Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

Yaitu bahan yang memberikan petunjuk, maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum. 3. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara: a. Penelitian Kepustakaan Library Research Dalam hal ini penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari data dengan melakukan penelitian dan pengembangan atas sumber-sumber atau bahan-bahan tertulis berupa buku-buku karangan para sarjana dan ahli hukum yang bersifat teoretis ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini. b. Penelitian Lapangan Field Research Penulis melakukan studi kasus terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan, sebagai melengkapi bahan yang diperoleh dalam penelitian kepustakaan di atas.

E. Keaslian Penulisan

“ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT KEPADA PENGUSAHA YANG MENGADAKAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN DENGAN PEMERINTAH STUDI PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG TARUTUNG” Judul tersebut di atas belum pernah diteliti dan ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan juga di Bank Rakyat Indonesia BRI Cabang Tarutung. Kalaupun ada judul yang mirip namun permasalahan serta materi yang Universitas Sumatera Utara dibahas benar-benar berbeda. Penulisan skripsi ini didasarkan pada penelitian dengan referensi buku-buku dan juga sarana penunjang seperti bahan elektronik internet dan disertai studi pada Bank Rakyat Indonesia BRI Cabang Tarutung berupa data-data mengenai regulasi BRI serta proses pemberian kredit selama beberapa tahun terakhir. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

F. Tinjauan Kepustakaan

“ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT KEPADA PENGUSAHA YANG MENGADAKAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN DENGAN PEMERINTAH STUDI PADA BANK RAKYAT INDONESIA CABANG TARUTUNG” Dari judul tersebut terdapat beberapa hal yang perlu ditegaskan pengertiannya, yang akan diuraikan di bawah ini. Kredit yang diberikan kepada pemborong dituangkan dalam suatu perjanjian, yaitu perjanjian kredit. Perjanjian kredit ini berhubungan erat dengan perjanjian pemborongan pekerjaan yang mengikat pemborong dengan pemberi pekerjaan, yang dalam hal ini adalah pemerintah. Maka yang menjadi sentra dalam skripsi ini adalah perjanjian. Dalam KUHPerdata, perjanjian merupakan bagian dari perikatan yang memiliki hubungan sangat erat.Pasal 1233 KHPerdata menyebutkan bahwa tiap- tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan maupun karena undang-undang, dan pasal Pasal 1313 KUHPerdata menyebutkan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap Universitas Sumatera Utara satu orang lain atau lebih. Sementara Subekti menyatakan bahwa suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dengan demikian, hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah perjanjian itu menerbitkan perikatan 3 . Sementara kredit pada dasarnya merupakan suatu bentuk pinjam- meminjam uang dalam kegiatan perbankan di Indonesia. Kredit perbankan disalurkan bank kepada masyarakat sesuai dengan fungsi utamanya menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Pemberian kredit biasanya dikaitkan dengan berbagai persyaratan, antara lain mengenai jumlah maksimal kredit, jangka waktu, tujuan penggunaan, suku bunga, cara penarikan, jadwal pelunasan, dan jaminan 4 . Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2001 5 , disebutkan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam debitur untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Pengertian yang hampir sama didapati dalam pasal 1 butir 11 UU No. 10 Tahun 1998, yang menyebutkan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain 3 Subekti, Hukum Perjanjian, Penerbit Intermasa, Jakarta, 2001, hal. 1 4 M. Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan di Indonesia, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal 73 5 Irham Fahmi, Analisis Kredit dan Fraud : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Penerbit Alumni, Bandung, 2008, hal. 4 Universitas Sumatera Utara yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentu yangh diizinkan oleh bank atau badan lain. Oleh karena kredit merupakan suatu bentuk peminjaman uang, maka atas suatu kredit juga dibebankan suatu jaminan. Benar bahwa kredit didasarkan pada kepercayaan, namun demi pengamanan pelunasan kredit, maka jaminan atau agunan tetap diperlukan 6 . Sementara mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan, perjanjian ini dalam aturan KUHPerdata merupakan bagian dari perjanjian kerja yang diatur dalam Bab VIIA KUHPerdata tentang perjanjian untuk melakukan pekerjaan. Perjanjian untuk melakukan pekerjaan ini dibagi dalam 3 macam, yaitu : 1. Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu; 2. Perjanjian kerjaperburuhan; dan 3. Perjanjian pemborongan pekerjaan. Yang difokuskan dalam skripsi ini adalah mengenai perjanjian pemborongan pekerjaan. Dalam pasal 1601b, disebutkan bahwa perjanjian pemborongan pekerjaan adalah suatu perjanjian antara seorang pihak yang memborongkan pekerjaan dengan seorang lain pihak yang memborong pekerjaan, dimana pihak yang pertama menghendaki sesuatu hasil pekerjaan 6 M. Bahsan, op. cit, hal 102 Universitas Sumatera Utara yang disanggupi oleh pihak lawan, atas pembayaran suatu jumlah uang sebagai harga pemborongan 7 . Pengusaha yang mengadakan perjanjian pemborongan pekerjaan dengan pemerintah, yang selanjutnya disebut sebagai pemborong adalah pihak pelaku usaha yang mengadakan perjanjian pemborongan pekerjaan dengan pemerintah untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, termasuk pengadaan barang danatau jasa. Menurut UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, sebagaimana diubah dengan UU No 10 Tahun 1998, dalam pasal 8 dan penjelasannya dikatakan bahwa pemberian kredit selalu mengandung resiko, salah satu resiko adalah menetapkan jaminan collateral dalam analisis pemberian kredit. Mengenai jaminan, dalam pasal 2 ayat 1 Surat Keputusan Direksi bank Indonesia No. 2369KEPDIR tanggal 28 Februari 1998 tentang Jaminan Pemberian Kredit, jaminan adalah suatu keyakinan bank atau kesanggupan debitur untyuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan Sementara pemerintah dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara yang ibukotanya adalah Tarutung. Bank BRI merupakan Bank Rakyat Indonesia Cabang Tarutung yang merupakan bagian dari Bank BRI Kantor Wilayah Medan yang daerah kerjanya meliputi satu kabupaten Tapanuli Utara.

G. Sistematika Penulisan