Metode Analisis Data METODE PENELITIAN

1. Mengumpulkan hasil kuisioner yang telah diberikan kepada responden, 2. Kemudian memasukkan hasil jawaban responden ke dalam tabel penolong untuk korelasi rank spearman, 3. Dimana nilai pengamatan dari variabel x dan variabel y yang akan diukur korelasinya diberi jenjang. Bila ada nilai pengamatan yang sama dihitung jenjang rata-ratanya. 4. Setiap pasang jenjang dari variabel x dan variabel y dihitung perbedaannya b , 5. Perbedaan setiap pasang jenjang tersebut dikuadratkan 2 b , 6. Setelah dihitung jumlahnya jenjang ∑ 2 b yang diperoleh dari tabel penolong untuk koefisien korelasi rank spearman, kemudian hasil dari jumlah jenjang ∑ 2 b dimasukkan ke dalam rumus koefisien korelasi rank spearman, 7. Dimana koefisien korelasi rank spearman dinotasikan dengan ρ dinyatakan dengan rumus: 1 6 1 2 2 − ∑ − = n n b i ρ Keterangan: ρ = Koefisien Korelasi Rank Spearman. Baca rho. ∑ = Notasi jumlah b = Singkatan dari Beda D = Difference adalah beda antar jenjang setiap subyek n = Jumlah sampelresponden 8. Kemudian hasil dari perhitungan korelasi rank spearman diinterprestasikan dengan tabel nilai t, sehingga dapat diketahui seberapa besar tingkat hubungan kompensasi sebagai variabel x dengan kinerja karyawan sebagai variabel y. Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono 2005: 214 Sedangkan uji signifikansi harga observasi korelasi rank untuk sampel lebih dari 30, maka digunakan distribusi nilai t dimana harga observasi dihitung sebagai berikut: 2 1 2 r n t − − = ρ Keterangan: t = Nilai hitung t atau skor signifikan n = Jumlah responden ρ = Nilai atau skor Koefisien Rank Spearman rho Dengan demikian karena penelitian ini menggunakan uji signifikan, maka hipotesis statistiknya sebagai berikut: Formulasi H dan a H o H : = ρ Tidak ada hubungan antara kompensasi dengan kinerja karyawan di VICO Indonesia Company Muara Badak Kalimantan Timur . a H : ≠ ρ Ada hubungan antara kompensasi dengan kinerja karyawan di VICO Indonesia Company Muara Badak Kalimantan Timur. Dengan kriteria sebagai berikut: 1. Harga hitung t tabel t maka o H diterima dan a H ditolak artinya bahwa tidak ada hubungan antara kompensasi dengan kinerja karyawan di VICO Indonesia Company Muara Badak Kalimantan Timur. 2. Harga hitung t tabel t maka o H ditolak dan a H diterima artinya bahwa ada hubungan antara kompensasi dengan kinerja karyawan di VICO Indonesia Company Muara Badak Kalimantan Timur.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan. 4.1.1. Production Sharing Contract dan BPMIGAS. Minyak dan gas bumi adalah salah satu sumber energi dunia. Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam strategis yang tidak terbarukan yang dikuasai oleh negara serta merupakan komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang banyak dan mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional sehingga pengelolaannya harus dapat secara maksimal memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Produksi minyak dan gas bumi di Indonesia dilakukan oleh para Kontraktor Bagi Hasil yang melakukan eksplorasi dan produksi minyak di wilayah hukum pertambangan Republik Indonesia berdasarkan suatu Kontrak Bagi Hasil yang disebut Production Sharing Contract PSC. Dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 22 tahun 2001 UU 222001 tentang Minyak dan Gas Bumi, istilah Kontrak Bagi Hasil diubah menjadi Kontrak Kerja Sama. Namun demikian substansi dari Kontrak Kerja Sama tersebut tidak berbeda dengan Kontrak Bagi Hasil. Sesuai dengan Pasal 1 UU 222001, Kontrak Kerja Sama adalah Kontrak Bagi Hasil atau bentuk kontrak kerja sama lain dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang lebih menguntungkan negara dan hasilnya dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dengan perubahaan terminologi Kontrak Bagi Hasil menjadi Kontrak Kerja Sama, maka penyebutan Kontraktor Bagi Hasil selanjutnya disebut sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama KKKS. Berdasarkan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1994 tentang Syarat-syarat dan Pedoman Kerja Sama Kontrak Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi diatur bahwa Kontrak Bagi Hasil sekarang dikenal sebagai Kontrak Kerja Sama dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Manajemen ditangan Pertamina sekarang beralih kepada Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas BumiBPMIGAS. 2. Kontraktor menyediakan semua dana, tekhnologi, dan keahlian. 3. Kontraktor menanggung semua resiko finansial. 4. Besarnya Bagi Hasil ditentukan atas dasar tingkat produksi minyak dan atau gas bumi. BPMIGAS adalah suatu badan hukum yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagai pelaksanaan amanat UU 222001. BPMIGAS mempunyai fungsi melakukan pengawasan terhadap Kegiatan Usaha Hulu agar pengambilan sumber daya alam Minyak dan Gas Bumi milik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dalam melaksanakan fungsi dan wewenangnya, BPMIGAS mempunyai tugas: 1. Memberikan pertimbangan kepada Menteri atas kebijaksanaannya dalam hal penyiapan dan penawaran Wilayah Kerja serta PSC. 2. Melaksanakan penandatanganan PSC.