skripsi.  Atas  dasar  telah  dilakukanya  pemeriksaan  tersebut,  penulis  yakin  bahwa judul  yang  diangkat  beserta  pembahasanya  belum  pernah  ada  penulisannya  pada
Bagian  Departemen  Hukum  Ekonomi  khususnya  dan  Fakultas  Hukum  USU,  jika ada tentunya berbeda dengan skripsi ini karena tempat penelitiannya yang berbeda,
sehingga penulisan
yang dituangkan
penulis didalam
ini dapat
dipertanggungjawabkan.
E. Tinjauan Kepustakaan.
Perjanjian  sebagaimana  diatur  dalam  Pasal  1313  KUH  Perdata,  bahwa Perjanjian  atau  Persetujuan  adalah  suatu  perbuatan  dengan  mana  satu  orang  atau
lebih  mengikatkan  dirinya  terhadap  satu  orang  atau  lebih  lainya.  Dengan  adanya pengertian  perjanjian  seperti  ditentukan  diatas,  bisa  diambil  kesimpulan  bahwa
kedudukan antara pihak yang mengadakan perjanjian adalah sama dan seimbang. Perjanjian  Kerja  terletak  dalam  Bab  IX  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun
2003  tentang  Hubungan  Kerja,  kemudian  mengenai  Peraturan  Perusahaan  dan Perjanjian Kerja Bersama diatur dalam Bab XI Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003  tentang  Hubungan  Industrial.  Ada  2  dua  perjanjian  yang  mirip  dengan perjanjian  kerja,  yaitu  perjanjian  yang  menunaikan  jasa  diatur  dalam  Pasal  1601
KUH  Perdata  dan  perjanjian  pemborongan  diatur  dalam  Pasal  1601b,1604  s.d. 1616 KUH Perdata. Dan perjanjian pemborongan serta jasa diatur secara sistematik
di dalam Bab 7A Buku III KUH Perdata. Perjanjian  kerja  dibuat  atas  dasar:  a  kesepakatan  kedua  belah  pihak,  b
kemampuan  atau  kecakapan  melakukan  perbuatan  hukum,  c  adanya  pekerjaan yang diperjanjikan, dan d pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan
ketertiban  umum,  kesusilaan,  dan  peraturan  perundang-undangan  yang  berlaku. Perjanjian kerja yang dibuat oleh pihak yang bertentangan dengan kemampuan dan
kecakapan para pihaknya yang membuatnya, perjanjian itu dapat dibatalkan.
12
Outsourcing adalah  proses  memindahkan  pekerjaan  dan  layanan  yang
sebelumnya  dilakukan  didalam  perusahaan  kepada  pihak  ketiga.  Jumlah,  luas  dan bentuk  pekerjaan  yang  di-outsource  berkembang  sangat  cepat,  tidak  hanya
pekerjaan tipikal pabrik tetapi juga pekerjaan yang lebih canggih, seperti  technical service,  engineering
bahkan  financial  analysis  dan  payroll.  Outsourcing  adalah usaha  untuk  mendapatkan  tenaga  ahli  serta  mengurangai  beban  dan  biaya
perusahaan  dalam  meningkatkan  kinerja  perusahaan  agar  dapat  terus  kompetitif dalam  menghadapi  perkembangan  ekonomi  dan  teknologi  global  dengan
menyerahkan kegiatan perusahaan pada pihak lain yang tertuang dalam kontrak.
13
Alasan utama outsourcing adalah: 1.
Meningkatkan  fokus  bisnis,  karena  telah  melimpahkan  sebagian opersionalnya kepada pihak lain
2. Membagi  resiko  operasional.  Outsourcing  membuat  resiko  operasional
perusahaan bias terbagi kepada pihak lain. 3.
Sumber daya perusahaan yang ada bias dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lain.
4. Mengurangi biaya karena dana yang sebelumnya digunakan untuk investasi
biasa digunakan sebagai biaya operasinal.
12
Syamsuddin. Mohd Syaufii, Perjanjian-Perjanjian Dalam Hubungan Industrial, Jakarta : Sarana Bhakti Persada,  2005  hal .7.
13
Tunggal. Imam Sjahputral, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan, Jakarta : Harvarindo, 2009  hal. 307.
5. Mempekerjakan sumber daya manusia SDM  yang berkompetensi karena
tenaga  kerja  yang  disediakan  oleh  perusahaan  outsourcing  adalah  tenaga yang sudah terlatih dan kompeten di bidangnya.
6. Mekanisme kontrol menjadi lebih baik.
14
Menurut  Iman  Soepomo,  tujuan  atau  hakekat  hukum  ketenagakerjaan hukum  perburuhan   adalah  untuk  melindungi  pihak  yang  lemah,  biasanya  buruh,
dengan cara menempatkanya pada kedudukan yang layak pada kemanusiaan.
15
Menurut Manulang, ada 2 dua tujuan Hukum Ketenagakerjaan, antara lain.
16
: a.
Untuk  mencapai  atau  melaksanakan  keadilan  sosial  dalam  bidang ketenagakerjaan ; dan
b. Untuk melindungi tenaga kerja terhadap kekuasaan yang tidak terbatas
dari pengusaha. Butir  a  lebih  menunjukkan  bahwa  hukum  ketenagakerjaan  harus  menjaga
ketertiban,  keamanan,  dan  keadilan  bagi  pihak-pihak  yang  terkait  dalam proses produksi, untuk dapat mencapai ketenagan bekerja dan kelangsungan
berusaha.  Sedangkan  butir  b  dilatarbelakangi  adanya  pengalaman  selama ini yang seringkali berujung pada tindakan sewenang-wenangan pengusaha
terhadap  pekerjaburuh.  Untuk  itu  diperlukan  suatu  perlindungan  hukum secara komprehensif dan konkret dari pemerintah.
17
14
Ibid, hal. 315.
15
Iman Soepomo, Op.cit. hal. 9.
16
Sendjun H. Manulang, Op.cit. hal. 2.
17
Abdul  Khakim,  Pengantar  Hukum  Ketenagakerjaan  Indonesia,  Bandung  :PT.  Citra Aditya Bakti, 2003  hal. 7.
Jenis perjanjian kerja dapat dibedakan atas lamanya waktu yang disepakati dalam  perjanjian  kerja,  yaitu  dapat  dibagi  menjadi  perjanjian  kerja  waktu tertentu
PKWT dan perjanjian kerja waktu tidak tertentu PKWTT. a.
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT Pada  dasarnya  perjanjian  kerja  untuk  waktu  tertentu  PKWT  diatur  untuk
memberikan perlindungan bagi tenaga kerja, dengan dasar pertimbangan agar tidak terjadi tidak terjadi dimana pengangkatan kerja dilakukan melalui perjanjian dalam
bentuk perjanjian kerja waktu tertentu PKWT untuk pekerja yang sifatnya terus- menerus atau merupakan pekerjaan tetappermanen suatu badan usaha.
Perlindungan  pekerjaburuh  melalui  pengaturan  perjanjian  kerja  waktu tertentu  PKWT  ini  adalah  untuk  memberikan  kepastian  bagi  mereka  yang
melakukan  pekerjaan  yang  sifatnya  terus-menerus  tidak  akan  dibatasi  waktu perjanjian  kerjanya.  Sedangkan  untuk  pengusaha  yang  menggunakan  melalui
pengaturan  perjanjian  kerja  waktu  tertentu  ini  PKWT,  pengusaha  diberikan kesempatan  menerapakanya  untuk  pekerjaan  yang  sifatnya  terbatas  waktu
pengerjaanya, sehingga pengusaha juga dapat terhindar dari kewajiban mengangkat pekerjaburuh tetap untuk pekerjaan yang terbatas waktunya.
18
Perjanjian kerja waktu tertentu PKWT sebagaimana diatur dalam Pasal 56 ayat  2  Undang-undang  Nomor  13  tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan  hanya
didasarkan  atas  jangka  waktu  atau  selesainya  suatu  pekerjaan  tertentu  dan  tidak dapat  diadakan  untuk  pekerjaan  yang  bersifat  tetap.  Selain  itu  perjanjian  kerja
untuk  waktu  tertentu  hanya  dapat  dibuat  untuk  pekerjaan  tertentu  yang  menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaanya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu:
18
Suwarto, Hubungan Industrial Dalam Praktek, Cet.1, Jakarta : Penerbit Asosiasi Hubungan Industrial IndonesiaAHII , 2004  hal. 42.
1 Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya
2 Pekerjaan yang diperkirakan penyelesainya dalam waktu yang tidak terlalu
lama dan paling lama 3 tiga tahun 3
Pekerjaan yang bersifat musiman; atau 4
Pekerjaan  yang  berhubungan  dengan  produk  baru,  kegiatan  baru  atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
b. Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu PKWTT
Sedangkan  untuk  perjanjian  kerja  untuk  waktu  tidak  tertentu  PKWTT dapat  mensyaratkan  masa  percobaan  kerja  paling  lama  3tiga  bulan,  dan  dimasa
percobaan  ini  pengusaha  dilarang  membayar  upah  dibawah  upah  minimum  yang berlaku.
Apabila  masa  percobaan  telah  dilewati,  maka  pekeraburuh  langsung menjadi berstatus pekerja tetap. Dengan status tersebut pekerjaburuh memiliki hak
sebagaimana  diatur  dalam  Peraturan  perundang-undangan  atau  perjanjian  kerja bersama.
19
Sumber Hukum outsourcing alih daya, yaitu: a.
Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945. b.
Kitab  Undang-Undang  Hukum  Perdata  diatur  dalam  Pasal  1601  KUH Perdata  dan  perjanjian  pemborongan  diatur  dalam  Pasal  1601b,1604  s.d.
1616 KUH Perdata. c.
Undang-Undang  Ketenagakerjaan  Nomor  13  tahun  2003  tentang ketenagakerjaan diatur dalam Pasal 64, 65, dan 66.
19
Ibid, hal.50.
d. Peraturan  Menteri  Tenaga  Kerja  Dan  Transmigrasi  Permenakertrans  RI
No.:  KEP-101MENVI2004  tentang  Tata  Cara  Perizinan  Perusahaan Penyedia Jasa PekerjaBuruh.
e. Keputusan  Menteri  Tenaga  kerja  dan  Transmigrasi  RI  No.  :
KEP.220MENX2004  tentang  Syarat-syarat  Penyerahan  Sebagian Pelaksanaan pekerjaan Kepada Perusahaan Lain.
f. Inpres No. 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Iklim Investasi.
g. Peraturan  Menteri  Tenga  Kerja  Dan  Transmigrasi  Republik  Indonesia
Nomor  19  Tahun  2012  tentang  Syarat-syarat  Penyerahan  Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan lain.
h. Surat  Edaran  No.  B.31PHIJKSI2012  tentang  pelaksanaan  putusan
Mahkamah  Konstitusi  No.27PUU-IX2011.  Mahkamah  Konstitusi memutuskan setiap pekerja outsourcing harus mendapatkan hak yang sama
dengan  pekerja  non  outsourcing.  Selain  itu  perusahaan  outsourcing  harus memperhitungkan  masa  kerja  yang  ada  sebagai  acuan  untuk  menentukan
upah  dan  hak-hak  lainya  di  perusahaan  outsourcing  yang  bersangkutan, termasuk terjadi pengalihan kepada perusahaan penerima pekerjaan lain.
PT.Indonesia Asahan Aluminium Persero, terdiri dari:
20
1 Pembangkit  Listrik  Tenaga  Air  PLTA  yang  terletak  disungai  asahan  di
Paritohan, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir. PLTA PT.INALUM Persero yang terletak disepanjang Sungai Asahan terdiri
dari:
20
PT.Indonesia Asahana Aluminium, Buku Pintar Inalum , 2009  hal. 1.
2 Bendungan  Pengatur  Regulating  Dam  ,  yang  terletak  di  Siruar,  lebih
kurang  14,6  km  dari  Danau  Toba.  Bendungan  ini  berfungsi  untuk menyediakan  persedian  air  yang  didalam  danau  dan  mengatur  air  keluar
dari Danau Toba ke sungai Asahan. Tipe bendungan ini adalah beton massa dengan ketinggian 39 m, panjang 71m.
3 Bendungan Penadah Air Siguragura Siguragura Intake Dam, yang terletak
di Simorea, lebih kurang 9 km dihilir bendungan pengatur. Tipe bendungan ini adalah beton masa dengan ketinggian 46 m, panjang 173 m. Bendungan
ini  berfungsi  untuk  mengatur  pasokan  air  ke  stasiun  pembangkit  listrik Siguragura  Siguragura  Power  Station, yang  berada  200  m  didalam  perut
bumi dengan 4 unit generator. Total kapasitas tetap dari keempat generator tersebut  adalah  203  MW.  Pembangkit  Siguragura  ini  merupakan  PLTA
bawah tanah pertama di Indonesia. 4
Bendungan  Penadah  Air  Tangga  Tangga  Intake  Dam,  yang  terletak  di Tangga, lebih kurang 8 km dihilir bendungan Siguragura atau 500 m dihulu
air terjun Tangga. Bendungan ini berfungsi untuk mengatur pasokan air ke PLTA  Tangga.  Tipe  bendungan  ini  adalah  beton  masa  berbentuk  busur
pertama  di  Indonesia.  PLTA  Tangga  yang  berada  lebih  kurang  1,7  km  di hilir  bendungan  Tangga  berada  diatas  permukaan  tanah  dan  memiliki  4
generator. Total kapasitas tetap PLTA Tangga ini adalah 223 MW.
21
Kemudian  tenaga  listrik  yang  dihasilkan  stasiun  pembangkit  listrik Siguragura  dan  Tangga  disalurkan  melalui  jaringan  sepanjang  120  km  dengan
jumlah menara 271 buah dan tegangan 275  KV ke  Kuala Tanjung. Melalui gardu
21
Buku Pintar Inalum, Op. cit.
induk Kuala Tanjung tegangannya diturunkan menjadi 33 KV untuk didistribusikan ke  tiga  gedung  tungku  reduksi  dan  gedung  penunjang  lainya.  Masaing-masing
gedung tungku reduksi mempunyai 2 unit penyearah silicon dengan DC 37 KA dan 800 V.
Sesuai  dengan  Perjanjian  Induk  kelebihan  tenaga  listrik  dengan  batasan max, 50 MW diserahkan kepada pemerintah melalui PLN. Kelebihan tenaga listrik
tegangan 275 KV ini disalurkan melalui gardu Kuala Tanjung ke gardu induk PLN untuk didistribusikan ke masyarakat melalui jaringan transmisi 150 KV.
22
5 Pabrik  peleburan  aluminium  yang  terletak  di  Kuala  Tanjung,  Kecamatan
Sei Suka, Kabupaten Batubara. Pabrik peleburan PT.Inalum terdiri dari 3 tiga pabrik utama yaitu:
1 Pabrik Karbon Carbon Plant
2 Pabrik Reduksi Reduction Plant
3 Pabrik Penuangan Casting Plant
PT.INALUM  membangaun  sarana  yang  diperlukan  untuk  kedua  proyek, seperti: pelabuhan, jalan-jalan, perumahan karyawan, sekolah dan lain-lain, dengan
investasi yang keseluruhannya berjumlah lebih kurang 411 milyar yen.
23
F. Metode Penelitian