20
dibuang seluruhnya, karena banyak mengandung lemak dan enzim protease serta menjadi  sumber  bakteri  yang  dapat  dengan  cepat  menurunkan  mutu  ikan  yang
mengakibatkan  turunnya  kemampuan  pembentukan  gel  surimi  Suzuki  1981. Selain  itu,isi  perut  ikan  akan  berpengaruh  terhadap  penampakan  produk  karena
mengakibatkan warna surimi dan produk olahannya menjadi gelap. Pemfilletan  dapat  dilakukan  secara  manual  atau  mekanis.  Apabila  ikan
yang  diolah  dalam  jumlah  besar,  jenis  dan  ukuran  sama,  penggunaan  mesin penyiangan  gutting  machine  akan  lebih  efisien.  Namun  apabila  jumlah  ikan
sedikit, ukuran ikan tidak seragam atau dikerjakan dalam skala kecil, penyiangan secara manual lebih sesuai.
Ukuran,  musim  dan  kondisi  biologis  ikan  bertelur  atau  tidak  sangat menentukan  rendemen  yang  dihasilkan,  namun  yang  paling  penting  adalah  cara
atau proses pengolahannya Toyoda et al. 1992.
2.2.4 Pemisahan daging ikan
Pemisahan  daging  adalah  kegiatan  memisahkan  daging  ikan  dari  tulang, sirip  dan  kulit.  Pemisahan  daging  dilakukan  dengan  menggunakan  meat-bone
separator  Gambar  4.    Dengan  alat  ini,  ikan  akan  terpisah  dari  kulitnya. Prinsipnya, ikan dipres di antara silinder logam yang berlubang dan berputar.
Ikan  yang  telah  disiangi  dan  dicuci  bersih,  diletakkan  di  antara  sabuk conveyor  belt  dan  silinder  berlubang  yang  berputar  dengan  kedua  sisi  yang
bergerak berlawanan arah sehingga ikan akan terjepit diantara keduanya. Daging ikan  akan  masuk  ke  dalam  silinder  melalui  lubang  sedangkan  bagian  tulang  dan
kulit  mengikuti  arah  perputaran  conveyor  belt  dan  jatuh  ke  tempat  pembuangan. Daging yang masuk ke dalam silinder dan telah terpisah dari kulit, tulang dan duri
disebut  daging  lumat  minced  fish.    Selama  proses  pemisahan  suhu  ikan  harus dipertahankan tetap rendah, demikian juga alat yang digunakan.
Diameter  lubang  silinder  berpengaruh  terhadap  proses  leaching dewatering,    rendemen  dan  mutu  surimi.  Besarnya  diameter  lubang  berkisar
antara  4  –  7  mm  disesuaikan  dengan  ukuran  dan  tingkat  kesegaran  ikan.  Untuk meningkatkan  kapasitas  produksi  dan  rendemen,  digunakan  lubang  silinder  yang
lebih besar namun tetap disesuaikan dengan kekuatan alat.
21
Bila  digunakan  ikan  berkulit,  penempatan  ikan  di  alat  sangat  penting. Bagian  daging  diletakkan  menghadap  silinder  sehingga  kulit  tidak  menghalangi
masuknya daging ke silinder.
Gambar 4 Meat-bone separator.
2.2.5 Pembilasan leaching
Daging  ikan  lumat  yang  keluar  dari  alat  pemisah  daging  biasanya berwarna  gelap  karena  mengandung  sisa  darah,  lemak  dan  kotoran  lainnya.
Pembilasan  dengan  air  dingin  merupakan  tahap  yang  paling  penting  dalam pembuatan surimi.
Pembilasan  daging  ikan  lumat  dilakukan  untuk  mengeluarkan  garam organik,  protein  larut  air  water  soluble  protein,  pigmen,  bakteri,  produk  yang
tidak  dapat  dihancurkanterurai,  dan  mereduksi  kadar  lemak.  Pembilasan  daging ikan  lumat  juga  melarutkan  protein  sarkoplasma  yang  dapat  menghambat
pembentukan  gel.  Secara  umum  dilakukan  dengan  air  dingin,  diikuti  dengan
22
pengepresan Grantham 1981. Larutnya protein sarkoplasma akan meningkatkan konsentrasi  protein  miofibril,  yang  berperan  sangat  penting  dalam  pembentukan
gel. Noguchi 1982. Faktor-faktor  yang  berpengaruh  terhadap  efektifitas  leaching  dan  mutu
surimi, adalah : 1  Frekuensi dan waktu leaching
Frekuensi  dan  waktu  leaching  dipengaruhi  oleh  jenis,  komposisi  dan kesegaran  ikan.  Pada  umumnya,  komponen-komponen  yang  mudah  larut  dapat
dengan  mudah  terbuang  pada  pembilasan  pertama,  tetapi  diperlukan  waktu tertentu  untuk  melarutkan  water  soluble  component  dari  daging  ikan.  Ekstraksi
water  soluble  component  daging  ikan  terjadi  pada  saat  pembilasan  yang  disertai dengan pengadukan dan dipengaruhi oleh waktu serta perbandingan antara air dan
minced  fish.  Waktu  optimal  pencucian  antara  9  –  12  menit,  jumlah  protein  yang terlarut meningkat nyata seiring dengan bertambahnya waktu pembilasan, namun
berhenti  setelah  waktu  tersebut  Lee  1986.  Jika  waktu  pembilasan  terlalu panjang,  minced  akan  menyerap  banyak  air  sehingga  akan  mempersulit  proses
pengepresan.  Meskipun  waktu  leaching  bervariasi  tergantung  dengan  kesegaran bahan  baku,  suhu  air  dan  ukuran  partikel  daging  ikan,  tetapi  15  –  20  menit
merupakan waktu yang disarankan untuk industri surimi Toyoda et al. 1992. Pada  umumnya,  gelstrength  akan  meningkat  dengan  peningkatan
frekwensi  pembilasan,  terutama  pada  pencucian  ke  dua,  namun  dengan  2  kali pembilasan  belum  mampu  menghilangkan  bau  dan  memudarkan  warna  daging
ikan dengan sempurna Lee 1986. 2 Kualitas air
Air adalah faktor yang paling penting pada proses leaching. Faktor penting dalam efektivitas proses leaching adalah konsentrasi larutan garam, pH dan suhu.
3 Kekuatan ionkonsentrasi garam anorganik Kekuatan ion pada larutan leaching menyebabkan daging ikan cenderung
mengembang.  Kekuatan  ion  larutan  leaching  yang  lebih  besar  memudahkan pengeluaran  air  dari  daging  ikan.  Oleh  karena  itu,  sangat  sulit  mengeluarkan  air
23
dari  daging  yang  telah  mengembang,  akibatnya  kandungan  air  pada  surimi menjadi  tinggi.  Faktor  penting  yang  terkait  dengan  kualitas  air  pada  industri
surimi  adalah  level  garam  anorganik.  Level  garam  anorganik  yang  tinggi, khususnya  Ca
2+
dan  Mg
2+
akan  mengganggu  kemampuan  pembentukan  gel surimi, yang menyebabkan terjadinya denaturasi actomiosin selama penyimpanan.
4  pH pH  larutan  leaching  berdampak  terhadap  water  retention  selama  proses
leaching  Tokunaga  dan  Nishioka  1988;  Lee  1986  dan  water  binding  properties serta kemampuan pembentukan gel Shimizu et al. 1994. pH produk akhir sangat
tergantung  dari  pH  bahan  baku.  Pembentukan  gel  optimal  pada  daging  ikan berkisar  antara  6,5  –  7,0  sedangkan  pada  kondisi  asam,  protein  miofibril
cenderung tidak stabil Shimizu dan Toyohara 1994. Pada ikan berdaging merah, segera  setelah  ikan  mati  pH  daging  akan  turun  hingga  5,7  –  6,0  sehingga
diperlukan  perlakuan  alkali  natrium  bicarbonat  pada  saat  leaching  untuk mengatur pH daging ikan.
5  Suhu Suhu  pencucian  harus  tetap  dijaga  antara  3  –  10
o
C  untuk  mencegah terjadinya  denaturasi  protein  dan  perkembangbiakan  mikroorganisme.  Selain  itu,
fungsi  protein  akan  menurun  dengan  cepat  bila  terjadi  peningkatan  suhu  dan protein miofibril akan kehilangan kemampuan pembentukan gel.
Pada  awal  dikembangkannya  surimi,  proses  leaching  dilakukan  dengan sistem batch dengan penambahan sejumlah air, kemudian minced fish diaduk dan
dibiarkan  beberapa  saat.  Selanjutnya,  endapan  yang  dihasilkan  disaring.  Proses leaching  dengan  teknologi  modern  menggunakan  sistem  berkelanjutan,  yang
terdiri dari leaching tank dan rotary screen Gambar 5. Leaching tank dilengkapi dengan pengaduk yang secara terus menerus dan secara otomatis berputar selama
proses leaching. Minced fish yang telah dicuci selanjutnya disaring menggunakan rotary  screen  sebelum  menuju  proses  leaching  selanjutnya.  Proses  leaching
dilakukan beberapa kali sesuai yang diperlukan.
24
Gambar 5  Rotary screensieve.
Keuntungan  perlakuan  leaching  adalah  1  melarutkan  protein  larut  air yang  menganggu  pembentukan  gel  sehingga  kemampuan  pembentukan  gel
menjadi  meningkat  2  memperbaiki  warna  dan  penampakan  3  menghilangkan bau  yang  tidak  diinginkan  4  produk  akhir  mempunyai  rasa  tawar  sehingga
memungkinkan  untuk memberikan rasa sesuai yang diinginkan Tan et al. 1988.
2.2.6 Pengepresan