Penduduk Kelahiran
- +
Kematian
+ +
Imigrasi Emigrasi
+ -
Pemukiman
+
Penggunaan Lahan
-
Kualitas Lingkungan
- -+
Tenaga Kerja
+
+
Nilai Ekonomi
-+
- +
+ +
Teknologi
+ -
Gambar 11 Diagram causal loop. Berdasarkan diagram lingkar sebab-akibat causal loop, diketahui bahwa
kegiatan rusunawa akan berdampak positif terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja terampil, efisiensi penggunaan ruang, terutama terjadinya degradasi kawasan
hutan dalam penyediaan permukiman baru bagi masyarakat, dapat menurunkan jumlah limbah kegiatan konstruksi pembangunan permukiman baru akibat
dilakukannya efisiensi pengelolaan dalam pemanfaatan kayu, sehingga kualitas lingkungan menjadi baik atau dapat minimalisasi laju penurunan kualitas lingkungan.
Kegiatan rusunawa yang menekankan pada penggunaan teknologi akan berdampak positif terhadap peningkatan efisiensi pengelolaan dan akan
meningkatkan nilai ekonomi dalam kegiatan pembangunan permukiman baru. Penggunaan teknologi dalam kegiatan pembangunan permukiman baru juga tidak
terlepas dari kegiatan penyerapan tenaga kerja terampil dan aktivitas pasokan terhadap barang dan jasa.
e.
Diagram Input-Output
Diagram input-output menggambarkan hubungan antara peubah masukan dan keluaran melalui proses transformasi yang digambarkan sebagai kotak hitam. Pada
diagram ini terdapat dua macam input yakni input yang terkendali dan input yang tidak terkendali. Selain input juga terdapat output yang juga terdiri dari dua macam
output atau keluaran yang dikehendaki dan keluaran yang tidak dikehendaki Gambar 12.
Gambar 12. Diagram input - output model pengembangan rusunawa
I nput Terkendali :
1. Konstruksi ramah lingkungan 2. Teknologi pelaksanaan konstruksi
3. Model pengembangan rusun 4. Managemen pengawasan pelaksanaan
6. Teknologi pembuatan bahan bangunan
ramah lingkungan 7. Kapasitas unit produksi bahan bangunan
8. Sarana dan prasarana infrastruktur
Output Yang Dikehendaki :
1. Adanya kebijakan pembangunan rusun ideal 2. Minimnya penggunaan SDA bhn bangunan
3. Minimnya konsumsi energi listrikenergi lain 3. Terpeliharanya kualitas lingkungan
4. Meningkatnya fungsi RTH penyerap CO2 5.Terpenuhinya kebutuhan akan tempat tinggal
Model Pengembangan Rusunawa yang Ramah Lingkungan Green Building
Output Yang Tidak Dikehendaki :
1. SDA bahan bangunan berkurang
2. Lingkungan tercemar
3. Boros energi
4. Konflik pada pengguna rusun
5. Konflik antar stakeholder
6. Gagal konstruksi
7. I nefisiensi infrastruktur
8. I nefisiensi konstruksi
Manajemen pengendalian
feed back
I nput Tak Terkendali :
1 1
. .
P P
e e
r r
u u
b b
a a
h h
a a
n n
i i
k k
l l
i i
m m
g g
l l
o o
b b
a a
l l
2 2
. .
M M
e e
n n
u u
r r
u u
n n
n n
y y
a a
S S
D D
A A
b b
a a
h h
a a
n n
b b
a a
n n
g g
u u
n n
a a
n n
3 3
. .
M M
e e
n n
u u
r r
u u
n n
n n
y y
a a
s s
u u
m m
b b
e e
r r
e e
n n
e e
r r
g g
i i
4 4
. .
T T
i i
n n
g g
g g
i i
n n
y y
a a
u u
r r
b b
a a
n n
i i
s s
a a
s s
i i
5 5
. .
M M
e e
n n
u u
r r
u u
n n
n n
y y
a a
k k
u u
a a
l l
i i
t t
a a
s s
l l
i i
n n
g g
k k
u u
n n
g g
a a
n n
6 6
. .
M M
e e
n n
u u
r r
u u
n n
n n
y y
a a
S S
D D
M M
Input Lingkungan :
1. Peraturanperundangan 2. Kebijakan-kebijakan
terkait
f. Simulasi Model
Menurut Siswosudarmo et al.2001
sSimulasi adalah peniruan perilaku suatu gejala atau proses. Simulasi bertujuan untuk memahami gejala atau proses tersebut,
membuat analisis dan peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan. Menurut Purnomo 2005 terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan pada saat
kita melakukan analisis simulasi model, yakni: 1.
Identifikasi indikatorisumasalah, tujuan dan batasan Identifikasi indikatorisu atau masalah dan batasan dilakukan untuk
mengetahui dimana sebenarnya pemodelan perlu dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menentukan indikator hipotetikal sebanyak 10 indikator. Setelah isu
ditentukan, selanjutnya menentukan tujuan pemodelan yang meliputi metode pemodelan, ketelitian model dan jenis model yang dinyatakan secara eksplisit.
Setelah itu dilakukan penentuan batasan terhadap permodelan yang dilakukan. 2.
Konseptualisasi model dengan menggunakan ragam metode seperti diagram kotak dan panah, diagram sebab-akibat, diagram stok stock dan aliran flow atau
diagram klas dan diagram sekuens. Tahapan ini dimulai dengan mengidentifikasi semua komponen yang
terlibat atau dimasukan dalam pemodelan. Jika komponen-komponen tersebut sangat banyak maka dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, dan
selanjutnya dicari hubungannya satu sama lain dengan menggunakan diagram kotak dan panah. Untuk tujuan tersebut, maka hal yang perlu diperhatikan adalah
adanya kenyataan bahwa komponen-komponen yang membentuk sistem harus dinamis, sensitif terhadap perubahan serta keterkaitannya dalam sistem
membentuk hubungan sebab-akibat. Identifikasi keterkaitan komponen tersebut didasarkan pada keadaan nyata agar hasil yang digambarkan model tersebut
mendekati keadaan sebenarnya. 3.
Spesifikasi model dengan merumuskan makna diagram, kuantifikasi dan atau kualifikasi komponen indikator yang diperlukan
Spesifikasi model kuantitatif, bertujuan untuk membentuk model kuantitatif dari konsep model yang telah ditetapkan dengan memberikan nilai kuantitatif
terhadap masing-masing variabelindikator dan menterjemahkan hubungan atau keterkaitan antar 10 variabelindikator dan komponen penyusunan model sistem
tersebut kedalam persamaan matematika. Persamaan tersebut dapat diperoleh dari hasil regresi terhadap data yang ada, hasil rujukan atau berdasarkan rekaan yang
dapat dipertanggungjawabkan. Secara rinci tahapan dalam spesifikasi model kuantitatif terdiri dari :
¾ Memilih dan menentukan struktur kuantitas model ¾ Menentukan satuan waktu dalam simulasi
¾ Identifikasi bentuk-bentuk fungsional dan persamaan model 4. Evaluasi model yaitu mengamati kelogisan model dan membandingkan dengan
dunia nyata atau model yang serupa jika ada dan diperlukan Evaluasi model ditujukan untuk mengetahui kehandalan model dalam
mendikripsikan keadaan sebenarnya. Proses pengujian dilakukan dengan mengamati kelogisan model dan membandingkan dengan dunia nyata atau model andal yang
serupa jika ada. Setelah setiap dari model diamati selanjutnya diperhatikan, apakah relasi-relasi yang ada logis atau tidak, maka selanjutnya diamati utuh tidaknya
keterkaitan antar bagian sebagai model. Adapun yang dimaksud dengan logis di sini adalah semua persamaan sesuai dengan apa yang dipercayai orang atau sesuai dengan
paradigma yang ada. Tahapan kedua dari evaluasi model ini adalah mengamati apakah perilaku model sesuai dengan harapan atau perkiraan yang digambarkan pada
tahapan konseptualisasi model. Model dijalankan atau dieksekusi pada sebuah komputer, dan diamati hasilnya apakah beberapa komponen yang diamati atau
menjadi fokus perhatian sesuai dengan pola perilaku perilaku yang diharapkan. Tahapan ketiga adalah membandingkan periaku model dengan data yang diperoleh
dari sistem atau dunia nyata. Jika dalam model terdapat fungsi-fungsi bilangan acak, maka model harus dieksekusi sebanyak 30 kali untuk mengamati keragaman hasil
pemodelan tersebut.