44
1999. Menurut Keen and Morton 1978, kelayakan penerapan DSS dalam suatu manajemen harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu adanya basis data,
adanya keterbatasan waktu, adanya manipulasi dan komputasi, serta pentingnya pengembangan alternatif dan memilih solusi berdasarkan akal sehat.
ES memiliki komponen inferencia yang berbeda dengan DSS, karena adanya perbedaan luaran yang dihasilkan. DSS mengahsilkan keputusan yang
masih perlu mendapatkan pertimbangan keahlian dari pengguna, sedangkan ES bertujuan membuat keputusan tanpa adanya pertimbangan keahlian dari pengguna
Wetherbe 1988. Kemampuan lebih dari ES disebabkan adanya komponen knowledge base yang dimasukan ke dalam sistem berupa fakta dan aturan-aturan
yang diperoleh dari ahli, dan program inference engine yang berfungsi untuk memformulasikan kesimpulan.
2.10 Proses Hirarki Analitik
Proses Hirarki Analitik atau Analytical Hierarchy Process AHP merupakan suatu analisis yang dapat dipakai dalam pengambilan keputusan untuk
memahami kondisi suatu sistem dan membantu melakukan prediksi dalam pengambilan keputusan untuk memahami kondisi suatu sistem dan membantu
melakukan prediksi dalam pengambilan keputusan. Metode ini digunakan dalam memodelkan masalah dan pendapat, dimana permasalahannya telah benar-benar
dinyatakan secara jelas, dievaluasi, diperbincangkan dan diprioritaskan untuk dikaji Saaty 1980. AHP yang disampaikan oleh Saaty 1980 sebagai
pengkajian terhadap kondisi nyata tanpa melalui proses penyederhanaan, tetapi mempertahankan model yang kompleks seperti semula. Untuk itu masalah nyata
yang kompleks dan tidak terstruktur perlu dilakukan penyusunan beberapa bagian komponen atau perubahan pada struktur bangunan secara hirarki.
Hirarki adalah abstraksi struktur suatu sistem, dimana fungsi hirarki antar komponen dan dampaknya pada sistem secara keseluruhan dapat dipelajari.
Abstraksi ini mempunyai bentuk yang saling berkaitan, semuanya tersusun ke bawah dari suatu puncak tujuan akhir, kemudian ke suatu sub tujuan sub
objective, kemudian faktor-faktor pendorong forces yang mempengaruhi sub tujuan tersebut, serta pelaku actors yang memberikan dorongan, selanjutnya ke
45
tujuan-tujuan pelaku aktor, kebijakan, strategi. Hasil dari strategi tersebut selanjutnya timbul pertanyaan yang berkaitan dengan hirarki ini, bagaimana dan
berapa besar suatu faktor individu dari tingkat yang lebih rendah pada hirarki itu mempengaruhi faktor puncak, yaitu tujuan utama, karena pengaruh ini tidak akan
seragam bagi semua faktor dan untuk itu perlu dilakukan identifikasi terhadap intensitasnya, atau sering disebut dengan menyusun prioritas Fewidarto 1996.
Teknik analisis AHP digunakan untuk menemukan pemecahan masalah yang bersifat strategis dengan prinsip kerja yaitu decomposition, comparative
judgment, síntesis of priority dan logical consistency. 1 Decomposition Dekomposisi, merupakan pemecahan permasalahan yang
utuh menjadi beberapa bagian komponennya. Untuk mendapatkan hasil kajian yang teliti diperlukan proses penyusunan komponen pada beberapa
tingkatanhirarki. Tahapan ini mendefinisikan persoalan dengan membagi persoalan tersebut menjadi beberapa unsur. Pembagian dilakukan sampai ke
tingkat yang tidak mungkin dilakukan pemecahan lagi, sehingga akan didapat beberapa tingkatan persoalan yang disusun secara terstruktur. Proses tersebut
dinamakan hirarki karena memiliki lima tingkatan yaitu fokus, faktor, aktor, tujuan dan alternatif.
2 Comparative Judgment Perbandingan Komparasi, merupakan penilaian terhadap masalah berdasarkan kepentingan relatif 2 dua komponen pada
tingkatan tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan di atasnya. Penilaian tersebut, merupakan faktor penting dari PHA karena akan berpengaruh
terhadap prioritas komponen. Hasil penilaian disajikan dalam bentuk matrix pairwise comparasion. Elemen-elemen pada suatu tingkatan tertentu dinilai
kepentingan relatif terhadap elemen lainnya, yang mengacu pada elemen yang dibandingkan dengan jalan meminta pendapat dari pakar. Penilaian dilakukan
dengan komparasi berpasangan, yaitu membandingkan setiap elemen dengan elemen lain pada setiap tingkatan hirarki secara berpasangan, akhirnya dapat
dinilai antar dua elemen secara kuantitaif, yang disajikan dalam matriks komparasi berpasangan.
46
3 Síntesis of Priority, merupakan penentuan peringkat beberapa komponen berdasarkan penilaian kepentingan relatif. Penentuan peringkat dilakukan
berdasarkan nilai eigen vector pada setiap matrix pairwise comparasion untuk mendapatkan local priority. Untuk mendapatkan global priority harus
dilakukan síntesis terhadap local priority. Proses pengurutan berdasarkan kepentingan relatif melalui prosedur síntesis dinamakan priority setting.
4 Logical Consistency, merupakan proses untuk menjamin semua komponen dikelompokkan secara logis dan dilakukan prioritas secara konsisten sesuai
kriteria yang logis. Konsistensi memiliki dua makna, pertama bermakna bahwa obyek serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan
relevansi. Kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara obyek yang didasarkan kriteria tertentu. Apabila penilaian tidak konsisten, maka proses
diulang untuk memperoleh penilaian yang tepat. AHP membuka kesempatan adanya perbedaan pendapat dan konflik
sebagaimana yang terjadi dalam kondisi nyata dalam usaha mencapai konsensus. Semua problema sistem ini tidak dapat dipecahkan melalui komponen yang
terukur seperti keadaan ya dan tidak 1 dan 0. Karena ada kondisi perbedaan kepentingan. AHP mencoba memecahkan masalah dengan cara membandingkan
masukan secara berpasangan berdasarkan skala yang dapat membedakan setiap pendapat serta mempunyai keteraturan dalam nilai skala komparasi Saaty : 1
sampai dengan 9 yang ditunjukkan pada Tabel 7. Saaty 1993 telah membuktikan bahwa nilai skala komparasi 1 sampai
dengan 9 merupakan pengambilan keputusan individual yang baik dalam pendekatan suistem dengan pertimbangan ketelitian yang ditunjukkan pada nilai
RMS Root Means Square dan MAD Mean Absolute Deviation. Tabel 7 Komparasi penilaian berdasarkan skala Saaty
Nilai Keterangan
1 Sama pentingnya
3 Sedikit lebih penting
5 Jelas lebih penting
7 Sangat jelas lebih penting
9 Mutlak lebih penting
2,4,6,8 Jika terjadi keraguan jawaban antara 2 nilai yang berdekatan
11-9 Kebalikan nilai tingkat kepentingan dari skala 1-9
47
Dalam analisis menggunakan AHP dilakukan melalui beberapa proses yakni sebagai berikut:
1 Matriks pendapat individu Untuk menyusun prioritas dilakukan identifikasi terhadap intensitas
masalah yang merupakan faktor dominan. Teknik komparasi berpasangan menerapkan penilaian para pakar berdasarkan skala komparasi berpasangan,
sehingga membentuk matriks segi. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mendapatkan prioritas yang dicari berdasarkan nilai eigen vector dan untuk
mendapatkan konsistensi penilaian diukur berdasarkan nilai eigen value. 2 Matriks pendapat gabungan
Matriks Pendapatan Gabungan merupakan susunan matriks baru yang eleven matriknya gij berasal dari rataan geometrik atau “geometric means”
elemen matriks pendapat individu aij yang rasio konsistensinya CR memenuhi persyaratan.
3 Pengolahan horizontal Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas semua eleven
keputusan pada setiap tingkat hirarki. Tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan horizontal adalah 1 perkalian baris 2 perhitungan vektor prioritas
atau vektor eigen 3 perhitungan nilai eigen maksimum 4 perhitungan indeks konsistensi dan 5 perhitungan rasio konsistensi.
4 Pengolahan vertikal Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap
eleven pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap fokus utama ultimate goal.
48
5 Revisi pendapat Revisi pendapat dapat dilakukan jika rasio konsistensi pendapat cukup
tinggi, dan dianggap konsistensi jika mempunyai nilai sama dengan 0.1, sedangkan nilai akurasi data ditunjukkan dengan nilai RMS dari baris dan
perbandingan nilai bobot baris terhadap kolom.
2.11 Analisis Kelayakan Finansial Kelayakan adalah penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk
menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain
kelayakan dapat diartikan bahwa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan non finansial sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Kelayakan juga diartikan akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankan usaha, tetapi juga bagi investor, kreditor,
pemerintah dan masyarakat luas. Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek finansial, aspek
teknisoperasional, aspek manajemen, aspek ekonomi dan sosial serta aspek dampak lingkungan. Dalam penelitian ini kriteria kelayakan secara khusus
ditekankan pada aspek finansial. Analisis kelayakan finansial didasarkan pada analisis keuangan yang
dihitung berdasarkan harga riil dari apa yang sebenarnya terjadi. Dalam tahap ini akan dianalisis biaya dan manfaat kegiatan agroindustri perikanan laut. Analisis
keuangan merupakan suatu penilaian terhadap kinerja perusahaan pada waktu yang lalu dan prospeknya pada masa yang akan datang. Melalui analisis keuangan
diharapkan dapat ditemukan kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan financial
statement. Analisis keuangan ini diperlukan berbagai pihak seperti para pemegang saham atau investor, kreditur dan para manajer karena melalui hasil
analisis keuangan ini mereka akan mengetahui posisi perusahaan yang bersangkutan dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam satu kelompok
49
industri. Evaluasi aspek keuangan rencana investasi mencakup hal – hal sebagai berikut:
1 Penyusunan anggaran investasi yaitu jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan mengoperasikan kegiatan proyek
2 Struktur dan sumber pembiayaan proyek yang akan dibangun 3 Kemampuan proyek menghasilkan keuntungan
4 Analisis break even point Menurut Awat 1999 dari aspek keuangan, suatu usul investasi akan
dinilai menguntungkan atau tidak tergantung pada berbagai metode kriteria investasi seperti Payback Period PP, Accounting Rate of Return ARR, Net
Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR dan Profitability Index PI. Menurut Sutojo 2000 jika metode evaluasi profitabilitas proyek dikaitkan
dengan nilai uang the time value of money maka diperoleh dua macam metode yakni metode konvensional dan metode discount cashflow. Metode konvensional
mempergunakan dua macam tolak ukur yaitu Payback Period PP dan Accounting Rate of Return ARR. Sedangkan metode discount cashflow
dipergunakan tiga macam tolok ukur yaitu Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, dan Profitability Index PI. Penjelasan secara rinci
mengenai beberapa metode investasi dapat dilihat sebagai berikut:
1 Net present value NPV
Menurut Sutojo 2000, NPV adalah selisih antara nilai saat ini present value dari seluruh cash flow tahunan yang diterima investor selama umur
ekonomis proyek dengan nilai anggaran investasi proyek. Nilai bersih sekarang NPV adalah perbedaan antara nilai sekarang dari benefit keuntungan dengan
nilai sekarang biaya. Apabila NPV bertanda positif menunjukkan bahwa investasi menguntungkan sehingga layak, karena 1 investasi awal telah kembali 2 biaya
modal telah diperoleh dan 3 menerima penghasilan dari kelebihan 1 dan 2. Sebaliknya apabila NPV negatif maka investasi harus ditolak. Sementara apabila
NPV sama dengan nol, maka keputusan dapat menerima atau menolak investasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor lainnya.
50
2 Internal Rate of Return IRR IRR dari suatu investasi adalah suatu nilai tingkat bunga yang menunjukan
bahwa nilai sekarang netto NPV sama dengan jumlah seluruh ongkos investasi proyek. Dengan perkataan lain, IRR adalah nilai discount rate sosial yang
membuat NPV proyek sama dengan nol Djamin, 1993. Menurut Husnan 1998, analisis investasi dengan NPV lebih baik karena pada metode IRR terdapat
beberapa kelemahan, yaitu: 1 Tidak memungkinkan untuk menghitung IRR yang tingkat bunganya
berbeda setiap tahun 2 Terdapat kemungkinan diperoleh hasil lebih dari satu, apabila arus kas
berubah-ubah tandanya 3 Metode IRR akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan
apabila proyek bersifat mutually exclusive. 3 Payback Period PP
Menurut Awat 1999 metode PP ini menunjukkan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal yang digunakan pada investasi
awal initial invesment. Banyak orang menggunakan PP sebagai tolok ukur dalam penentuan risiko suatu proyek. Hal ini disebabkan karena selama masih berada
dalam PP berarti perusahaan belum mampu mengembalikan investasi yang ditanamkan dalam proyek. Semakin lama PP maka semakin tinggi risiko usaha
yang ditanggung.
4 Profitability Index PI Profitability index PI merupakan perbandingan antara nilai akumulasi
Present Value PV dengan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan suatu usaha. PI juga merupakan perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-
penerimaan bersih di masa akan datang dengan nilai investasi. Hal ini ditujukan untuk menilai risiko yang dihadapi dalam menjalankan suatu usaha.
51
5 Nisbah Bersih Manfaat dan Biaya Net BC Net BC adalah angka perbandingan antara present value total bersih dari
hasil keuntungan bersih terhadap present value dari biaya bersih. Selain analisis investasi, perlu dilakukan analisis perhitungan Break Even
Point BEP yakni keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas jika jumlah
pendapatan sama dengan jumlah biaya atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. Analisis impas adalah suatu cara untuk
mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi tetapi juga belum memperoleh laba Mulyadi 1993. Di samping itu, terdapat dua
cara untuk menentukan titik impas yaitu dengan pendekatan teknik persamaan dan pendekatan grafis.
2.12 Konsep Strategi Menurut Allison dan Kaye 2005, strategi didefinisikan sebagai prioritas
atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh organisasi. Strategi merupakan pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mencapai misi organisasi
atau mencapai kondisi masa depan yang dinginkan Tripomo dan Udan 2005. Rumusan strategi yang baik akan memberikan gambaran pola tindakan utama dan
pola keputusan yang dipilih untuk mewujudkan tujuan organisasi. Apabila strategi telah ditetapkan, selanjutnya disusun rencana plan, seperangkat kebijakan
policies, tahapan-tahapan pencapaian, organisasi dan personalia yang mengisinya, anggaran dan program aksi. Wheelen dan Hunger 2006 menyatakan
bahwa manajemen strategi adalah sekumpulan keputusan dan tindakan manajerial yang akan menentukan kinerja jangka panjang dalam suatu organisasi.
Manajemen strategi yang berkembang saat ini merupakan jalan keluar dari persoalan yang dihadapi dalam bentuk keterbatasan sumberdaya yang dimiliki
oleh suatu organisasi. Selain definisi strategi yang bersifat umum, terdapat definisi secara khusus
seperti yang dikemukakan oleh Hamel dan Prahaland 1995 yang mendefinisikan strategi yang terjemahannya adalah bahwa strategi merupakan tindakan yang
52
bersifat incremental senantiasa meningkat dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan. Oleh karena itu, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang
baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti. Tahapan perumusan strategi tidak lepas dari pengertian tentang
manajemen strategik. David 2001 menyatakan bahwa manajemen strategik adalah seni dan ilmu untuk “formulasi-implementasi dan evaluasi” keputusan-
keputusan yang bersifat lintas fungsional agar organisasi dapat mencapai tujuannya. Kerangka manajemen strategik menyeluruh digambarkan dalam tiga
tahapan seperti pada Gambar 12, yang meliputi identifikasi lingkungan internal- eksternal, perumusanformulasi strategi visi, misi dan tujuan, implementasi
strategi program, budget dan proyek, serta monitoring dan evaluasi.
Gambar 12 Kerangka manajemen strategik.
Formulasi strategi
termasuk mengembangkan
visi dan
misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan
dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, mengembangkan strategi-strategi alternatif dan memilih strategi untuk pelaksanaan. Implementasi
Melaksanakan Audit eksternal
Mengembangkan visi misi
Audit eksternal Menetapkan
tujuan jangka panjang
Membuat kebijakan dan
tujuan tahunan Pengalokasian
sumber daya Mengukur
dan mengevaluasi
kinerja
Melaksanakan Audit internal
Umpan Balik
Membuat, mengevaluasi
dan memilih strategi
Formulasi Strategi
Implementasi Strategi
Evaluasi strategi
53
strategi memerlukan suatu perangkat untuk menetapkan tujuan tahunan, merencanakan kebijakan memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya
sehingga strategi strategi yang diformulasikan dapat dilaksanakan; implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya pendukung strategi, menciptakan
struktur organisasi yang efektif, mengarahkan kembali usaha-usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi dan
menghubungkan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi. Evaluasi strategi adalah tahap akhir pada manajemen strategi. Tiga aktivitas penting untuk
mengevaluasi strategi adalah me-review faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar penerapan strategi, mengukur kinerja dan mengambil tindakan
perbaikan. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan jaminan untuk kesuksesan hari esok.
Allison dan Kaye 2005 menyatakan perencanaan strategik setiap organisasi berbeda tergantung pada besar dan kompleksitas organisasi lingkup
maupun peubah-peubah yang digunakan. Namun demikian perencanaan strategik memiliki kesamaan sebagai upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien
dengan menyadari terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Proses perencanaan strategik yang berhasil selalu memiliki pertanyaan dan jawaban sebagai berikut :
1 Dimana kita sekarang ? 2 Dimana kita ingin berada di masa mendatang ? 3 Bagaimana kita mengukur kemajuan? 4 Bagaimana kita mencapai sasaran dan
tujuan ? dan 5 Bagaimana kita menelusuri kemajuan Gazpers 2004.
54
3 METODOLOGI UMUM
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian analisis pengembangan industri surimi dalam pemanfaatan by- catch pukat udang dilakukan di beberapa daerah yakni di Provinsi Papua Barat
khususnya di Kota Sorong, Pulau Moro – Kepulauan Riau, Pekalongan – Jawa Tengah, Muara Baru - Jakarta. Penelitian yang dilakukan di Provinsi Papua Barat
dilaksanakan pada bulan Mei Tahun 2007. Pemilihan Kota Sorong sebagai lokasi penelitian dikarenakan Kota Sorong memiliki prospek pengembangan surimi yang
didukung oleh hal-hal sebagai berikut: 1 Kota Sorong merupakan salah satu pelabuhan pangkalan fishing-base
kapal-kapal pukat udang dalam jumlah yang banyak dibandingkan dengan daerah lainnya
2 Kota Sorong memiliki keuntungan dari segi geografi yakni memiliki kedekatan dengan fishing ground penangkapan ikan yakni Laut Arafura
Adapun Pulau Moro – Kepulauan Riau, dijadikan sebagai salah satu lokasi penelitian dikarenakan di Pulau Moro terdapat perusahaan pengolahan surimi,
demikian pula dengan Pekalongan – Jawa Tengah, sedangkan Muara Baru – Jakarta dijadikan lokasi penelitian untuk teknologi pengolahan surimi dari ikan
campuran. Waktu pelaksanaan penelitian di Pulau Moro adalah pada bulan Januari Tahun 2007, Pekalongan pada bulan Februari Tahun 2007, di Sorong – Papua
Barat pada akhir bulan Maret 2007 dan di Muara Baru pada bulan April dan Mei Tahun 2007. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 13.
3.2 Responden