Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Kebijakan yang berlaku di negara kita, standar keberhasilan belajar siswa pada suatu jenjang pendidikan berdasarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, yang diberikan pada jenjang pendidikan tersebut, yang saat ini diasumsikan terlihat nilai test hasil belajar yang diperoleh siswa dalam ujian nasional UN. Oleh karena itu, semua sekolah berjuang keras untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP, standar UN telah dimulai dari 3,01 pada tahun 20022003, 4,01 pada tahun 20032004, 4,25 pada tahun 20042005, dan pada tahun 20062007 ditetapkan, bahwa peserta UN dinyatakan lulus UN jika memenuhi standar kelulusan UN sebagai berikut: 1 memiliki nilai rata-rata minimum 5,0 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan termasuk nilai uji kompetensi untuk SMK, dengan tidak ada nilai bawah 4,25; atau 2 memiliki nilai minimum 4,00 pada salah satu mata pelajaran, dengan nilai mata pelajaran lainnya yang diujikan pada UN masing-masing minimum 6,00. Angka tersebut masih jauh dari standar Internasional. Berdasarkan standar kelulusan UN yang telah ditetapkan itu banyak dari mereka yang kecewa karena gagal lulus ujian ini kemudian ada yang berunjuk rasa. Ada yang menuntut ujian ulangan, dan bahkan ada yang meminta agar ujian nasional ini dihapuskan saja karena dianggap bukan menjadi ukuran keberhasilan suatu pendidikan Kompas, Agustus 2007. Universitas Sumatera Utara Selama beberapa tahun pelaksanaan UN di kota Medan tidak terlalu mengalami kesulitan seperti yang terjadi di kota-kota besar lainnya, seperti Bandung, Padang, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Makasar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah siswa yang mengalami gangguan psikologis akibat kegagalannya dalam mengikuti UN bila dilihat lebih jauh lagi dari kota Medan. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini disusunlah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan dan metode pembelajaran. Kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Untuk melihat tingkat pencapaian tujuan pendidikan, diperlukan suatu bentuk evaluasi. Rendahnya mutu pendidikan Indonesia telah disadari berbagai pihak. Rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat antara lain dari rendahnya rata-rata Nilai Ebtanas Murni NEM untuk semua bidang studi yang diebtanaskan, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant, kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Pendidikam memeang telah menjadi Universitas Sumatera Utara penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu kita harusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia di negara kita.kualitas pendidikan yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang 2003 bahwa dari 8.036 SMU ternyata hanya 7 sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia. Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan diantara manusia dalam keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, dan di tempat kerja. Semuanya ditunjukkan tidak saja pada derajat suatu pergaulan, frekuensi bertemu, jenis relasi, mutu dari interaksi-interaksi diantara mereka satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Proses pengaruh mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga permulaan dari ikatan psikologis antar manusia yang memilili suatu pribadi dan memberikan peluang bakal terbentuknya suatu kebersamaan dalam kelompok yang tidak lain merupakan tanda adanya proses sosial. Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Komunikasi penting artinya bagi manusia, sebab tanpa komunikasi tidak akan terjadi saling tukar pengetahuan dan pengalaman. Khususnya bagi anak remaja yang pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun psikis. Remaja adalah anak yang berusia 13-18 tahun. Pada usia seperti ini remaja memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan yang dapat memuaskan dirinya, belum lagi masalah-masalah pelajaran ataupun dengan orangtuanya. Pada usia 17 tahun, biasanya orang tua menganggapnya hampir dewasa dan berada di ambang perbatasan, dimana remaja harus sadar akan tanggung jawab yang sebelumnya belum pernah terpikirkannya. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama Universitas Sumatera Utara masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama masa awal remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Dalam perkembangan anak, tidak hanya terjadi proses-proses perkembangan dalam diri anak sesuai teori kematangan, namun dalam banyak hal proses perkembangan dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam hal ini lingkungan keluarga merupakan keluarga sosial yang pertama kali tempat anak berinteraksi. Strategi komunikasi yang terjadi dalam keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan dan perkembangan anak terutama dalam pendidikannya. Selanjutnya masalah strategi banyak dikaitkan dengan istilah metode, teknik, dan taktik. Ketiga istilah ini sebenarnya masih dalam lingkungan strategi hanya mempunyai garapan yang lebih praktis, sempit, dan rinci. Kalau dikatakan strategi komunikasi adalah perencanaan yang menyeluruh tentang kegiatan komunikasi, maka metode komunikasi mempunyai arti yang lebih sempit dari itu, yakni prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan dan menjelaskan aspek-aspek komunikasi. Sejak dilahirkan manusia memiliki sejumlah kebutuhan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini dilakukan oleh lembaga primer yang bernama keluarga. Baik kebutuhan jasmani , kebutuhan rohani, maupun kebutuhan sosial anak yang meliputi asuhan, bimbingan, kasih sayang, perawatan kesehatan, pembinaan rohani serta membekalinya dengan pendidikan formal yang memenuhi. Semuanya menjadi tanggung jawab keluarga, khususnya orang tua sebelum seorang anak mampu untuk memenuhi kebutuhannnya sendiri termasuk dalam pendidikan anak tersebut orang tua juga sangat berperan dalam menciptakan belajar yang efektif Universitas Sumatera Utara bagi mereka dengan melakukan komunikasi antar pribadi, sehingga mereka dapat lebih terbuka kepada orang tua apabila ada masalah dalam pelajaran atau sekolah mereka dan dapat mengikuti proses belajar di sekolah dengan lebih baik. Apalagi dengan kebijakan pemerintah dengan standarisasi Ujian Nasional yang telah dibuat. Tidak sedikit orang tua masih mempercayakan anaknya kepada negara khususnya Departermen Pendidikan Nasional Depdiknas untuk mendidik dan mengantarkan masa depan. Sehubungan kondisi tersebut, peran guru dan orangtua diharapkan dapat membantu dalam menciptakan efektivitas belajar di kalangan siswa. Salah satu faktor yang sering dianggap menurunkan efektivitas belajar adalah materi pelajaran itu sendiri dan guru yang menyampaikan materi pelajaran itu. Mengenai materi pelajaran yang sering dikeluhkan oleh para siswa sering terlalu sulit, membosankan, terlalu banyak bahannya untuk waktu yang terbatas, tak ada manfaatnya untuk kehidupan sehari-hari, dan juga sistem pendidikan kita yang berubah-ubah sehingga membingungkan para peserta didik. Di dalam hal ini, selain guru, tentu saja peranan ayah dan ibu sangat menentukan, justru mereka berdualah yang memegang tanggung jawab seluruh keluarga. Kebanyakan anak meniru apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya, dengan demikian maka jelaslah mutlaknya kedua orang tua itu harus bertindak seia sekata, seazas, setujuan, seirama dan bersama-sama terhadap anaknya dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar, dan keefektivitasan dalam belajar juga kurang. Belajar merupakan sebuah aktivitas yang mutlak dilakukan oleh seorang pelajar. Tuntutan untuk belajar secara Universitas Sumatera Utara berkesinambungan hendaknya harus dipenuhi sepanjang yang bersangkutan ingin mendapatkan sebuah pemahaman yang utuh terhadap sebuah substansi ilmu dan pengetahuan yang sedang digeluti. Oleh karena merupakan sebuah aktivitas yang sifatnya berkesinambungan, maka tentunya dibutuhkan tata cara yang efektif sehingga waktu dan ruang yang digunakan dalam rangka memenuhi sebuah pemahaman itu melalui belajar dapat tentunya optimal dan memiliki dampak yang maksimal. Didalam keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak-anak mengharapkan terciptanya suasana yang harmonis diantara sesama anggota keluarga adalah dengan adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan anaknya. Sikap orang tua meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hukuman maupun hadiah, cara orang tua menunjukkan otoritasnya dan juga cara orang tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anak. Lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi ialah bahasa karena hanya bahasalah yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang konkrit dan abstrak, penglaman yang sudah lalu dan yang akan datang. Tanpa penguasaan bahasa, hasil pemikiran yang bagaimanapun banyaknya tak akan dapat dikomunikasikan kepada orang lain secara tepat. Pengasuhan anak merupakan suatu interaksi sosial meliputi beberapa aspek kognitif, melalui isyarat-isyarat sosial seperti: senyuman, anggukan kepala, penghargaan perhatian, dimana orang tua menanamkan pengertian dan nilai terhadap anak.. Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimanakah strategi komunikasi yang dilakukan orang tua dalam Universitas Sumatera Utara meningkatkan efektivitas belajar pada remaja Sekolah Menengah Umum Methodist-1 Medan.

I.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

2 46 109

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja pada Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi.

1 36 116

Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor).

17 120 115

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa/I Sma Yayasan Perguruan Sutomo I Medan)

7 51 139

HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA – REMAJA DENGAN PERKEMBANGAN MORAL REMAJA

0 3 2

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

“PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Di Sd Negeri 1 Banjarejo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 11

“EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Di Sd Negeri 1 Banjarejo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 15

EFEKTIVITAS STRATEGI REACT DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

3 4 64