Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep

meningkatkan efektivitas belajar pada remaja Sekolah Menengah Umum Methodist-1 Medan.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah hubungan antara strategi komunikasi yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan efektivitas belajar pada remaja di Sekolah Menengah Umum Methodist-1 Medan“

I.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah, dan tidak meluas sehingga menyulitkan peneliti dalam penelitiannya. Karena itu peneliti membatasi masalah antara lain pada: 1. Penelitian ini bersifat korelasional, yang mencari hubungan dan menguji hipotesis. 2. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Umum Methodist-1 Medan, karena sekolah ini dianggap memiliki disiplin yang cukup ketat. 3. Subjek penelitian, peneliti menentukan sampel adalah siswa kelas 1,2,3 pada segala jurusan. Universitas Sumatera Utara I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mencari hubungan strategi komunikasi yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan efektivitas belajar pada remaja. 2. Untuk mencari hubungan efektivitas belajar pada remaja sebagi hasil dari strategi komunikasi yang dilakukan orang tua. 3. Untuk mencari hubungan gambaran tentang strategi komunikasi yang dilakukan antara orang tua dan remaja.

I.4.2 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan penulis mengenai ilmu komunikasi. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan referensi khususnya bagi orang tua, agar mereka mengetahui komunikasi yang tepat dilakukan kepada anaknya. 3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber bacaan bagi mahasiswa jurusan ilmu komunikasi FISIP USU.

I.5 Kerangka Teori

Kerangka teori disusun sebagai landasan berpikir yang menunjukkan dari sudut mana masalah penelitian yang dipilih itu akan disorot Nawawi, 1991:40- 41. Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian disoroti. Universitas Sumatera Utara Menurut Kerlinger, teori adalah sebuah himpunan konstruk konsep, defenisi dan proposisi yang mengemukakann pandangan sistematis tantang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2006:6. Dengan adanya kerangka teori, penulis akan memiliki landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitiannya.

I.5.1 Strategi Komunikasi

Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan strategi komunikasi. Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek dari proses komunikasi bukan tidak mungkin menimbulkan pengaruh negatif. Sedangkan untuk menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan menggunakan model-model komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung atau sudah selesai prosesnya maka untuk menilai keberhasilan komunikasi tersebut terutam efek dari proses komunikasi tersebut digunakan telaah model komunikasi. Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi communication planning dan manajemen communication management untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapt menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda-beda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi Onong, 2001: 32. Suatu perencanaan komunikasi meliputi strategi dan manajemen. Perencanaan strategi menyangkut tindakan apa yang dilakukan, sedang perencanaan manajemen meliputi bagaimana hal itu dapat terjadi. Karena Universitas Sumatera Utara berhasil-tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif lebih banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Begitu juga dengan kegiatan komunikasi antar pribadi.

I.5.2 Komunikasi

Komunikasi adalah hal yang wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi juga paling komplit dan rumit. Bagaimana tidak, komunikasi sudah berlangsung semenjak manusia lahir. Dilakukan secara wajar dan leluasa seperti halnya bernafas, namun ketika harus membuat tulisan, mengemukakan pikiran, dan menginginkan orang lain bertindak sesuai dengan harapan kita barulah disadari bahwa komunikasi adalah sesuatu yang sulit dan berbelit-belit. Dalam mendefenisikan atau menafsirkan komunikasi juga terjadi kesulitan. Kesulitan ini muncul karena konsep komunikasi itu sendiri adalah sesuatu yang abstrak dan mempunyai berbagai makna. Kesulitan lainnya adalah karena makna komunikasi yang digunakan sehari-hari berbeda dengan penggunaan komunikasi yang dimaksud oleh para ahli komunikasi untuk kepentingan keilmuwan. Kata komunikasi sendiri berasal dari perkataan latin yakni communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Dengan demikian, komunikasi itu berlangsung atau tarjadi apabila pesan yang disampaikan oleh seseorang dapat dipahami atau tidak ada kesamaan pengertian. Menurut Rogers dalam Depari 1988 mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Universitas Sumatera Utara

I.5.3 Komunikasi Antar pribadi Orang Tua dan Remaja

Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Dalam proses mempengaruhi, remaja akan memperoleh sikap dan pembelajaran dan sikap mereka diubah lewat proses yang sama ketika pembelajaran terjadi, ini merupakan teori pembelajaran dari Albert Bandura. Melalui komunikasi tatap muka, kita dapat melihat langsung reaksi dari lawan bicara, apabila dia mau menerima pesan yang kita sampaikan atau tidak. Oleh karena itu, komunikasi antar pribadi dianggap paling efektif dalam upaya untuk mengubah sikap, pendapat, pikiran, perasaan, dan minat maupun tindakan tertentu. Pada tahap inilah suatu kegiatan komunikasi antar pribadi dapat dirancang, apakah komunikasi hanya mengharapkan perubahan pikiran dan pendapat saja atau diteruskan pada mimik dan perasaan ataukah hanya pada tindakan saja. Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjelaskan pesan sosialnya yang baru sebagai orang dewasa. Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan dalam Universitas Sumatera Utara lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga orang lain, guru, temen sebaya, maupun masyarakat pada umumnya. Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya. Adanya perubahan baik didalam maupun diluar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut remaja memeperluas lingkungan sosialnya di luar lingkungan keluarga, seperti lingkungan temen sebaya dan lingkungan masyarakat lainnya. Dalam perkembangan kepribadian seseorang, maka masa remaja mempuyai arti yang khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalm rangkaian proses perkembangan seseorang. Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan masa remaja sebagai periode transisional antara masa anak-anak dan masa orang dewasa. Masyarakat melalui orang tua dan guru bertanya kepada remaja untuk memilih satu peran. Dalam masyarakat kita ketika anak memasuki SMU anak harus sudah memilih jurusan pendidikan yang akan ditempuh yang akhirnya akan menentukan perannya nanti. Jadi ketika berumur sekitar 15 atau 16 tahun seseorang sudah mulai menempatkan dirinya pada satu jalur yang akan membawa akibat pada apa yang akan dilakukannya pada tahun-tahun selanjutnya. Kita selalu berpikir tentang lingkungan anak, tetapi lingkungan keluarga juga memberikan kontribusi pada perkembangan anak dengan pengaruh yang kuat pada fungsi keluarga. Dalam komunitas mungkin, atau tidak mungkin, sebagai Universitas Sumatera Utara sumber dan kebutuhan hubungan keluarga. Dengan pengaturan komunitas, setiap keluarga membangun jaringannya sendiri dalam tersedianya sumber dari dukungan dari formal dan informal. Sebuah keluarga mungkin menempa banyak hubungan, beberapa hubungan yang kuat, atau tidak ada sama sekali sumber hubungan. Mata rantai hubungan keluarga bersumber pada komunitas nyata dan tidak nyata. Lingkungan anak menawarkan tantangan dan kesempatan, pengaturan komunitas menawarkan tantangan dan kesempatan untuk fungsi kesehatan keluarga. Selanjutnya untuk mempertegas pengertian komunikasi antar pribadi, Devito 1976 dalam Liliweri, 1991: 13 mengemukakan ciri-ciri komunikasi antar pribadi yang efektif. Strategi komunikasi yang dilakukan orang tua dan remaja dengan melakukan komunikasi antar pribadi, antara lain: • Keterbukaan openess Pihak orang tua dan remaja saling mengungkapkan segala ide atau gagasan bahkan permasalahan secara bebas tidak ditutupi dan terbuka tanpa rasa takut dan malu. Jadi antara remaja dan orang tua daapat berkomunikasi secara jujur. • Empati emphaty Empati adalah suatu perasaan individu yang merasakan sama seperti yang dirasakan orang lain. Dalam melakukan komunikasi segala kepentingan yang dikomunikasikan ditanggapi dengan penuh perhatian oleh kedua belah pihak. Masing-masing merasakan situasi dan kondisi yang dialami tanpa berpura-pura. Perasaan empati pada diri orang tua Universitas Sumatera Utara akan mempelancar komunikasi sebab orang tua dapat menempatkan diri sesuai dengan kondisi remaja. • Dukungan suportiveness Situasi keterbukaan, empati masih belum cukup apabila komuniaksi berada dalam situasi keatkutan dan tekanan. Apabila kita berada pada situasi yang tidak mendukung untuk melaksanakan komunikasi maka kita tidak berani mengungkapkan gagasan kita. Setiap pendapat, ide, atau gagasan yang disampaikan mendapat dukungan dari orang tua dan remaja. Denagn demikian keinginan dan hasrat yang ada dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan membantu seseorang untuk lebih bersemangat dalam melakukan aktifitas dan meraih tujuan yang diinginkan. • Rasa positif positiveness Apabila seseorang yang berkomunikasi mempunyai wawasan negatif, kemungkinan dia akan menyampaikan komunikasi secara negatif dan orang lain akan menerima secara negatif. Apabila respon yang diterima mendapat tanggapan positif maka akan lebih mudah melanjutkan percakapan selanjutnya. Rasa positif menghindarkan pihak-pihak yang berkomunikasi untuk curiga atau berprasangka yang mengganggu jalinan interaksi. • Kesamaan equality Kesamaan disini termasuk dalam hal berbicara dan mendengar. Apabila seseorang berbicara terus dan orang mendengar terus maka tidak mungkin berkomunikai menjadi efektif. Kesamaan dimaksudkan Universitas Sumatera Utara juga dengan kesamaan tingkat pendidikan, sosial, ekonomi, status, nasib, perjuangan dan sebagainya. Hal tersebut perlu dipertimbangkan dalam topik pembicaraan agar komunikasi antar pribadi dapat mencapai keefektifannya.

I.5.4 Teori Self Disclosure

Teori ini diperkenalkan oleh Joseph Luft 1969 yang menekankan bahwa setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain. Untuk hal ini dapat dikelompokkan kedalam empat macam bidang pengenalan yang ditunjukkan dalam suatu gambar yang disebutnya dengan Jendela Johari Johari Window. Jendela Johari Johari Window Diketahui sendiri Tidak diketahui sendiri 1. Terbuka 2. buta 3. Tersembunyi 4. Tidak dikenal Gambar yang disebut Jendela Johari tersebut melukiskan bahwa dalam pengembangan hubungan antar seseorang dengan yang lainnya terdapat empat kemungkinan sebagaimana terwakili melalui keempat bidang jendela itu. Bidang1,melukiskan suatu kondisi dimana seseorang dengan yang lain mengembangkan suatu hubungan yang terbuka sehingga dua pihak saling mengetahui masalah tentang hubungan mereka. Diketahui orang lain Tidak diketahui orang lain Universitas Sumatera Utara Bidang 2, melukiskan bidang buta, masalah hubungan antara kedua belah pihak hanya diketahui orang lain namun tidak diketahui diri sendiri. Bidang 3, disebut bidang tersembunyi, yakni masalah hubungan antara kedua belah pihak diketahui diri sendiri namun tidak diketahui orang lain. Bidang 4, bidang tidak dikenal, dimana kedua belah pihak sama-sama tidak mengetahui masalah hubungan antara mereka.

I.5.5 Efektivitas Belajar

Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Dengan demikian efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasarannya atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan-tujuan dicapai, atau tingkat pencapaian tujuan. Sedangkan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, penilaian mengenai sikap, nilai-nilai, pengetahuan, dan kecakapan dasar yang tepat dalam berbagai bidang studi. Sementara itu belajar dapat pula dikatakan sebagai komunikasi terencana yang menghasilkan perubahan atas sikap, ketrampilan, dan pengetahuan dalam hubungan dengan sasaran khusus yang berkaitan dengan pola berperilaku yang diperlukan individu untuk mewujudkan secara lengkap dan tugas atau pekerjaan tertentu. Dengan demikian, yang dimaksud dengan efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pelatihan. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Sehingga Universitas Sumatera Utara dalam belajar agar lebih dapat diakses dengan mudah bagi para siswa yang sangat beragam, kebiasaan para siswa perlu dipahami secara jelas.

I.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai adanya konsep dapat menuntun penelitian pada rumusan hipotesis Nawawi, 1991:40 . Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang ditelitinya. Inilah yang disebut konsep, yakni istilah dan defenisi yang digumnakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Konsep yang akan dikemukakan dalam penelitian ini dijabarkan atas kelompok-kelompok variabel sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Independent Variabel Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor yang menentukan atau mempengaruhi ada atau tidak adanya gejala atau faktor atau unsur lain Nawawi, 1991:56 . Yang menjadi variabel adalah strategi komunikasi orang tua. 2. Variabel Terikat Dependent Variabel Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas Nawawi, 1991:57 . Yang menjadi variabal terikat adalah efektifivitas belajar remaja pada siswa SMU Methodist-1 Medan. Universitas Sumatera Utara

I.7 Model Teoritis

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

2 46 109

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja pada Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi.

1 36 116

Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor).

17 120 115

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa/I Sma Yayasan Perguruan Sutomo I Medan)

7 51 139

HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA – REMAJA DENGAN PERKEMBANGAN MORAL REMAJA

0 3 2

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

“PENGARUH EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Di Sd Negeri 1 Banjarejo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 11

“EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV Efektivitas Komunikasi Interpersonal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Di Sd Negeri 1 Banjarejo Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 15

EFEKTIVITAS STRATEGI REACT DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

3 4 64