pekerjaan agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan pemberi pekerjaan.
c. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan, artinya
kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan kegiatan utama sesuai dengan alur kegiatan pelaksanaan pekerjaan
yang ditetapkan oleh asosiasi sektor usaha yang dibentuk sesuai peraturan perundang-undangan dan;
d. Tidak menghambat proses produksi secara langsung, artinya kegiatan tersebut
merupakan kegiatan tambahan yang apabila tidak dilakukan oleh perusahaan pemberi pekerjaan, proses pelaksanaan pekerjaan tetap berjalan sebagaimana
mestinya.
D. Hubungan Hukum antara PekerjaOutsourcing dengan Perusahaan
Pengguna Outsourcing.
Hubungan hukum antara outsourcing dengan PT.Indonesia Asahan Aluminium Persero pengguna outsourcing tentunya diikat dengan perjanjian
tertulis. Perjanjian kerjsama PT.Indonesia Asahan Aluminium Persero dengan PT.Putra Tanjung Lestari dalam pengadaaan tenaga kerja outsourcing alih daya
berbentuk perjanjian penyedia jasa pekerjaburuh. Perjanjian kerjasama dalam pengadaaan tenaga kerja ini, kontrak yang dibuat para pihak harus memenuhi
syarat yang sah perjanjian seperti yang tercantum dalam pasal 1320 KUH Perdata, yaitu:
1. Sepakat, bagi para pihak.
2. Kecakapan para pihak untuk membuat suatu perikatan.
3. Suatu hal tertentu.
4. Sebab yang halal.
Hubungan hukum PT.Putra Tanjung Lestari dengan PT.Indonesia Asahan Aluminium Persero diikat dengan perjanjian kerjasama dalam hal pengadaan
tenaga kerja outsourcing yang ditempatkan dan bekerja pada di Pabrik PT.Indonesia Asahan Aluminium Persero. outsourcing PT.Putra Tanjung
Lestari menandatangani perjanjian kerja dengan PT.Idonesia Asahan Aluminium Persero sebagai dasar hubungan ketenagakerjaan, dalam perjanjian tersebut
disebutkan bahwa outsourcing mempunyai hak dan kewajiban yang terdapat didalam perjanjian kerja tersebut. Dari hubungan kerja ini timbullah suatu
permasalahan hukum, outsourcing dalam penempatanya di PT.Indonesia Asahan Aluminium Persero harus tunduk pada peraturan perusahaan atau perjanjian
kerjasama yang berlaku pada PT.Indonesia Asahan Aluminum Persero. Hubungan kerja yang terjadi antara outsourcing dengan perusahaan
pengguna user yang timbul karena adanya suatu perjanjian kerja sebenarnya secara teoritis merupakan hak pengusaha dan hak pekerja untuk memulai maupun
untuk mengakhirinya.
72
Hubungan hukum perusahaan penyedia jasa tenaga kerja PJTK dengan perusahaan pengguna user diikat dengan menggunakan perjanjian
kerjasama, dalam hal ini penyediaan dan pengelolaan pekerjaburuh pada bidang- bidang tertentu yang ditempatkan dan bekerja pada perusahaan pengguna user.
Pekerja buruh yang dipekerjakan menandatangani perjanjian kerja dengan perusahaan PJTK sebaga dasar hubungan kerjanya. Dalam perjanjian kerja tersebut
72
Andari yurikosari, Outsourcing dan Hukum Ketenagakerjaan yang Berkeadilan, Universitas Jember, 2011 hal. 1.
disebutkan bahwa pekerjaburuh akan ditempatkan dan bekerja diperusahaan pengguna user.
73
Hal yang mendasari mengapa pekerjaburuh outsourcing harus tunduk pada peraturan perusahaan user atau pemberi pekerja adalah :
74
a. Pekerjaburuh tersebut bekerja ditempatlokasi perusahaan pemberi kerja;
b. Standard Operational Procedures SOP, atau aturan kerja perusahaan
pemberi kerja harus dilaksanakan oleh pekerjaburuh, dimana semua hal itu tercantum dalam peraturan perusahaan pemberi kerja;
c. Bukti tunduknya pekerjaburuh adalah Memorandum of Understanding
MoU antara perusahaan PJTK dengan perusahaan pemberi kerja, dalam hal yang menyangkut norma-norma kerja, waktu kerja dan aturan kerja.
Apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan pekerja office boy atau outsourcing
, dalam hal ini tidak ada kewenangan dari PT.Indonesia Asahan Aluminium Persero pengguna jasa office boy untuk melakukan penyelesaian
sengketa karena antara PT.Indonesia Asahan Aluminium Persero dengan office boy
atau outsourcing secara hukum tidak mempunyai hubungan kerja, sehingga yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan tersebut adalah perusahaan
PT.Putra Tanjung Lestari, walaupun peraturan yang dilanggar adalah peraturan PT.Indonesia Asahan Aluminium Persero.
Peraturan perusahaan berisi tentang hak dan kewajiban antara perusahaan dengan pekerjaburuh outsourcing. Hak dan kewajiban menggambarkan suatu
73
Pan Muhammad Faiz, Outsourcing alih daya dan Pengelolaan Tenaga Kerja Pada Perusahaan: Tinjauan Yuridis terhadap Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, Jurnal
Hukum. Blogspot.
Com, dalam
http:jurnalhukum.blogspot.com200705outsourcing-dan-tenga-kerja.html Diakses pada tanggal
13 februari 2015.
74
Ibid.
hubungan hukum antara pekerjaburuh dengan perusahaan, dimana kedua pihak sama-sama terikat perjanjian kerja yang disepakati bersama. Sedangkan hubungan
hukum yang ada adalah antara perusahaan PJTK penyedia jasa tenaga kerja dengan perusahaan pengguna jasa, berupa perjanjian penyediaan pekerja.
Perusahaan pengguna jasa pekerja dengan pekerjaburuh tidak memilki hubungan kerja secara langsung, baik dalam bentuk perjanjian waktu tertentu maupun
perjanjian kerja waktu tidak tertentu. Apabila ditinjau dari terminologi hakikat pelaksanaan Peraturan Perusahaan PP, maka peraturan perusahaan dari
perusahaan pengguna jasa tidak dapat diterapkan untuk pekerjaburuh outsourcing karena tidak adanya hubungan kerja. Hubungan kerja yang terjadi adalah hubungan
kerja antara pekerjaburuh outsourcing dengan perusahaan PJKT, bukan peraturan perusahaan pengguna jasa pekerja.
75
Pekerja buruh outsourcing yang ditempatkan di perusahaan pengguna tentunya secara aturan kerja dan disiplin kerja harus mengikuti ketentuan yang
berlaku pada perusahaan pengguna atau pemberi kerja. Dalam perjanjian kerjasama antara perusahaan pengguna user harus jelas diawal, tentang ketentuan apa saja
yang harus ditaati oleh pekerjaburuh outsourcing selama ditempatkan pada perusahaan pengguna user sebaiknya tidak di asumsikan untuk dilaksanakan
secara total oleh pekerjaburuh outsourcing.
76
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 13
Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan Pasal 64 disebutkan perusahaan dapat menyerahkan sebagian
75
Ibid .
76
Ibid .
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyedia jasa pekerjaburuh yang dibuat secara tertulis.
Perjanjian – perjanjian yang dapat diserahkan kepada tenaga kerja outsourcing :
a. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama
b. Dilakukan dengan perintah langsung maupun tidak langsung dari pemberi
pekerjaan c.
Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan d.
Tidak menghambat proses produksi secara langsung Syarat
– syarat lain yang harus dipenuhi perusahaan :
a. Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja harus sama dengan perlindungan
kerja dan syarat kerja pada perusahaan pemberi pekerjaan atau sesuai dengan peraturan perundang-undangan
b. Hubungan kerja harus dapat didasarkan atas perjanjian kerja waktu tidak
tertentu dan perjanjian kerja waktu tertentu.
77
Syarat – syarat yang harus dipenuhi penyedia tenaga kerja outsourcing :
a. Adanya hubungan kerja antara pekerjaburuh dan perusahaan penyedia jasa
pekerjaburuh b.
Perjanjian kerja yang berlaku adalah perjanjian kerja waktu tertentu
77
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta :PT raja grafindo persada, 2003 hal. 176.
c. Perlindungan upah dan kesehjateraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan
yang timbul menjadi tanggung jawab penyedia jasa pekerjaburuh d.
Perjanjian perusahaan pengguna jasa pekerjaburuh dan perusahaan lain yang bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh dibuat
secara tertulis dan wajib memuat pasal-pasal sebagai yang dimaksud dalam Undang
– Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
78
Hubungan hukum pekerja outsourcing dengan perusahaan pengguna pekerja outsourcing harus berdasarkan pada :
a. Keseimbangan hak dan kewajiban antara pekerja dengan perusahaan
penerima outsourcing b.
Keadilan c.
Hak asasi manusia d.
Keterbukaan e.
Transparansi.
79
Outsourcing walaupun secara organisasi berada dibawah PT.Putra Tanjung
Lestari, pada saat recruitmen, outsourcing tersebut harus mendapatkan persetujuan dari pihak PT.Putra Tanjung Lestari. Apabila perjanjian kerjasama antara PT.Putra
Tanjung Lestari dengan PT.Indonesia Asahan Aluminum Persero berakhir, maka berakhir juga perjanjian kerja antara PT.Indonesia Asahan Aluminium Persero
dengan outsourcing.
78
Ibid , hal. 181.
79
Tris Umar Nofa, Op.cit.
55
BAB III ANALISIS PERJANJIAN ANTARA PT.INDONESIA ASAHAN
ALUMINIUM DAN PT.PUTRA TANJUNG LESTARI DALAM PENGADAAN TENAGA KERJA
A. Keabsahan Perjanjian PT.INALUM dan PT.Putra Tanjung Lestari