Antara perjanjian pemborongan yang dibuat kontraktor dengan penerintah memiliki hubungan yang terpisah dengan perjanjian kredit antara kontraktor
dengan BRI. Jadi ketika resiko pemberian kredit beralih dari kemungkinan menjadi kenyataan, maka yang dipertanggungjawabkan adalah kontraktor,
bukan pemerintah. Apabila pemerintah yang lalai dalam memberikan hak pembayaran kepada kontraktor sehingga menimbulkan keterlambatan dalam
pengembalian kredit, maka kontraktor akan merasa berada pada posisi terjepit antara kepentingan pemerintah dengan kepentingan BRI.
B. Ketentuan Dalam Pemberian Kredit Kepada Kontraktor
1. Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Pemberian Kredit
Dalam pemberian KMK Konstruksi, pada dasarnya ada dua pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu BRI sebagai pemberi kredit atau Kreditur
dan kontraktorpemborong sebagai Debitur. Hubungan hukum yang terjadi antara keduanya didasarkan pada sebuah perjanjian kredit yang
dibuat dalam bentuk akta otentik yaitu akta notaris. Kedudukan kedua pihak wajib diperhatikan, karena BRI sebagai kreditur merupakan badan
hukum Perseroan Terbatas yang tunduk pada ketentuan tentang perusahaan dan memiliki struktur dari kantor pusat hingga kantor unit.
Demikian halnya dengan kontraktor, karena usaha yang dijalankan adalah melalui suatu bentuk badan usaha sehingga juga harus
diperhatikan pula aspek manajerialnya, jadi permohonan kredit dan
Universitas Sumatera Utara
pemberian kredit dilakukan oleh pihak yang memang diberi kewenangan sesuai aturan perusahaan atau badan hukum.
Proses pemberian kredit kepada kontraktor oleh BRI diberikan kewenangannya kepada Pejabat Kredit Lini Kantor Cabang, yang terdiri
atas atas 4 empat unsur, yaitu Pemimpin Cabang Pinca, Manajer Pemasaran, Account Officer Kantor Cabang, dan Account Officer Kredit
Konsumtif Kantor Cabang. Pejabat kredit lini tersebut berwenang dalam melakukan prakarsa atas kredit yang akan diberikan kepada kontraktor.
Permohonan kredit yang diajukan kepada Account Officer Kredit akan dianalisis sesuai dengan tugas dan kewenangannya, yang kemudian akan
diberikan kepada Manajer Pemasaran, yang juga akan dianalisis untuk diputuskan dan diberikan kepada Pimpinan Cabang. Analisis juga akan
dilakukan untuk kemudian diputuskan apakah kredit akan diberikan atau tidak. Kemudian akan diadakan perjanjian kredit antara BRI dengan
kontraktor melalui suatu akta notaris yang mana dari pihak kreditur akan diwakili oleh Pimpinan Cabang.
Terhadap permohonan kredit yang diterima, para pejabat kredit lini tersebut diwajibkan untuk melakukan pembinaan kredit mulai dari kredit
dicairkan sampai dengan kredit dilunasidikembalikan. Mereka juga bertugas melakukan fungsi restrukturisasi dan penyelesaian kredit
bermasalah. Untuk restrukturisasi kredit, Pimpinan Cabang akan menunjuk suatu unit kerja tersendiri yang susunannya dapat diambil dari
pejabat kredit lini lainnya di kantor cabang.
Universitas Sumatera Utara
Sementara dari pihak debitur, yaitu kontraktor, maka yang berwenang untuk melakukan tindakan hukum tentu harus melihat pada
ketentuan yang berlaku, yaitu dilakukan oleh organ badan usaha yang diberi wewenang bertindak atas nama badan usaha, misalnya :
Perseroan Terbatas PT, maka yang berwenang adalah Dewan
Direksi
36
,
Yayasan, maka yang berwenang adalah Pengurus Yayasan
37
.
Persekutuan Komanditer CV, Usaha Dagang, dan bentuk lain badan usaha bukan berbadan hukum, dilakukan oleh Direktur atau
jabatan yang berwenang untuk melakukan pengurusan badan usaha.
2. Prosedur Untuk Memperoleh Kredit