkai. b.
Fungsi sosialsosial, sebagai tempat interaksi masyarakat, bermanfaat sebagai laboratorium, tanaman obat, tempat rekreasi, dan olah raga. .
Penataan tumbuh-tumbuhan dalam hutan kota dengan baik akan memberikan tempat interaksi sosial yang sangat menyenangkan. Hutan
kota dengan aneka ragam tumbuh-tumbuhan mengandung nilai-nilai ilmiah sehingga hutan kota dapat sebagai laboratorium hidup untuk
sarana pendidikan dan penelitian. Fungsi kesehatan misalnya untuk terapi mata dan mental serta fungsi rekreasi, olah raga, dan tempat
interaksi sosial lainnya. Fungsi sosial politik ekonomi misalnya untuk persahabatan antar negara. Hutan kota dapat memberikan hasil
tambahan secara ekonomi untuk kesejahteraan penduduk seperti buah- buahan, kayu, obat-obatan sebagai warung hidup dan apotik hidup.
2. Fungsi pelestarian lingkungan ekologi
Dalam pengembangan dan pengendalian kualitas lingkungan diutamakan tanpa mengesampingkan fungsi-fungsi lainnya.
Fungsi pelestarian lingkungan antara lain adalah : a.
Menyegarkan udara atau sebagai paru-paru kota. Fungsi menyegarkan udara dengan mengambil CO
2
dalam proses fotosintesis menghasilkan
27
O
2
yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernafasan. CO
2
diambil dari udara, sedangkan air diambil dari dalam tanah melalui akar tanaman.
b. Menurunkan suhu kota dan meningkatkan kelembaban. Suhu di sekitar
tanaman menjadi lebih sejuk. Uap air di atmosfir bertindak sebagai pengatur panas suhu udara karena sifatnya dapat menyerap energi
radiasi matahari gelombang pendek maupun gelombang panjang. Hutan kota mempunyai pengaruh besar pada daerah-daerah yang
suhunya tinggi, dan sangat bermanfaat khususnya untuk daerah tropis. c.
Sebagai ruang hidup satwa. Tumbuh-tumbuhan selain sebagai produsen pertama dalam ekosistem juga dapat menciptakan ruang
hidup habitat bagi makhluk hidup lainnya, sebagai burung, kupu- kupu, serangga. Burung sebagai komponen ekosistem mempunyai
peranan penting, diantaranya untuk untuk mengontrol populasi serangga, membantu menyuburkan bunga dan pemencaran biji.
Hampir pada setiap bentuk kehidupan terkait erat dengan burung, sehingga burung mudah dijumpai. Adanya kondisi tersebut diduga
burung dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan, karena apabila terjadi pencemaran lingkungan, burung merupakan komponen alam
terdekat yang terkena pencemaran. Burung berperan dalam reaksi alam, adanya taman burung selalu dikunjungi orang, untuk menikmati
bunyi, kecantikan ataupun kecakapan burung. Burung mempunyai nilai pendidikan dan penelitian. Keindahan burung dari segala yang
dimilikinya akan memberikan suatu kenikmatan tersendiri. Kebiasaan burung-burung beranekaragam, ada burung yang mempunyai
kebiasaan berada mulai dari tajuk samapi ke bawah tajuk. Ini menunjukkan bahwa bila hutan kota mempunyai komposisi banyak
jenis, berlapis-lapis dan berstrata akan memikat banyak burung. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Zoer’aini 2005 menunjukkan
bahwa burung lebih banyak dijumpai baik jenis maupun jumlahnya pada hutan kota yang ditanami dengan tanaman produktif berbunga,
berbuah dan berbiji pada struktur hutan kota yang berstrata banyak.
28
Kehadiran burung pada hutan kota yang berstrata banyak selain karena jumlah tumbuh-tumbuhan yang beranekaragam, juga pohonnya adalah
jenis buah-buahan tanaman produktif. Tanaman produktif dalam hal ini adalah tanaman yang menghasilkan bunga, buah, biji aroma,
sehingga memberikan kesempatan lebih besar kepada burung herbivor yang menyukainya untuk datang, mencari makan,
bercengkrama atau bersarang. d.
Penyangga dan perlindungan permukaan tanah dari erosi., sebagai penyangga dan melindungi permukaan tanah dari air hujan dan angin.
Sehubungan dengan itu hutan kota dapat membantu penyediaan air tanah dan pencegahan erosi.
e. Pengendalian dan mengurangi polusi udara dan limbah., sebagai
pengendalian dan atau mengurangi polusi udara dan limbah, serta menyaring debu. Debu atau partikulat terdiri dari beberapa komponen
zat pencemar. Dalam sebutir debu terdapat unsur-unsur seperti garam sulfat, sulfuroksida, timah hitam, asbestos, oksida besi, silica, jelaga
dan unsure kimia lainnya. Berbagai hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa tumbuh-tumbuhan dapat mengakumulasi
berbagai jenis polutan pencemar. Seperti pohon jalar, asam landi, angsana dan mahoni dapat mengakumulasi Pb timah hitam yaitu
hasil pencemaran oleh kendaraan bermotor, pada daun dan kulit batang.
f. Perendaman kebisingan. Kebisingan adalah suara yang berlebihan,
tidak diinginkan dan sering disebut polusi tak terlihat yang menyebabkan efek fisik dan psikologis. Efek fisik berhubungan
dengan transmisi gelombang suara melalui udara, efek psikologis berhubungan dengan respon manusia terhadap suara.
g. Tempat pelestarian plasma nutfah dan bioindikator., yaitu sebagai
tempat pelestarian plasma nutfah dan bioindikator dari timbulnya masalah lingkungan. Karena tumbuhnya tertentu akan memberikan
reaksi tertentu akan perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Plasma nutfah sangat diperlukan untuk kehidupan.
29
h. Menyuburkan Tanah. Sisa-sisa tumbuhan akan dibusukkan oleh
mikroorganisma dan akhirnya terurai menjadi humus atau materi yang merupakan sumber hara mineral bagi tumbuhan itu kembali.
3. Fungsi estetika. Tumbuh-tumbuhan dapat memberikan keindahan dari
garis, bentuk, warna, dan tekstur yang ada dari tajuk, daun, batang, cabang, kulit batang, akar,bunga, buah maupun aroma. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penilaian hutan kota yang berstrata banyak mempunyai nilai estetika lebih tinggi, daripada hutan kota berstrata dua.
Melihat besarnya manfaat RTH terutama taman kota atau hutan kota, maka dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan keberadaan RTH,
beberapa hal yang perlu dilakukan Litbang dan PPSDAL Murbaintoro, 2009UNPAD 2003 antara lain :
1. Perlu ada kebijakan dan rencana program yang jelas yang disertai
dengan petunjuk teknis yang memberikan kejelasan tentang jenis, fungsi atau peruntukan dan sanksi untuk setiap jenis RTH dalam
rangka menghindari terjadinya penurunan jumlah dan luas RTH. 2.
Menanam vegetasi yang berbeda atau beranekaragam untuk meningkatkan daya tarik terhadap RTH yang ada terutama RTH untuk
taman kota dan hutan kota. Penanaman vegetasi seyogyanya bukan untuk tujuan produksi melainkan vegetasi yang memiliki fungsi untuk
mereduksi pencemaran udara. 3.
Menjalin kerjasama dengan masyarakat dan berbagai stakeholder terutama para pengusaha untuk meningkatkan pemeliharaan RTH
taman kota dan hutan kota. 4.
Dalam rangka meningkatkan jumlah dan luas taman serta pelibatan tanggungjawab masyarakat dan stakeholder, perlu dikaji penerapan
adanya intensif dan disinsetif yang berupa green tax dalam hal penggunaan lahan terbuka untuk berbagai peruntukkannya.
5. Potensi cukup besar dari jumlah dan luas serta pola penyebaran taman-
taman baru yang berasal dari fasilitas umum dan fasilitas sosial pada pemukiman-pemukiman baru perlu ditindaklanjuti secara lebih serius
30
oleh pemerintahan kota, mengingat kemampuan untuk mengembangkan taman baru tidak mudah. Penanganan serius tersebut
dapat dilakukan dengan melakukan pemantauan presentase ruang terbuka hijau yang harus disediakan oleh pengembang dalam bentuk
fasos dan fasum. 6.
Walaupun belum ada data pasti tentang jenis-jenis tumbuhan potensial jenis tumbuhan di Indonesia yang dapat mereduksi berbagai gas
pencemaran udara, serta sensitif tidaknya terhadap berbagai zat pencemaran udara, namun dapat mempertimbangkan bahwa :
a. Pada dasarnya hampir semua tanaman dapat menyerap berbagai
gas pencemar. b.
Tanaman, khususnya pohon yang akan ditanam di RTHtaman tidak ditujukan untuk kepentingan produksi, maka pada dasarnya
jenis tanaman pohon apapun dapat ditanam dan dapat berfungsi sebagai pereduksi gas pencemar. Namun demikian jenis-jenis
tanaman pohon yang ditanam, diprioritaskan jenis tanaman yang relatif hijau sepanjang tahun, dan tidak banyak menggugurkan
daun. Untuk meningkatkan fungsi tanaman sebagai pemasok oksigen, dapat dilakukan pemangsakasan tajuk yang selain dapat
merangsang pertumbuhan daun muda juga sekaligus dapat memperbaiki keindahan arsitektur tajuk.
7. Dalam rangka memperkecil terjadinya pelepasan karbon yang
potensial menimbulkan pencemaran gas CO
2
, seresah serta potongan tajuk dan ranting tanaman tidak dibakar, melainkan dikomposkan
untuk dijadikan kembali sebagai pupuk di taman. Kekurangan kebutuhan masyarakat terhadap taman, khususnya pada daerahwilayah
yang jumlah dan luas tamannya terbatas, maka perlu dikaji penggunaan halaman atau industri untuk dapat di akses oleh masyarakat.
Moranco 2003 menyatakan bahwa RTH pada hakekatnya mempunyai peran yang sangat penting dalam menjaga kondisi
lingkungan. Hutan dan tanaman hijau dapat berfungsi untuk menyerap karbon di atmosfir, menjaga kelembaban udara, mengatur curah hujan,
31
membuat suhu lebih nyaman, dan menjaga terjadinya erosi tanah. Pemanfaatan lain yang dapat berfungsi seperti hutan dan tanaman hijau
adalah taman kota walaupun dalam skala kecil terutama fungsinya sebagai taman rekreasi.
Keberadaan RTH dapat memberikan efek psikologis yang berbeda terhadap manusia yang menghuni suatu kota, dalam hal ini manusia
yang menghuni suatu kota yang dilengkapi dengan RTH yang memadai akan menyebabkan berkurangnya efek kekerasan dalam
masyarakat dibandingkan dengan kota tanpa RTH yang cenderung akan memicu terjadinya banyak kekerasan dalam masyarakat APA,
2003. Disamping keberadaan hutan kota yang sangat penting, salah satu
komponen RTH yang selama ini mengalami degradasi adalah keberadaan lahan pertanian yang semakin lama samakin berkurang di
beberapa wilayah, yang saat ini menunjukkan maraknya perubahan fungsi lahan pertanian produktif menjadi kawasan industri, dan
kawasan perumahan dan permukiman. Apabila hal tersebut tidak segera diantisipasi, maka akan terjadi kerusakan lingkungan yang
sangat besar.Apabila dikaitkan dengan konsep highest and best use yang dikemukakan oleh Barlowe 1986, sumberdaya lahan tersebut
memiliki highest and best use apabila penggunaanya memberikan optimum return
kepada pengelolanya. Tergantung pada kriteria yang digunakan, return ini dapat diukur di dalam bentuk monetary terms,
intangible , dan social value atau dalam bentuk kombinasi dari nilai-
nilai tersebut. Sebagai contoh, real estate akan melakukan analisis highest and best use
apabila pembangunan real estate tersebut digunakan sebagai tujuannya atau kombinasi tujuan-tujuan dengan
mempertimbangkan keuntungan komparatif tertinggi atau kerugian komparatif terendah dibandigkan penggunaan lainnya.
Dalam masyarakat modern, sumberdaya lahan biasanya memberikan return yang lebih tinggi apabila digunakan untuk tujuan
komersial atau industri dibandingkan untuk orang tujuan lain. Oleh
32
karena itu penggunaan untuk tujuan tersebut biasanya mengalahkan tujuan penggunaan yang lain. Berikutnya digambarkan profil
penggunaan lahan untuk tujuan komersial dan industri, perumahan dan permukiman, diikuti dengan tujuan-tujuan lain seperti pertanian, hutan,
padang rumput untuk pengembalaan dan lahan gundul Gambar 3.
Nilai Eko
n om
i
Komers ia
l da
n In
du str
i
Pe ru
mah a
n dan
Permukiman Pertan
ia n
Hu tan
Padang rumput
Lahan gundul
Penggunaan lahan
Gambar 3. Profil penggunaan lahan Litbang dan PPSDAL Murbaintoro, 2009UNPAD 2003
Profil tersebut mewakili gambaran rata-rata secara umum, tidak pernah tetap atau statis, karena sering terjadi dinamika perubahan
akibat perbedaan yang ada pada masing-masing penggunaan. Misalnya, beberapa industri dan komersial akan mencari daerah yang
lebih murah low cost, sedangkan hunian atau apartemen kadang- kadang mencari daerah yang biasanya untuk industri atau komersial.
Teori lain menyatakan bahwa dalam konteks land economics, land value
sangat dipengaruhi oleh hubungan komplementer antara land rent
dengan transportation cost Alonso, 1964. Berdasarkan hal tersebut maka keberadaan RTH menjadi sangat penting bagi suatu kota
33
sehingga diperlukan upaya khusus bagi terselenggaranya pembangunan perumahan yang berkelanjutan Murbaintoro, 2009.