Sejarah dan Perkembangan Gambaran Umum Perusahaan. 1. Production Sharing Contract dan BPMIGAS.
lapangan Badak, yang merupakan salah satu ladang gas terbesar didaerah ini. Akan tetapi karena lokasinya di tengah hutan kalimantan, nilai insentif domestik
untuk mengkomersilkan cadangan ini hanya sedikit. Cerita dan sejarah perusahaan ini mungkin akan berhenti di sini kalau saja
mereka tidak menemui Direktur Utama PERTAMINA, Dr. Ibnu Suwoto, di Jakarta. Mereka mengutarakan gagasan yang kedengarannya agak mustahil
untuk dilaksanakan, yaitu mencairkan gas alam menjadi LNG Liquefied Natural Gas dan kemudian mengakutnya keluar negeri, seperti Jepang dan
beberapa Negara pasar terdekat, dengan tanker yang di rancang khusus. Belum pernah ada pengusaha yang bergerak di dalam bisnis gas alam,
yang memiliki ambisi demikian kuatnya untuk melakukan hal yang mustahil tersebut diatas, mengingat lokasi sumber gas yang sangat terpencil dan sulit.
Tetapi rupanya gagasan ini berhasil menyakinkan Dr. Ibnu Suwoto. PERTAMINA, dengan dukungan teknis dan komersil dari VICO beserta para
mitra usahanya menandatangani kontrak penjualan LNG untuk jangka waktu 20 tahun dengan lima perusahaan gas dan listrik Jepang, dan mendirikan kilang
pencairan gas di Bontang, dipantai Kalimantan Timur. Pengapalan gas alam cair LNG dari badak yang pertama dilaksanakan pada tahun 1977.
Saat ini, kilang gas alam cair di bontang merupakan salah satu yang terbesar di dunia; memasok LNG dan LPG kepada para pelanggan di Jepang,
Taiwan dan Korea Selatan. Sementara itu VICO terus memainkan peranan penting dalam menumbuhkan bisnis LNGLPG, dengan tetap menyediakan
dukungan teknis dalam pengoperasian kilang di Bontang.
VICO Indonesia melakukan operasinya dari kantor pusat di Jakarta dan didukung oleh sekitar 1.700 karyawan. Lebih dari 470 sumur telah dibor dan
menemukan cadangan gas alam sebesar 14 TCF triliun kaki kubik serta 457 juta barel cadangan minyak.
Produksi saat ini masih terpusat di cekungan Kalimantan Timur dengan sumur – sumur di Badak, Nilam, Samberah dan Mutiara yang mampu
menghasilkan rata – rata 1,4 BCF billion cubic feet gas alam per hari dan 60.000 barel minyak mentah dan kondensat per hari.
Badak, ladang gas yang pertama dan terbesar, terletak di sekitar muara Sungai Mahakam di Kalimantan Timur. Semua produksi dari keempat ladang
VICO Indonesia serta ladang – ladang yang diolah oleh TOTAL Indonesia, dialirkan ke fasilitas badak pusat. Dari ruang kontrol di badak, para teknisi
VICO Indonesia memantau dengan teliti kualitas pencampuran gas dengan mem-pergunakan komputer dengan teknologi canggih.
VICO sebagai koordinator gas Kalimanatan Timur, kemudian mengirimkan produksi gas ke kilang LNG di Bontang dan kawasan industri
Bontang lainnya, sedangkan minyak dan kondensat ke teminal di Tanjung Santan. Perkembangan ini menuntut adanya peningkatan sarana dan prasarana
disekitar daerah operasi agar para karyawan dapat menikmati hidup yang lebih nyaman. Maka dibuatlah jalan – jalan baru, system transportasi yang lebih
nyaman, fasilitas sekolah dan pendidikan serta pengobatan. Yang tidak kalah pentingnya adalah perbaikan lingkungan, karena perusahaan yakin bahwa setiap
perkembangan pembangunan haruslah berjalan secara harmonis dengan lingkungannya.