33
organisme yang mati akibat interaksi dengan alat tangkap, meskipun tidak terangkat dari dalam laut. Hasil tangkap sampingan yang terangkat ke atas
kapal terdiri dari ikan-ikan yang disimpan atau dapat dimanfaatkan atau laku dijual dan ikan-ikan yang dibuang discarded .
2 Discards, adalah bagian dari hasil tangkap sampingan yang tidak diinginkan
karena berbagai alasan dan tidak dimanfaatkan, kemudian dibuang kembali ke laut baik dalam keadaan hidup atau mati. Buangan ini tidak termasuk
bagian dari sisa hasil pengolahan terhadap hasil tangkapan yang dibuang ke laut, misalnya kepala ikan yang dipotong sebelum disimpan di dalam ruang
pendingin.
3 Trash fish, adalah jenis ikan yang berukuran kecil dan binatang lainnya yang
dibuang kembali ke laut karena tidak memiliki nilai ekonomis. FAO Fisheries technical Paper 470 2005, mendefinisikan :
1 Target catch, adalah hasil tangkapan yang terdiri dari satu atau atau
berbagai spesies yang merupakan sasaran utama kegiatan penangkapan.
2 Incidental catch, adalah hasil tangkap sampingan yang dimanfaatkan 3 Trash fish, adalah hasil tangkap sampingan yang tidak dimanfaatkan dan
dibuang kembali ke laut. Trash fish merupakan jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis yang sangat rendah.
5 By-catch, adalah semua hasil tangkapan yang bukan menjadi target operasi
discarded catch ditambah incidental catch.
2.5 Alat Tangkap Pukat Udang
Trawl adalah alat tangkap yang terbuat dari bahan jaring, berbentuk seperti kantong atau kerucut. Alat tangkap ini terdiri dari atas dua lembar sayap wing
yang dihubungkan dengan tali penarik warp, badan body dan kantong cod- end. Jaring ditarik secara horisontal di dalam air sehingga mulut jaring akan
terbuka selama operasi penangkapan, hal ini dilakukan agar ikan maupun udang yang menjadi tujuan operasi masuk dan terkumpul di dalam kantong Ayodhyoa
1981. Untuk membuka mulut jaring secara vertical maupun secara horisontal digunakan otter board dan pelampung di bagian atas mulut jaring.
34
Pukat udang merupakan modifikasi dari trawl yang menurut Subani dan Barus 1988 diidefinisikan sebagai alat penangkap ikan, udang dan biota lainnya
yang terbuat dari jaring kantong besar, melebar, mulut jaring yang terbuka pada kedua sayap jaring yang terbaring di bagian depan pada masing-masing sisinya,
meruncing pada akhir jaring dan menuntun hasil tangkapan ke bagian kantong. Di antara badan jaring dan kantong cod-end terdapat by-catch excluder device
BED yang digunakan untuk menyaring ikan-ikan yang masuk ke dalam kantong. Pada prinsipnya, pukat udang terdiri dari jaring, tali ris atas head rope
dan tali ris bawah ground rope, pelampung dan pemberat, otter board, tali panarik warp, bridle line dan BED Gambar 9. Penjelasan masing-masing alat
adalah sebagai berikut : 1 Jaring, jaring pukat udang terbagi menjadi badan jaring square, baitting dan
belly, sayap wing dan kantong cod-end. Ukuran mata jaring dari masing- masing bagian tersebut tidak sama. Mata jaring terkecil terdapat pada
kantong, sedangkan yang terbesar pada bagian sayap. Badan jaring adalah bagian tengah jaring, bagian badan jaring terbagi atas square, baitting dan
belly. Square adalah bagian depan dari sisi atas badan pukat udang yang membuat mulut di sebelah atas lebih menjorok ke depan. Belly dan baitting
adalah bagian tengah badan jaring dimana belly terletak di bagian bawah dan baitting di bagian atas.
1 Sayap terdiri dari dua bagian, yaitu bagian kanan dan kiri. Masing –masing bagian tersebut terdari dari dua bagian, yaitu atas dan bawah. Pada bagian
kedua bagian tersebut terdapat tali ris atas dan tali ris bawah. Pada tali ris atas dipasang pelampung float agar sayap bagian atas terangkat pada saat
jaring dioperasikan. Ujung tali ris atas dan bawah dihubungkan dengan otter board. Ujung sayap bagian atas belakang dihubungkan dengan
square, sedangkan ujung sayap belakang bawah dihubungkan dengan belly.
2 Kantong adalah bagian paling belakang jaring. Kantong merupakan tempat terkumpulnya hasil tangkapan. Kantong ini memiliki ukuran mata jaring
kecil yang bertujuan agar ikan yang telah tertangkap tidak lepas dan agar lebih kuat menahan tekanan yang besar sehingga tidak mudah rusak.
35
2 Tali ris atas head rope dan ris bawah ground rope. Tali ris atas adalah tali yang dipasang dari ujung sayap kiri sampai ujung sayap kanan, dengan
melalui bossom sebagai bagian yang terletak di antara kedua sayan tersebut. Pada ris atas ditempatkan pelampung yang daya apungnya lebih besar dari
pada bagian yang lain. Tali ris bawah adalah tali yang dipasang dari ujung sayap kiri hingga ujung sayap kanan. Pada tali ris bagian bawah ditempatkan
pemberat sinker. 3 Pelampung dan pemberat, fungsi dari pelampung dan pemberat adalah untuk
membantu terbukanya mulut jaring secara vertikal. Pelampung menarik atau mengangkat tali ris atas, sedangkan pemberat menarik jaring agar turun ke
dasar perairan sesuai yang diinginkan. Pelampung biasanya terbuat dari logam, kaca tebal, plastik, kayu dan gabus.
4 Otter board, fungsi dari otter board adalah untuk membuka mulut jaring secara horizontal. Bentuk otter board bermacam-macam dan yang banyak
digunakan adalah tipe rectanguler. 5 Tali penarik wrap, tali ini merupakan tali yang digunakan untuk menarik
jaring yang menghubungkan otter board bagian depan winch di kapal. Tali penarik ini biasanya terbuat dari serta-serta baja yang berbentuk cabled yarn.
Adapun maksud menggunakan tali dari baja adalah untuk menahan tegangan yang besar pada saat penarikan jaring sehingga tidak mudah terputus.
6 Bridle line, merupakan tali yang menghubungkan otter board dengan jaring. Dengan adanya bridle line ini mulut jaring akan terbuka lebar. Selain itu,
juga, bridle line berfungsi sebagai penggiring ikan atau udang. 7 Alat pereduksi ikan API, API merupakan alat yang wajib dipasang pada
pukat udang yang biasa disebut juga BED yang awalnya ditujukan untuk meloloskan penyu yang tertangkap trawl, sehingga disebut turtle excluder
devices TED. Alat ini ditemukan dan dikembangkan oleh NMFS-NOOA- USA sekitar tahun 1980-an. Sejak ditemukan, alat ini telah mengalami
perubahan konstruksi secara terus menerus. Sekarang ini, TED yang direkomendasikan adalah BED type super shooter yang mempunyai
performansi lebih baik di dalam mereduksi hasil tangkap sampingan dibanding yang diperkenalkan sebelumnya. Hasil penelitian penggunaan TED
36
di Laut Arafura yang dilakukan oleh Monintja dan Sudjastani 1985 membuktikan bahwa penggunaan pukat udang dapat meloloskan 42,5 hasil
tangkapan samping yang biasanya tertangkap dengan trawl dan pukat udang memiliki kemampuan yang sama dengan trawl biasa dalam penangkapan
udang. Gambar 10 a menyajikan gambar TED dan b BED yang saat ini banyak dipasang pada pukat udang.
Sumber : NOAA Library Centre 2004 Gambar 9 a Turtle Excluder Device. b By-catch Excluder Ddevice.
b
a c
Sumber : Eayrs 2005 Gambar 10 a Pukat udang sedang hauling. b Hasil tangkap sampingan.
c Proses pemisahan
37
2.6 Pengelolaan By-catch