OV: Option Value, yaitu nilai yang diperoleh dari potensi pemanfaatan BV: Bequest Value, yaitu nilai yang diperoleh dari manfaat pelestarian EV: Existence Value, yaitu nilai persepsi keberadaan atau potensi

117 masing dari mangrove diperoleh: a nilai fungsi pemijahan spawning dan pembesaran nursery ikan dan udang sebesar = Rp. 19.14 milyar 50 dari “total fish landings”, sektor perikanan tangkap PDRB; b fungsi pemisahan sequestration Carbon sebesar = Rp. 65.3 milyar; dan c fungsi pencegahan erosi sebesar = Rp. 260.84 milyar. Dari terumbu karang diperoleh: a nilai fungsi produsen organik dan pemisahan Carbon sebesar = Rp. 7.36 milyar; dan b fungsi perlindungan garis pantai = Rp. 22.71 milyar.

c. OV: Option Value, yaitu nilai yang diperoleh dari potensi pemanfaatan

sumberdaya alam dan lingkungan hidup eksisting di masa yang akan datang, umumnya dalam bentuk nilai keanekaragaman hayati. Nilai OV biodiversity baik mangrove maupun terumbu karang = US 15.33ha dari hasi penelitian di atas Chua, 1999, sehingga diperoleh OV mangrove = Rp. 137 970.00 x 3 921 ha = Rp. 541 juta, dan OV terumbu karang = Rp. 137 970.00 x 4 446 ha = Rp. 613 juta.

d. BV: Bequest Value, yaitu nilai yang diperoleh dari manfaat pelestarian

sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dalam hal ini hutan mangrove dan ekosistem terumbu karang yang telah mengalami kerusakan pada posisi tahun 2005. Ekosistem mangrove yang dalam keadaan rusak mempunyai “nilai preservasi” BV: Bequest Value sebesar: 10,600 ha x Rp. 19 972 530.00 = Rp. 211.71 milyar. Sedangkan ekosistem terumbu karang yang dalam keadaan rusak mempunyai “nilai preservasi” BV: Bequest Value sebesar: 12 654 ha x Rp. 21 817 980.00 = Rp. 276.08 milyar.

e. EV: Existence Value, yaitu nilai persepsi keberadaan atau potensi

sumberdaya dan ekosistem, terlepas dari manfaat digunakan atau tidak. EV pada mangrove = Rp. 19 834 560.00 x 3 921 ha = Rp. 77.77 milyar, dan pada terumbu karang = Rp. 21 817 980.00 x 4 446 ha = Rp. 97.00 milyar. Untuk perhitungan IUV dan non-use value OV, BV, dan EV, masing- masing nilai diberi asumsi mengalami peningkatan rata-rata 8 sesuai tingkat inflasi selama kurun waktu 5 tahun terakhir, namun dikurangi masing-masing 118 2.43 dan 2.47 setiap tahun, sesuai dengan rata-rata tingkat penambahan kerusakan ekosistem dimaksud setiap tahun selama kurun waktu 30 tahun terakhir. Teknik valuasi untuk nilai-nilai IUV, yaitu OV, BV, dan EV adalah menggunakan Benefit Transfer Method BTM yang memanfaatkan hasil-hasil dari valuasi sebelumnya. Tabel 15. Analisis TEV Eksisting di wilayah pesisir dan lautan Pulau Bintan, Kabupaten Kepulauan Riau No. ECONOMIC COSTS Dalam Jutaan Rp. No. ECONOMIC BENEFITS Dalam Jutaan Rp. A Program dan Pembangunan Tahun ke 0 A DUV: Direct Use Value Tahun ke 0 1 Perikanan dan Kelautan 5 246 1 Perikanan 38 280 2 Pariwisata dan Telekomunikasi 9 577 2 Industri maritim 444 740 3 Lingkungan Hidup dan Tata Ruang 35 349 3 Wisata bahari 23 120 4 Industri 4 811 4 Angkutan laut 47 260 5 Transportasi dan Pekerjaan Umum 99 782 5 Jasa-jasa penunjang 1 800 6 Perhubungan 9 695 6 Pengeluaran wisatawan 1 889 127 B Nilai Kerusakan Sumberdaya 7 Investasi industri maritim 1 776 325 1 Mangrove 1 080 500 B IUV Indirect Use Value 2 Terumbu karang 1 528 236 1 Fungsi mangrove 345 261 3 Akibat penambangan pasir laut 3 255 522 2 Fungsi terumbu karang 30 068 C NON-USE VALUE C.1 OV Option Value 1 Biodiversity mangrove 541 2 Biodiversity terumbu krg. 613 C.2 BV Bequest Value 1 Pelestarian mangrove 211 709 2 Pelestarian terumbu krg. 276 085 C.3 EV Exsistence Value 1 Keberadaan mangrove 77 771 2 Keberadaan terumbu krg. 97 003 TOTAL ECONOMIC COSTS 6 028 718 TOTAL ECONOMIC BENEFITS 5 259 703 NET BENEFITS - 769 015 CASH FLOW - 769 015 DR r 0.08 DF=SOCC 1.0 NPV - 682 861 EIRR - 0.86 Neg Net BC 0.04 NPV + 0.0 - 102 711 Neg Meski dengan DR r = o EIRR Simulasi Void NPV masih tetap negatif DR = 8 mengambil nilai tengah antara DR untuk soft loan dan commercial loan proyek-proyek pembangunan selama sepuluh tahun terakhir 1995 - 2005 Perhitungan TEV eksisting wilayah pesisir dan lautan tanpa pendekatan konsep pembangunan berkelanjutan yang nyata dituangkan dalam Tabel 15. Analisis valiuasi ekonomi ini menggunakan DR: Discount Rate r sebesar 8. 119 Angka ini didasarkan atas kenyataan bahwa nilai-nilai yang dihitung adalah nilai- nilai eksisting barang dan jasa, keberadaan, preservasi, biodiversity, serta nilai program dan kegiatan yang bukan merupakan nilai proyek. Oleh sebab itu besarnya DR yang diambil dari rata-rata tingkat inflasi di Indonesia, yang menurut Bank Indonesia selama kurun waktu enam tahun terakhir 2000 – 2005 adalah sebesar 8.68 . Hasil perhitungan TEV wilayah dan sumberdaya pesisir dan lautan menunjukkan bahwa kebijakan eksisting Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau, dan apabila kebijakan ini tetap dilaksanakan untuk sepuluh tahun ke depan, maka: 1 Program pembangunan yang berkelanjutan berwawasan lingkungan tidak menampakkan nyata dalam implementasinya, bahkan dari hasil perhitungan menunjukkan degradasi kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara signifikan sejak tahun ke nol 2005 pelaksanaan kebijakan dan program pemanfaatan ruang dan sumberdaya pesisir dan lautan; 2 Net Present Value NPV tahun 2005 bernilai sebesar minus - Rp. 682.86 milyar dan minus - Rp. 737.49 milyar dengan dua formula berbeda; 3 Nilai EIRR Economic Internal Rate of Return hanya bernilai – 0.86 dan nilai Net BC sebesar 0.04; EIRR = IRR untuk non-komersial valuasi; 4 Ringkasan hasil: NPV 0, BC 1, dan EIRR DR, maka kebijakan eksisting pemanfaatan ruang pesisir dan laut tidak layak untuk dilaksanakan; Hasil perhitungan selengkapnya disajikan dalam Lampiran 1.

5.5. Analisis Retrospektif-Prospektif Ex-Post Ф Ex-Ante Kebijakan