54
3  METODOLOGI UMUM
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian  analisis  pengembangan  industri  surimi  dalam  pemanfaatan  by- catch  pukat  udang  dilakukan  di  beberapa  daerah  yakni  di  Provinsi  Papua  Barat
khususnya  di  Kota  Sorong,  Pulau  Moro  –  Kepulauan  Riau,  Pekalongan  –  Jawa Tengah, Muara Baru - Jakarta. Penelitian yang dilakukan di Provinsi Papua Barat
dilaksanakan pada bulan Mei Tahun 2007. Pemilihan Kota Sorong sebagai lokasi penelitian dikarenakan Kota Sorong memiliki prospek pengembangan surimi yang
didukung oleh hal-hal sebagai berikut: 1 Kota  Sorong  merupakan  salah  satu  pelabuhan  pangkalan  fishing-base
kapal-kapal pukat udang dalam jumlah yang banyak dibandingkan dengan daerah lainnya
2 Kota  Sorong  memiliki  keuntungan  dari  segi  geografi  yakni  memiliki kedekatan dengan fishing ground penangkapan ikan yakni Laut Arafura
Adapun  Pulau  Moro  –  Kepulauan  Riau,  dijadikan  sebagai  salah  satu  lokasi penelitian  dikarenakan  di  Pulau  Moro  terdapat  perusahaan  pengolahan  surimi,
demikian  pula  dengan  Pekalongan  –  Jawa  Tengah,  sedangkan  Muara  Baru  – Jakarta  dijadikan  lokasi  penelitian  untuk  teknologi  pengolahan  surimi  dari  ikan
campuran. Waktu pelaksanaan penelitian di Pulau Moro adalah pada bulan Januari Tahun  2007,  Pekalongan  pada  bulan  Februari  Tahun  2007,    di  Sorong  –  Papua
Barat pada akhir bulan Maret 2007 dan di Muara Baru pada bulan April dan Mei Tahun 2007. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 13.
3.2 Responden
Responden penelitian merupakan para stakeholder usaha penangkapan ikan, usaha  pengolahan  surimi  dan  para  pengambil  kebijakan  di  bidang  penangkapan
ikan  dan  pengolahan  surimi.  Responden  untuk  menganalisis  ketersediaan  bahan baku  surimi  terdiri  dari    pemilik  ataupun  manajer  penangkapan  pada  perusahaan
penangkapan  ikan  yang  memiliki  fishing-based  di  Sorong-Papua  Barat. Sedangkan  untuk  menganalisis  kelayakan  usaha  pengolahan  surimi  berjumlah  2
dua  unit  pengolahan,  yaitu  di  Pekalongan  –  Jawa  Tengah  dan  Pulau  Moro  – Kepulauan  Riau.    Responden  untuk  analisis  kebijakan  pengolahan  surimi  adalah
55
para  pengambil  kebijakan  baik  di  pemerintahan  maupun  di  sektor  swasta  serta pakarahli di bidang penangkapan ikan dan pengolahan surimi.
Gambar 13  Peta lokasi penelitian.
3.3  Pengumpulan Data
Data  penelitian  meliputi  data  primer  dan  data  sekunder.  Data  primer diperoleh dari hasil wawancara dengan responden yakni pemilik ataupun manajer
pada  perusahaan  penangkapan  ikan  dan  pengolahan  surimi  serta  beberapa  awak kapal  ABK.  Data  sekunder  berupa  data  produksi  penangkapan  ikan  dan  data
produksi yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan  dan  Perikanan.  Data  mengenai  teknologi  pengolahan  surimi
menggunakan  ikan  campuran  diperoleh  dari  hasil  analisis  laboratorium  di BBP2HP Muara Baru – Jakarta.
56
3.4 Analisis Data
Analisis  data  baik  primer  maupun  sekunder  dilakukan  baik  secara  deskriftif  maupun dengan menggunakan alat analisis tertentu yakni sebagai berikut:
1  Analisis  ketersediaan  bahan  baku,  dilakukan  secara  deskriptif  yakni  menggambarkan adanya keragaan armada pukat udang di Provinsi Papua Barat meliputi spesifikasi kapal
dan  alat  tangkap,  daerah  tangkapan  serta  waktu  lama  penangkapan  dilakukan.  Selain itu, juga digambarkan mengenai hasil tangkapan  utama dan sampingan, rasio tangkapan
dan jenis-jenis ikan hasil tangkapan. 2  Analisis  mutu  surimi,  dilakukan  dengan  analisis  deskriptif  terhadap  surimi    campuran
beberapa  jenis  ikan  HTS,  yaitu  terdiri  dari  :  ikan  bambangan  Lutjanus  sp,  gulamah Argyrosomus amoyensis, kurisi Nemiptherus nematophorus, beloso Saurida tumbil,
lencam Lethrinus sp, biji nangka Openeus sp, pisang-pisang Caesio crysozonus dan swanggi  Holocentridae  sp,  dengan  metode  pencampuran  yang  dibedakan  menjadi  2
perlakuan.    Teknologi  pengolahan  yang  digunakan  adalah  metode  terputus,  yaitu  : pengolahan minced fish beku dilakukan di atas kapal dan dilanjutkan dengan pengolahan
surimi setelah sampai di darat. Analisis mutu surimi dilakukan untuk melihat perubahan sifat fisik dan kimia  selama penyimpanan beku, antara lain gelstrength, uji lipat, uji gigit,
protein larut garam PLG dan WHC 3  Analisis   kelayakan  finansial, dilakukan  dengan  beberapa  metode    kelayakan     yakni
a  Payback  Period  PB  adalah  jumlah  periode  atau  tahun  yang  diperlukan  untuk mengembalikan  investasi  awal  yang  diterima,  b  Net  Present  Value  NPV  merupakan
metode  untuk  memperhitungkan  perubahan  nilai  uang  antara  nilai  saat  ini  dari keuntungan dengan nilai saat ini dari biaya yang dikeluarkan, c Internal Rate of Return
IRR  merupakan  metode  untuk  menghitung  tingkat  bunga  yang  disyaratkan  agar  nilai saat  ini  dari  pemasukan  kas  diharapkan  sama  dengan  modal  awal  yang  dikeluarkan,  d
Profitability Index PI dan BC Ration  pada dasarnya memiliki kesamaan dengan NPV namun  berbeda  dalam  perhintungan  yakni  PI  menggunakan  perbandingan  rasio  antara
nilai saat ini dari kas masuk dengan nilai saat ini dari kas yang keluar dan e Break Even Point BEP yang merupakan suatu titik atau kondisi dimana pendapatan yang diperoleh
sama dengan biaya yang dikeluarkan ditambah dengan laba.
57
4  Analisis  kebijakan, dilakukan  dengan   menggunakan  2 dua alat analisis yakni analisis a SWOT Stregths, Weaknesses, Opportunities, Threats yang merupakan suatu metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu proyek atau bisnis, dengan melibatkan penentuan tujuan yang
spesifik  dan  mengidentifikasi  factor  internal  dan  eksternal    baik  yang  mendukung maupun  yang  tidak  mendukung  dalam  rangka  pencapaian  tujuan  tersebut,  dan  b  AHP
Analyitical  Hierarchy  Process  yang  merupakan  kerangka  untuk  mengambil  keputusan dengan  efektif  atas  permasalahan  yang  kompleks  dengan  menyederhanakan  dan
mempercepat  proses  pengambilan  keputusan  dengan  memecahkan  persoalan    ke  dalalm suatu susunan hirarki dan mensistesis berbagai pertimbangan untuk menetapkan variable
mana  yang  memiliki  prioritas  paling  tinggi.  Selanjutnya  kedua  alat  analisis  tersebut dipadukan dengan cara  yakni hasil dari analisis SWOT selanjutnya dimanfaatkan untuk
analisis AHP.
58
4  ANALISIS KETERSEDIAAN BAHAN BAKU SURIMI
4.1 Pendahuluan