Pengertian Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Dengan Pemerintah

B. Pengertian Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Dengan Pemerintah

Perjanjian pemborongan pekerjaan dengan pemerintah tidaklah berbeda dengan perjanjian pemborongan pekerjaan pada umumnya. Perbedaan terdapat pada pihak yang memborongkan pekerjaan dan juga prosedur atau tahapan dalam pemborongan. Ketentuan tentang perjanjian pemborongan pekerjaan dengan pemerintah banyak diatur dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah. Sekain itu masih ada beberapa aturan dari Algemene Voorwarden voorde uitvoering bij aanneming van openbare werkwn in Indonesia A.V 1941 yang juga dipakai sebagai peraturan standar pemborongan yang memuat syarat-syarat admnistrasi, bahan, dan teknis. Pada dasarnya setiap instansi pemerintah dapat mengadakan perjanjian pemborongan pekerjaan atau pengadaan barangjasa dengan kontraktor. Pemborongan pekerjaan antara pemerintah dengan kontraktor biasanya lebih sering dilakukan dengan tender, berbeda dengan pihak swasta yang lazimnya lebih memilih melakukan negosiasi. Di Indonesia sendiri masalah pemborongan pekerjaan dan pengadaan barangjasa dengan pemerintah lebih banyak dikaitkan dengan Kementrian Pekerjaan Umum. Perjanjian pemborongan suatu pekerjaan pekerjaan dalam hal mengenai pelaksanaan pemborongan untuk proyek-proyek pemerintahan berdasarkan ketentuan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Universitas Sumatera Utara pelaksanaan pengadaan barangjasa pemerintah, cara memborongkan proyek dapat dilakukan dengan 4 empat macam cara pengadaan barangjasa yaitu 33 : 1. Pelelangan Umum Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan dengan mengumumkan secara luas melalui media masa secara terbuka, sehingga masyarakat luasdunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Semua pemilihan penyediaan barangjasa lainnya pada prinsipnya dilakukan dengan pelelangan umum. 2. Pelelangan Terbatas Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang dilakukan diantara pemborongrekanan yang dipilih dari pemborongrekanan yang tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu DRM sesuai dengan bidang usaha atau ruang lingkupnya atau klasifikasi kemampuannya. Ketentuan yang berlaku bagi pelelangan terbatas sama dengan ketentuan berlakunya pelelangan umum sepanjang dalam pelelangan terbatas tidak diatur tersendiri atau secara lain. Untuk pekerjaan yang kompleks dan jumlah penyedia barangjasa yang mampu melaksanakan yang diyakini terbatas, maka pemilihan penyediaan barangjasa dapat dilakukan dengan metode pelelangan terbatas. 3. Pemilihan Langsung Pemilihan langsung adalah penunjukan pemboronganrekanan sebagai pelaksana pemborongan tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan 33 Ibid, hal. 83 Universitas Sumatera Utara terbatas, pemilihan langsung dilakukan dengan membandingkan sekurang- kurangnya 3 tiga penawar dari pemborongrekanan yang tercatat dalam Daftar Rekanan Mampu DRM. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp. 100.000.000 seratus juta rupiah 4. Pengadaan Langsung Pengadaan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barangjasa yang dilakukan pemborongrekanan golongan ekonomi lemah GEL, tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas atau pemilihan langsung. Nilai proyek untuk pengadaan langsung adalah berkisar antara Rp. 5.000.000 lima juta rupiah sampai dengan Rp. 50.000.000 lima puluh juta rupiah. Pengadaan langsung dilakukan untuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa sebagai berikut : a. Sampai dengan Rp 5.000.000 lima juta rupiah pengadan langsung dilakukan antara rekanan golongan ekonomi lemah tanpa berdasarkan Surat Perintah Kerja SPK berarti dapat dilakukan dengan akta dibawah tangan maupun akta otentiknotaris. b. Diatas Rp 5.000.000 lima juta rupiah sampai dengan Rp 15.000.000 lima belas juta rupiah, pengadaan langsung dengan Surat Perintah Kerja SPK dari rekanan golongan ekonomi lemah yang tercantum dalam daftar rekanan golongan ekonomi lemah yang disusun oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat IIWalikotamadya Universitas Sumatera Utara

C. Asas-Asas dalam Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Dengan