6. DESAIN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG DENGAN KONSEP “MARINE CADASTRE”
6.1. Faktor-faktor Dominan dan Indikator-Indikator Penting
Faktor-faktor dominan dalam penyelenggaraan suatu “marine cadastre” sebagaimana telah diuraikan dan dianalisis dalam bab-bab sebelum ini, dapat
diformulasikan lebih lanjut sebagai berikut lihat pula Gambar 36: a Adanya konsep dasar filosofis
Telah dipahaminya konsep “the boundary of tenure” melalui konsep penataan ruang pesisir dan laut. Faktor ini berkaitan dengan dipahaminya ruang dan
sumberdaya pesisir dan laut sebagai warisan umat manusia yang harus dijaga dan dipelihara, dan oleh karena itu perlu adanya batasan-batasan restrictions
pemanfaatannya, termasuk batas-batas boundaries wilayah, persil, atau zona pemanfaatannya.
b Adanya kedaulatan negara dan sistem kepemilikan Telah diketahuinya batas laut teritorial Republik Indonesia dengan negara-
negara Singapura dan Malaysia. Faktor ini berkenaan dengan wilayah “marine cadastre”, yaitu berlaku di wilayah kedaulatan laut teritorial suatu
negara, yang mana di dalamnya berlaku atau diakuinya pula sistem penguasaan tenureships atas ruang dan sumberdaya pesisir dan laut;
c Adanya tuntutan dan kebutuhan Telah dipahaminya serta dirasakannya secara nyata kondisi geografis, potensi
sumberdaya alam dan potensi ekonomi pesisir dan kelautan yang dominan. Faktor ini berkaitan dengan adanya tuntutan dan kebutuhan perlunya
penyelenggaraan suatu sistem “marine cadastre”, yang didorong oleh: • kondisi faktor-faktor geografis wilayah yang didominasi oleh bentangan
alam pesisir, gugusan pulau-pulau kecil, dan laut; • kondisi potensi sumberdaya pesisir dan lautan;
• kondisi potensi ekonomi pesisir dan lautan;
20 40
60 80
100
PERSIL LAUT 3R
SISTEM TENURIAL
TUNTUTAN KEBUTUHAN
SETUJU TIDAK SETUJU
ABSTEIN
Gambar 36. Grafik balok pendapat responden atas faktor-faktor dominan perlunya kebijakan pemanfaatan ruang
dengan “marine cadastre”
Berkaitan dengan faktor-faktor dominan sebagaimana telah diuraikan di atas, maka indikator-indikator penting dalam penyelenggaraan suatu “marine cadastre”
adalah sebagai berikut periksa Gambar 37: a tersedianya kerangka hukum dan kelembagaan, yaitu peraturan perundang-
undangan yang mengaturnya serta lembaga-lembaga yang melaksanakannya, yang meliputi pula:
• sosialisasi dan upaya-upaya pemahamannya secara terbuka transparan dan mendasar;
• kejelasan tentang macam-macam hak atas ruang dan penggunaan wilayah pesisir dan laut;
• kejelasan tentang batasan dan kewajiban dalam setiap pelaksanaan hak-hak dimaksud bentuk penguasaan dan pemanfaatan ruang dan sumberdaya di
wilayah pesisir dan laut, termasuk bentuk-bentuk sanksi bagi setiap pelanggaran yang terjadi;
• kejelasan tentang siapa yang melakukan apa dan siapa yang bertanggungjawab apa, yaitu kejelasan tentang instansi-instansi
Pemerintah dan Daerah yang menyelenggarakan “marine cadastre”; b tersedianya perencanaan tata ruang wilayah darat dan laut yang dilakukan
secara terpadu dengan mengarah kepada tujuan EES Ekonomi, Ekologi, dan Sosial;
c tersedianya infrastruktur data spasial yang komprehensif di mana setiap kepentingan di wilayah pesisir dan laut dapat:
• dipetakan, yaitu melalui kejelasan dan kesepakatan dalam sistem koordinat dan proyeksi peta serta datum yang digunakan, termasuk skala peta dan
simbol-simbol kartografi yang digunakan;
Gambar 37. Faktor dominan dan indikator penting kebijakan pemanfaatan ruang
dengan “Marine Cadastre” dalam hubungannya dengan tiga tujuan pembangunan berkelanjutan EES: Economical objectives,
Ecological objectives, Social objectives
• diadministrasikan, yaitu sistem pendaftaran hak yang digunakan, • dinilai, dan
• PENILAIAN LINGKUNGAN
• VALUASI • INTERNALISASI
• DISTRIBUSI PENDAPATAN
• LAPANGAN KERJA
• BANTUAN NYATA
TUJUAN EKONOMI EFISIENSI
PERTUMBUHAN
TUJUAN EKOLOGI KELESTARIAN
SUMBERDAYA ALAM TUJUAN SOSIAL
KEMAKMURAN KESETARAAN
KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG
DENGAN “MARINE CADASTRE”
• PARTISIPASI • KONSULTASI
• KEMAJEMUKAN
PEMECAHAN MASALAH Apa solusi masalahnya?
Kinerja Kebijakan
Masa Depan Kebijakan
Hasil Kebijakan
Aksi Kebijakan
Masalah Kebijakan
Evaluasi Prediksi
Pemantauan
Rekomendasi Perumusan
Masalah Perumusan
Masalah P
er u
m u
san M
asal ah
Pe ru
m u
sa n
M asal
ah
RETROSPEKTIF Ex Post: Apa yang telah terjadi dan
perbedaan apa yang dihasilkan PROSPEKTIF Ex Ante:
Apa yang akan terjadi dan apa yang harus dilakukan solusi
KERANGKA HUKUM KELEMBAGAAN
ANALISIS KEBIJAKAN INFRASTRUKTUR DATA STASIAL
INDIKA TOR PE
NT ING
FAK T
OR DOMI NAN
KONSEP DASAR FILSOFIS: “HERITAGE OF MANKIND” Æ 3R
TUNTUTAN KEBUTUHAN KEDAULATAH NEGARA
SISTEM TENURIAL
• dikelola dengan baik; d tersedianya mekanisme analisis kebijakan publik, mulai dari monitoring,
evaluasi, pengungkapan masalah kebijakan, peramalan kebijakan, dan rekomendasi kebijakan.
6.2. Desain Kebijakan Pemanfaatan Ruang Dengan “Marine Cadastre”