Saran 1 Penerapan Konsep “Marine Cadastre”

151 berkaitan langsung dengan sistem tenurial di daratan; Hak-hak yang sesuai di wilayah ini adalah Hak Guna Perairan HGP atau Hak Pemanfaatan Ruang Laut HPRL, kecuali untuk konstruksi pengeboran minyak lepas pantai rigs dan bagan-bagan ikan dapat diberikan dengan Hak Guna Bangunan. Demikian pula pada hak- hak di wilayah ini berlaku ketentuan sepanjang tidak melanggar kepentingan umum dan hak melintas “passage right”; b.3. Lakukan penilaian aset kawasan, yaitu Total Asset Value TAV = Total Real Property Value TRPV + Total Economic Value TEV untuk kebijakan publik maupun kepentingan-kepentingan masyarakat lainnya; b.4. Administrasikan setiap perubahan data fisik dan data yuridis atas hak-hak yang telah didaftarkan; dan b.5. Lakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan hak dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan;

7.2. Saran 1 Penerapan Konsep “Marine Cadastre”

Disarankan agar Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau khususnya, dan Pemerintah pada umumnya dapat segera menerapkan konsep “marine cadastre” dalam kebijakan pemanfaatan ruang pesisir dan laut, karena konsep ini dapat menjadi jalan utama menuju terwujudnya cita-cita pembangunan berkelanjutan, yaitu tujuan EES, yang terdiri dari tujuan-tujuan: a. Ekonomi: untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat secara berkeadilan; b. Ekologi: untuk pemanfaatan ruang dan sumberdaya sesuai dengan daya dukungnya: Lestari, Optimal, dan Seimbang LOS; c. Sosial: untuk keadilan dan kesetia-kawanan sosial dalam pemanfaatan ruang dan sumberdaya pesisir dan laut. 2 Aspek Legal dan Kelembagaan Disarankan agar Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau khususnya, dan Pemerintah pada umumnya, bersama-sama dengan Badan Legislatif dapat segera menyusun dan mengundangkan peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan penyelenggaraan “marine cadastre”. Badan Pertanahan 152 Nasional BPN, Departemen Kelautan dan Perikanan DKP, serta Departemen Dalam Negeri DEPDAGRI berkerjasama dengan Dewan Perwakilan Rakyat DPR segera merumuskan undang-undang tentang pengelolaan wilayah dan sumberdaya pesisir dan laut terpadu, khususnya pengaturan tentang “marine cadastre”. Kelembagaan yang mengelola sistem legaltenurial ruang pesisir dan laut harus segera ditegaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan mandat konstitusi sebagaimana tertuang dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 juncto TAP MPR No. IXMPR2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam juncto Pasal 2 UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan dasar Pokok-Pokok Agraria, juncto: • UU No. 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan; • UU No. 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen; • UU No. 17 Tahun 1974 tentang Pertambangan Minyak Lepas Pantai; • UU No. 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif; • UU No. 17 Tahun 1985 tentang Konvensi Hukum Laut Internasional Rativikasi UNCLOS: United Nations Convention on Law of the Sea; • UU No. 9 Tahun 1990 tentang Pariwisata; • UU No. 21 Tahun 1992 tentang Navigasi; • UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang; • UU No. 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Convention on Biological Diversity Keanekaragaman Hayati; • UU No. 6 Tahun 1996 tentang Pokok-Pokok Perairan Perairan Indonesia; • UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; • UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; • UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan; • UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan • Peraturan Pemerintah PP sebagai pelaksanaan dari UU tersebut di atas; dan • Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional, Maka, sesuai hasil penelitian tentang pendapat responden: 153 a. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia mempunyai kewenangan dalam pengaturan dan penetapan serta pengendalian hak-hak kepemilikan property rights dalam sistem tenurial di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dengan mempertimbangkan kekhasan atau keunikan lokalitas serta kearifan lokal yang sangat beraneka-ragam dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. Departemen Kelautan dan Perikanan serta Pemerintah Daerah dan instansi serta lembaga terkait lainnya mempunyai kewenangan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya resource management secara terintegrasi dalam suatu sistem pengelolaan yang holistik yang berwawasan lingkungan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat dan keberlangsungan sistem kemasyarakatan dan kebangsaaan Indonesia Indonesian sustainable society; 3 Aspek Pemanfaatan Ruang Sebelum penerapan konsep “marine cadastre” dan aspek legal dan kelembagaan dapat diwujudkan, Pemerintah Daerah disarankan untuk menggunakan prinsip-prinsip dalam arahan dan pengembangan perencanaan tata ruang pesisir dan laut yang harus dipegang, yaitu: a. Konservasi dan pembangunan berkelanjutan, yang terdiri dari prinsip-prinsip: pembangunan berkelanjutan, manajemen terpadu, konservasi keanekaragaman biologi, ilmu pengetahuan yang kuat, prinsip keselamatan, keterlibatan pemangku kepentingan, dan prinsip-prinsip pencemar membayar the poluter pays dan pengguna membayar the user pays. b. Pendekatan ekosistem, yang terdiri dari prinsip-prinsip: • menyediakan dan berkerja di dalam suatu rangkaian tujuan ekosistem yang jelas, • pemanfaatan lebih besar dari penilaian lingkungan dan sosial-ekonomi, • penggunaan manajemen strategis yang lebih baik dari aktifitas manusia di lingkungan laut, 154 • pengambilan keputusan dan aksi manajemen yang mempertimbangkan keanekaragaman biologi dan memperteguh arah pembangunan yang berkelanjutan, • memanfaatkan pengetahuan ilmiah dalam proses pengambilan keputusan, • mengembangkan penelitian dan monitoring yang lebih terfokus, dan • melibatkan para lintas pemangku kepentingan secara penuh. c. Integrasi: Diperlukan pemaduan seluruh program dan kepentingan yang ada di sektor kelautan dan daratan untuk dapat menangulangi masalah-masalah yang berkelanjutan. Langkah-langkah menuju integrasi dalam perancanaan tata ruang darat-laut diawali dari komunikasi, kemudian dilanjutkan dengan kerjasama, koordinasi, harmonisasi dan barulah kemudian integrasi. 155 DAFTAR PUSTAKA Adrianto, Luky. 2006. Sinopsis Pengenalan Konsep dan Metodologi Valuasi Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor, Maret. Badudu J.S. dan Sutan Mohammad Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Bappeda – PLLH Universitas Riau. 2000. Survei dan Inventarisasi Potensi Kelautan Kabupaten Kepulauan Riau, Pekanbaru, November. Bappeda – Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Riau. 2002. Kepulauan Riau Dalam Angka 2001.Tanjungpinang, Oktober. Binns, Andrew. 2005 Defining a Mrine Cadastre: Legal and Institutional Aspects, Thesis submitted for the Degree of Masters of Geomatic Engineering, University of Melbourne, Australia. Boer, Mennofatria. 2003. Dasar-Dasar Penarikan Contoh. Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perikanan, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bowen, Robert E. 2003. Socio-Economic Indicators and Integrated Coastal Management. Environmental, Coastal, and Ocean Sciences ECOS, University of Massachusetts, Boston, MA 02125, USA. http:www.elsevier.comlocate ocecoaman [BPMPD]: Badan Penanaman Modan, Promosi Daerah Kabupaten Kepulauan Riau. 2005. Investment Opportunity in Riau Archipelago Regency Indonesia. Tanjungpinang. [BPN]: Badan Pertanahan Nasional, LPPM: Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat-ITB: Institut Teknologi Bandung. 2003. Laporan Akhir Studi Kadaster Kelautan. Bandung, 1 Desember. [BP4K – DKP]: Bagian Proyek Pengelolaan dan Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil. 2002. Penyusunan Model Pengembangan Pulau-Pulau Kecil di Wilayah Perbatasan Kepulauan Riau. PT Arplan Geo Encon, Jakarta, September. Budiharsono, Sugeng. 2001. Analisis Prioritas, Alokasi Anggaran, Monitoring, dan Evaluasi Proyek Pembangunan. Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Ngeri, Sekretariat Jenderal, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Burke, Lauretta, Liz Selig and Mark Spalding. 2002. Reef at Risk in Southeast Asia, UNEP-WCMC, Canbridge, U.K. Canning, Robert and Paul Gilliland. 2003. The Elements of Marine Spatial Planning: Key Drivers and Obligations. Makalah dalam “Spatial Planning in the Coastal and Marine Environment: Next Steps to Action” A CoasNET Conference, 1 October 2003, SOAS, University of London, UK. 156 Chua, Thia-Eng. 1999. Total Economic Valuation: Coartal and Marine Resources in the Straits of Malacca, GEFUNDPIMO, Quezon City, Philippines. Cicin-Sain, Biliana and Robert W. Knecht. 1998. Integrated Coastal and Ocean Management, Concepts and Practices. Island Press, Washington DC. Clark, John R. 1992. Integrated Management of Coastal Zones. FAO, Rome. Clark, John R. 1995. Coastal Zone Management Handbook. Lewis Publishers. Boca Raton, Florida. Cockburn, Sara and Susan Nichols. 2002. Effects of the Law on the Marine Cadastre: Title, Administration, Jurisdiction, and Canadas Outer Limit. Paper presented at FIG XXII International Congress, Washington, D.C. USA, April 19-26. Cockburn, Sara, Susan Nichols and Dave Monahan. 2003. UNCLOs Potential Influence on a Marine Cadastre: Depth, Breadth, and Souvereign Rights. The University of New Brunswick, Fredericton, Canada. Collier, P.A. 2002. Marine Cadastre Concept Diagram. The University of Melbourne, Australia. http:www.geom.unimelb.edu.aumaritime. Collier, P.A., F.J. Leahly and I.P. Williamson. 2002. Defining a Marine Cadastre for Australia. Department of Geomatics, University of Melbourne, Australia. Dahuri, Rokhmin, Jacub Rais, Sapta Putra Ginting dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta, Pradnya Paramita, Jakarta. Dahuri, Rokhmin. 2005. Kelautan: Potensi Memakmurkan Rakyat. KOMPAS, Senin, 20 Juni 2005: hal. 15. Dale, Peter F., and John D. McLaughlin. 1988. Land Information Management. New York, USA, Oxford University Press. Departemen Kelautan dan Perikanan. 2002. Program Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Department of Survey and Mapping Malaysia. 2001. Report to Permanent Committee on GIS Infrastructure for Asia and the Pacific Executive on Meeting of Working Group 3 Cadastre. 11-12 September 2001, Penang, Malaysia. Dixon, John A., Maynard M. Hufschmidt. 1986. Economic Valuation Techniques for the Environment: A Case Study Workbook. The John Hopkins University Press, Baltimore and London. [DJP3K]: Direktorat Jendral Pesisir dan Pulau-pulau Kecil – [DKP]: Departemen Kelautan dan Perikanan. 2001. Naskah Akademis Rancangan Undang Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir. November 2001, Jakarta. [DJP3K – DKP]: Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil - Departemen Kelautan dan Perikanan. 2005. http:www.dkp.go.id. 157 Dunn, William M. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Samodra Wibawa, Diah Asitadani, Agus Heruanto Hadna, dan Erwan Agus Purwanto penerj., Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. [FIG]: Federation Internationale des Geometres: International Federation of Surveyors. 1995. The FIG Statement on the Cadastre. Publication No. 11, 1995, Canberra, Australia, Australian Government Publishing Service. Giupponi, C. 2001. From the DPSIR Reporting Framework to a System for a Dynamic and Integrated Decision Making Process. Paper presented at the MULINO Conference on “European Policy and Tools for Sustainable Water Management”, 21-23 November, Venice, Italy. Hardin, Garret. 1968. The Tragedy of the Commons, Science 162 3859: 1242- 1248 Haslett, Simon K. 2000. Coastal Systems. Routledge Taylor Francis Group, London. Hoogsteden, C.C. and W.A. Robertson. 1999. Strategic Issues in Building an Onland – Offshore Cadastre: Re-engineering New Zealand’s Cadastre. GIM International. Imran, Zulhamsyah. 2005. Rehabilitasi Mangrove Pantai Timur Aceh Pasca Tsunami. Warta Pesisir, Edisi No. 02Th. 2005; hal. 3-7 Kay, Robert and Jackie Alder. 1999. Coastal Planning and Management. Routiedge, New York. Kronvang, Brian, Soren E. Larsen, Jens P. Jensen and Hans Estrup Andersen, Kristi Granlund. 2005. Trend Analysis, Retention, and Source Apportionment. EUROHARP Report No. 13-2005, Catchment Report: Eurajoki, Finland. NIVA Report SNO 5004-2005, Oslo, Norway. http:www.euroharp.org. Kusumastanto, Tridoyo. 2001. Peran Tata Ruang Maritim Dalam Perumusan Konsep Pembangunan Nasional. Makalah disampaikan pada MUNAS IV HIMITEKINDO, Bogor 24 – 25 Juli. Kusumastanto, Tridoyo. 2002. Indonesia Ocean Outlook 2004 Laut Masa Depan Bangsa. PKSPL-IPB. Kusumastanto, Tridoyo 2003.a. Ocean Policy Dalam Membangun Negeri Bahari di Era Otonomi Daerah. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kusumastanto, Tridoyo 2003.b. SEI 743: Analisis Manfaat Biaya Proyek-proyek Sumberdaya Pesisir dan Lautan, PK-SPL IPB. Larsson, Gerhard. 1991. Land Registration and Cadastral System: Tools for Land Administration and Management. Longman Group U.K. Limited, Essex, England. 158 Marseli-Libelli, Stefano, Francesco Betti and Susanna Cavalieri. 2003. Introducing River Modelling in the Implementation of the DPSIR Scheme of the Water Framework Directive. University of Florence, Italy. Mattjik, Ahmad Ansori dan I Made Sumertajaya. 2002. Perancangan Percobaan: Dengan Aplikasi SAS dan Minitab, IPB Press, Bogor. Nichols, Sue, David Monahan and Michael Sutherland. 2000. Good Governance of Canada’s Offshore and Coastal Zone: Towards an Understanding of the Marine Boundary Issues. Geomatica, Vol. 54, No. 4. Nichols, Sue. 1989. Water Boundaries – Coastal. Survey Law in Canada:

Chapter 5, Carswell, p. 167-220.

Nichols, Sue and David Monahan. 1999. Fuzzy Boundaries in a Sea of Uncertainty: Canada’s Offshore Boundaries. Dalam The Coastal Cadastre – Onland, Offshore – Proceedings of the New Zealand Institute of Surveyors Annual Meeting’. Bay of Islands, New Zealand, October 9-15. Nichols, Sue, David Monahan and Michael Sutherland. 2000. Good Governance of Canada’s Offshore and Coastal Zone: Towards an Understanding of the Marine Boundary Issues. Geomatica, Vol. 54, No. 4. Ng’ang’a, Sam, Michael Sutherland, Sara Cockburn and Sue Nichols. 2000. Toward a 3D Marine Cadastre in Support of Good Governance. Department of Geodesy and Geomatic Engineering, University of New Brunswick, Fredericton, Canada. Nikijuluw. Victor P.H. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan. PT Pustaka Cidesindo, Jakarta. Ng’ang’a, Sam, Michael Sutherland, Sara Cockburn and Sue Nichols. 2000. Toward a 3D Marine Cadastre in Support of Good Governance. Department of Geodesy and Geomatic Engineering, University of New Brunswick, Fredericton, Canada. [OPDM]: Office of the Deputy Prime Minister, The Royal United Kingdom. An Overview of Multi-Criteria Analysis Techniques. http:www.odpm.goc.uk. Patji, Abdul Rachman dan Basri Salipi. 1995. Hak Ulayat Laut Masyarakat Maritim Desa Ratatotok Dua, Kecamatan Belang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Jakarta, PMB-LIPI No. 831995. [PCGIAP–FIG]: Permanent Committee on GIS Infrastructures in Asia-Pacific – Federation Internationale des Geometres, the 7 th Meeting, 2001. Resolution 6 on Marine Cadastre, Tsukuba, Japan, 24-27 April. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau. 2003. Rencana Stratejik Daerah Kabupaten Kepulauan Riau 2002 – 2006. Bappeda Kabupaten Kepulauan Riau, Tanjungpinang, Agustus. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau. 2005a. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kelautan Kabupaten Kepulauan Riau 2006 – 2015: Laporan Rencana, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Riau, Tanjungpinang, Juli. 159 Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau. 2005b. Penyusunan Rencana Tata Ruang Kelautan Kabupaten Kepulauan Riau 2006 – 2015: Laporan Kompilasi Data, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Riau, Tanjungpinang, Desember. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau. 2005c, “Kompilasi Data Potensi Ekonomi Rakyat Kabupaten Kepulauan Riau”, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Riau, Tanjungpinang, Desember. Pemerintah Kota Tanjungpinang. 2005. Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tanjungpinang 2005 – 2015: Buku Rencana, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Tanjungpinang. Picollo, Andre, G. Albertelli, S. Bava, D. Verardi and S. Coppo. 2003. The Role of Geographic Information System GIS and of DPSIR Model in Ligurian Coastal Zone Management. University of Genova, Italy. [PPPM-PLH DKP]: Proyek Peningkatan Peranan Masyarakat Dalam Pengelolan Lingkungan Hidup – Departemen Kelautan dan Perikanan. 2001. Penyusunan Model Perencanaan di Zona Penyangga dan Pemanfaatan Kawasan Sumberdaya Pesisir Terumbu Karang, Mangrove, Pantai Yang Berbasis Masyarakat di Bintan – Riau. PT. Catur Bina Guna Persada, Jakarta. Rais, Jacub. 2002. “Marine Cadastre” di Indonesia, Suatu Konsep Penataan Wilayah Laut. Makalah pada Seminar Sehari tentang Marine Cadastre, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Rais, Jacub. 2002.a. Memperkenalkan Konsep Kadaster Laut di Indonesia. Prosiding FIT-ISI 2002, Yogyakarta, 2 – 3 Oktober. Rais, Jacub. 2002b. Evolusi Pesisir Coastal Evolution. SPL 741. Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu. Institut Pertanian Bogor, Bogor Handout materi kuliah. Rais, Jacub. 2003. Pedoman Penentuan Batas Wilayah Laut Kewenangan Daerah Menurut UU No. 22 Tahun 1999. Coastal Resource Center, University of Rhode Island, Narragansett, Rhode Island, USA, printed by Proyek Pesisir in Jakarta. Rais, Jacub, Budi Sulistyo, Son Diamar, Tiene Gunawan, Monique Sumampow, Tjoek Azis Soeprapto, Idwan Suhardi, Asep Karsidi dan M. Sigit Widodo. 2004. Menata Ruang Laut. PT Pradnya Paramita, Jakarta. Rais, Jacub dan J.P. Tamtomo. 2005. Blok Ambalat: Opini Publik Yang “Misleading”? “Make Marine Cadastre Not War”. KOMPAS, Senin 11 April: hal. 48. Ruddle, Kenneth. 1992. Administration and Conflict Management in Japanese Coastal Fisheries. FAO-UN, Rome, Italy. 160 Saaty, Thomas L. 1986. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks, IPPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo, 1991, Jakarta, Penrj. Liana Setiono dari judul asli: “Decision Making for Leaders: The Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World”, University of Pittsburgh, Pitsburgh, PA, USA. Sanim, Bunasor. 2003. Keterkaitan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Pembangunan Ekonomi dan Manajemen Lingkungan. SEP-780. Materi Kuliah Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Kelas Khusus Program Studi Ekonomi Pertanian PS-EPN Institut Pertanian Bogor. Skibicki, Andrew J. 1995. Preliminary Boundary Analysis of the Greater Pukaskwa National Park Ecosystem Using the ABC Resource Survey Approach. Occasional Paper No. 6, Department of Canadian Heritage, Parks Canada, Nationa Parks. Sumardjono, Maria S.W. 2003. Penyempurnaan UUPA dan Sinkronisasi Kebijakan. KOMPAS, 24 September. Supranto, J. 2001. Statistik: Teori dan Aplikasi, Jilid 2 Edisi Ke-enam, Penerbit Erlangga, Jakarta. Marseli-Libelli, Stefano, Francesco Betti, Susanna Cavalieri. 2003. Introducing River Modelling in the Implementation of the DPSIR Scheme of the Water Framework Directive. University of Florence, Italy. Picollo, Andre, G. Albertelli, S. Bava, D. Verardi and S. Coppo. 2003. The Role of Geographic Information System GIS and of DPSIR Model in Ligurian Coastal Zone Management. University of Genova, Italy. Ruddle, Kenneth. 1992. Administration and Conflict Management in Japanese Coastal Fisheries. FAO-UN, Rome, Italy. Program Studi Ekonomi Pertanian PS-EPN Institut Pertanian Bogor. Soebroto, Sahono, Sunardi dan Wahyono. 1983. Konvensi PBB Tentang Hukum Laut. Penerbit Suya Indah, Jakarta. Springate-Bagiski, Oliver and John Soussan. 2001. A Methodology for Policy Analysis: Livelihood-Policy Relations in South Asia. Working Paper 9. DFID-MRAG-iied-ODG-LIFE-ES. Tamtomo, Johanes P. 2004. The Needs for Building Concept and Authorizing Implementation of Marine Cadastre in Indonesia. 3 rd FIG Federation Internationale des Geometres Regional Conference, Jakarta, Indonesia, October 4-6. Tamtomo, Johanes P. 2006. Rights, Restrictions, and Responsibilities on the Use of Coastal and Sea Space Within a Marine Cadastre Perspectives”, Coastal Zone Asia Pacific CZAP Conference 2006, 29 August – 2 September, Batam. 161 Tamtomo, Johanes P. 2006. A Method to Assess the Financial Value of the Sea Parcel and the Economy of Coastal and Marine Areas Within a Marine Cadastre Framework, FIG XXIII Congress and XXIX General Assembly, Munich, Germany, 8 – 13 October. Tim Penyusun Pedoman Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. 2001. Pedoman Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah, IPB Press, Bogor. Turner, R. Kerry, W. Neil Adger and Irene Lorenzoni. 1998. Towards Integrated Modelling and Analysis in Coastal Zones: Principles and Practices. LOICZ Reports Studies No. 11. LOICZ International Project Office, Netherlands Institute for Sea Research, Texel, Netherlands. University of Melbourne. 2000. The Concept Diagram of a Marine Cadastre. Melbourne, Australia. University of New Brunswick. Fredericton. 2003. Report on the Outcomes of the UNB-FIG Meeting on Marine Cadastre Issues. Canada. [U.S. DOI]: United States Department of Interior – MMS: Mineral Management Service. 2004. Implementation Plan for a Multipurpose Marine Cadastre. http:www.mms.gov [U.S. DOC]: United States Department of Communication – NOOA: National Oceanic and Atsmospheric Administration. 2002. U.S. Marine Cadastre. http:www.csc.noaa. govmbwghtmcadastre.htm Vàzquez, J. Feàs. 2003. A Methodology for Policy Analysis in Water Resources Management. FEEM Fondazione Eni Enrico Mattei, Venice, Italy. WALHI Riau. 2004. Blunder berikut dari pengelolaan sumberdaya alam yang serakah. http:www.walhi.org.id Wallis, David A. 2005. History of Angle Measurement. Proceeding FIG Working Week 2005 and the 8 th GSDI, Cairo, April 16-21 Webster’s New World College Dictionary. 1997, Neufeldt, Victoria ed., A Simon Schuster, Inc., New York. 16 2 Lampiran 1: Perhitungan Analisis Valuasi Ekonomi EKSISTING Wilayah dan Sumber Daya Pesisir dan Kelautan Pulau Bintan, Kabupaten Kepulauan Riau Implikasi Kebijakan Saat Ini SOCC = 8 Dalam Jutaan Rupiah Diambil dari angka rata-rata inflasitahun Bank Indonesia 2000-2005 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 A. ECONOMIC COSTS

1. PROGRAM DAN PEMBANGUNAN