49 pembagian tugas, cara kerja dan hubungan antar pekerjaan yang satu dengan yang
lainnya serta pribadi yang satu dengan yang lainnya.
II. 3.2. Hakikat Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi dalam kaitannya dengan organisasi merupakan suatu hal yang kompleksitas yang hanya memungkinkan sebagian pengertian diketahui menjadi
salah satu dari pada proses-proses organisasi yang paling sulit mengukurnya. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi dalam kelompok formal maupaun informal dari suatu organisasi . Bila organisasi semakin besar dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin
kompleks pula proses komunikasinya. Wiryanto, 2004:54. Pengaruh komunikasi dalam organisasi biasanya diukur, dipandang dari
sudut sikap dan hasilnya. Komunikasi dapat mempengaruhi moril dari kelompok dan sikap-sikap yang dimiliki oleh individu-individu terhadap seluruh pekerjaan,
kepemimpinan dan teman kerja mereka, demikian pula hasil kerja individu dan kelompok dapat dipengaruhi oleh komunikasi.
II.4. KOMUNIKASI INTERNAL
Perusahaan sebagai kerangka framework menunjukkan atau memberikan pembagian tugas yang tegas diantara orang-orang yang terdapat dalam
perusahaan. Dalam penyelenggaraan dan pengawasan pelaksanaan tujuan yang hendak dicapai, maka perusahaan atau pemimpin tidak mungkin melakukan
komunikasi langsung dengan seluruh karyawan. Lawrance D. Brennan Effendy, 2003 : 122 mendefenisikan komunikasi internal adalah pertukaran gagasan
50 diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan
yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan struktur yang khas organisasi dan pertukaran gagasan secara horizontal dan
vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung operasi manajemen.
Menurut H.Fraizer Moor dan Frank B. Kalupa 1985:86, the function of internal communications is to let employess know what management is thingking
and to let management know what employess are thingking. Berdasarkan pengertian di atas bahwa fungsi internal publik relations adalah mengetahui apa
yang dipikirkan oleh karyawan oleh manjemen pimpinan, serta begitu juga sebaliknya.
Maka untuk itu fungsi dan tugas seorang publik relitions officer berupaya untuk membina hubungan komunikasi masyarakat internal atau terhadap para
karyawan dengan perusahaan pimpinan. Peranan tersebut bersangkut paut dengan “apa dan bagaimana” seorang praktisi publik relations dapat menjadi
penyambung informasi dari para karyawan kepada pihak perusahaan pimpinan terhadap para karyawannya Ruslan, 1998:253-254.
Pada dasarnya dalam internal publik relations harus memperhatikan dua hal penting dalam melakukan komunikasi, yaitu :
1. Tidak semua keterbukaan selalu baik, dan
2. Makin banyak komunikasi tidak selalu baik Tondowijojo, 20:2002
Sedangkan menurut Ruslan, komunikasi hubungan masyarakat internal dapat menjadi komunikasi yang efektif, yaitu apabila :
51 a.
Adanya keterbukaan manajemen perusahaan manajemen sistem terhadap para karyawannya.
b. Saling menghormati atau menghargai mutual appereciation
anatara satu sama lain, baik ia bertindak sebagai pimpinan maupun sebagai bawahan demi tercapainya tujuan utama perusahaan.
c. Adanya kesadaran atau pengakuan dari pihak perusahaan akan
nilai-nilai dan pentingnya suatu komunikasi timbal balik dengan para karyawannya.
d. Keberadaan seorang humas, yang tidak hanya memiliki
kemampuan dan pengalaman sebagai seorang komunikator, tetapi juga harus didukung dengan sumber-sumber daya teknis yang
canggih dan sekaligus sebagai media komunikannya Ruslan, 2002:282.
Keterbukaan yang dijelaskan diatas memiliki arti bahwa keterbukaan harus selalu disertai dengan kebijaksanaan dan bila terlalu banyak komunikasi
dapat membimbing serta memunculkan sikap salah paham. Komunikasi maksimal keterbukaan total dan terlalu banyak komunikasi sulit untuk mencapai sasaran
yang diinginkan, serta adanya campur tangan orang lain dalam semua kegiatan akan menghambat lancarnya kegiatan yang ditentukan sebelumnya.
Pimpinan harus berusaha mencapai komunikasi yang optimal dengan cara : 1.
Mengusahakan informasi yang relevan terkait yang diperlukan, 2.
Melindungi anggota dari over informasi dilanda kebanjiran komunikasi,
52 3.
Memahami dengan tepat tentang informasi yang diperlukan, Tondowidjodjo, 2002:20
Komunikasi seorang pimpinan harus labih baik, dia tidak hanya diharuskan hanya memimpin akan tetapi harus dapat menentukan tugas serta
memberi perintah kepada karyawan.
II.4.1 Bentuk-Bentuk Komunikasi Antar Karyawan
Dalam kegiatan komunikasi yang tercipta sesama karyawan pada dasarnya mempunyai dua bentuk komunikasi yaitu formal dan informal.
Komunikasi formal mempunyai dua bentuk, yang biasanya dapat berjalan lancar karena komunikasi tersebut merupakan bagian dari pekerjaan, yaitu :
1. Lisan, seperti : perundingan, rapat, instruksi dan lain-lain.
2. Melalui berbagai media Tondowidjojo,2002, 21
Sedangkan dalam bentuk komunikasi informal biasanya agak sulit dan sering sekali merupakan akibat dari gagalnya komunikasi formal. Bentuknya
sering merupakan pertemuan kebetulan saja terjadi seperti pembicaraan di kantin, dalam suatu resepsi, dan lain-lain. Namun komunikasi ini memiliki sisi positif dan
negatif dikarenakan sebagaiberikut: 1.
Dalam suasana pancaroba, komunikasi formal belum mempunyai bentuk yang tepat karena orang mancari jalur pintas yang informal.
2. Komunikasi informal berlangsung tanpa beban, jadi sesuai dengan
penjajakan. 3.
Saat dibutuhkan, orang harus memanfaatkan yang informal. Tondowijojo, 2002,21