Komunikasi Antar pribadi Orang Tua dan Remaja

I.5.3 Komunikasi Antar pribadi Orang Tua dan Remaja

Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Dalam proses mempengaruhi, remaja akan memperoleh sikap dan pembelajaran dan sikap mereka diubah lewat proses yang sama ketika pembelajaran terjadi, ini merupakan teori pembelajaran dari Albert Bandura. Melalui komunikasi tatap muka, kita dapat melihat langsung reaksi dari lawan bicara, apabila dia mau menerima pesan yang kita sampaikan atau tidak. Oleh karena itu, komunikasi antar pribadi dianggap paling efektif dalam upaya untuk mengubah sikap, pendapat, pikiran, perasaan, dan minat maupun tindakan tertentu. Pada tahap inilah suatu kegiatan komunikasi antar pribadi dapat dirancang, apakah komunikasi hanya mengharapkan perubahan pikiran dan pendapat saja atau diteruskan pada mimik dan perasaan ataukah hanya pada tindakan saja. Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjelaskan pesan sosialnya yang baru sebagai orang dewasa. Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan dalam Universitas Sumatera Utara lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga orang lain, guru, temen sebaya, maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya. Adanya perubahan baik didalam maupun diluar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut remaja memeperluas lingkungan sosialnya di luar lingkungan keluarga, seperti lingkungan temen sebaya dan lingkungan masyarakat lainnya. Dalam perkembangan kepribadian seseorang, maka masa remaja mempuyai arti yang khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalm rangkaian proses perkembangan seseorang. Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa anak-anak dan masa orang dewasa. Masyarakat melalui orang tua dan guru bertanya kepada remaja untuk memilih satu peran. Dalam masyarakat kita ketika anak memasuki SMU anak harus sudah memilih jurusan pendidikan yang akan ditempuh yang akhirnya akan menentukan perannya nanti. Jadi ketika berumur sekitar 15 atau 16 tahun seseorang sudah mulai menempatkan dirinya pada satu jalur yang akan membawa akibat pada apa yang akan dilakukannya pada tahun-tahun selanjutnya. Kita selalu berpikir tentang lingkungan anak, tetapi lingkungan keluarga juga memberikan kontribusi pada perkembangan anak dengan pengaruh yang kuat pada fungsi keluarga. Dalam komunitas mungkin, atau tidak mungkin, sebagai Universitas Sumatera Utara sumber dan kebutuhan hubungan keluarga. Dengan pengaturan komunitas, setiap keluarga membangun jaringannya sendiri dalam tersedianya sumber dari dukungan dari formal dan informal. Sebuah keluarga mungkin menempa banyak hubungan, beberapa hubungan yang kuat, atau tidak ada sama sekali sumber hubungan. Mata rantai hubungan keluarga bersumber pada komunitas nyata dan tidak nyata. Lingkungan anak menawarkan tantangan dan kesempatan, pengaturan komunitas menawarkan tantangan dan kesempatan untuk fungsi kesehatan keluarga. Selanjutnya untuk mempertegas pengertian komunikasi antar pribadi, Devito 1976 dalam Liliweri, 1991: 13 mengemukakan ciri-ciri komunikasi antar pribadi yang efektif. Strategi komunikasi yang dilakukan orang tua dan remaja dengan melakukan komunikasi antar pribadi, antara lain: • Keterbukaan openess Pihak orang tua dan remaja saling mengungkapkan segala ide atau gagasan bahkan permasalahan secara bebas tidak ditutupi dan terbuka tanpa rasa takut dan malu. Jadi antara remaja dan orang tua daapat berkomunikasi secara jujur. • Empati emphaty Empati adalah suatu perasaan individu yang merasakan sama seperti yang dirasakan orang lain. Dalam melakukan komunikasi segala kepentingan yang dikomunikasikan ditanggapi dengan penuh perhatian oleh kedua belah pihak. Masing-masing merasakan situasi dan kondisi yang dialami tanpa berpura-pura. Perasaan empati pada diri orang tua Universitas Sumatera Utara akan mempelancar komunikasi sebab orang tua dapat menempatkan diri sesuai dengan kondisi remaja. • Dukungan suportiveness Situasi keterbukaan, empati masih belum cukup apabila komuniaksi berada dalam situasi keatkutan dan tekanan. Apabila kita berada pada situasi yang tidak mendukung untuk melaksanakan komunikasi maka kita tidak berani mengungkapkan gagasan kita. Setiap pendapat, ide, atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari orang tua dan remaja. Denagn demikian keinginan dan hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melakukan aktifitas dan meraih tujuan yang diinginkan. • Rasa positif positiveness Apabila seseorang yang berkomunikasi mempunyai wawasan negatif, kemungkinan dia akan menyampaikan komunikasi secara negatif dan orang lain akan menerima secara negatif. Apabila respon yang diterima mendapat tanggapan positif maka akan lebih mudah melanjutkan percakapan selanjutnya. Rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk curiga atau berprasangka yang mengganggu jalinan interaksi. • Kesamaan equality Kesamaan disini termasuk dalam hal berbicara dan mendengar. Apabila seseorang berbicara terus dan orang mendengar terus maka tidak mungkin berkomunikai menjadi efektif. Kesamaan dimaksudkan Universitas Sumatera Utara juga dengan kesamaan tingkat pendidikan, sosial, ekonomi, status, nasib, perjuangan dan sebagainya. Hal tersebut perlu dipertimbangkan dalam topik pembicaraan agar komunikasi antar pribadi dapat mencapai keefektifannya.

I.5.4 Teori Self Disclosure

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

2 46 109

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja pada Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi.

1 36 116

Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor).

17 120 115

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa/I Sma Yayasan Perguruan Sutomo I Medan)

7 51 139

HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA – REMAJA DENGAN PERKEMBANGAN MORAL REMAJA

0 3 2

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

“PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Di Sd Negeri 1 Banjarejo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 11

“EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Di Sd Negeri 1 Banjarejo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 15

EFEKTIVITAS STRATEGI REACT DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

3 4 64