43 5 Pembuatan Larutan Blangko. Sejumlah 25
μL DMSO dipipet dan ditambahkan dengan 475 µL dapar fosfat 0,1 M pH 7,0. Sejumlah 250
μL p- nitrofenil
α-D-glukopiranosid 0,5 mM ditambahkan kemudian diprainkubasi di penangas air pada suhu 37°C selama 5 menit, lalu ditambahkan 250
μL dapar fosfat 0,01 M pH 7,0 dan diinkubasi kembali pada suhu 37°C selama 25 menit.
Setelah 30 menit, ditambahkan 1000 μL natrium karbonat 0,2 M. Serapan dibaca
pada panjang gelombang 400 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Cara Penetapan ditentukan melalui persentase aktivitas penghambatan
yang dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Dimana : C = Absorbansi aktivitas enzim tanpa sampel kontrol-
blangko S = Absorbansi aktivitas enzim dengan sampel S
1
- S
Penentuan IC
50
Fraksi dan Acarbose, yaitu fraksi yang paling aktif ditentukan konsentrasi penghambatan 50 IC
50
dengan menggunakan 5 variasi konsentrasi larutan sampel. Kontrol positif yang digunakan adalah acarbose
sebagai pembanding
3.5 Pengujian Toksisitas Dengan BSLT
Pengujian toksisitas dengan menggunakan larva udang Artemia salina Leach terhadap ekstrak kental n-heksan, etil asetat, etanol dan air.
Penetasan
Telur Artemia salina Leach, yaitu sejumlah lebih kurang 20 mg telur Artemia
salina Leach dimasukkan ke dalam bejana penetas yang telah berisi air laut Penghambatan =
C - S C
x 100
Universitas Sumatera Utara
44 sintetik yang dibuat dengan cara menimbang 38 gram garam tanpa yodium d an
dilarutkan dalam 1 L air, kemudian disaring dengan kertas Whatman dan diberi penyinaran dengan lampu TL 18 watt. Setelah 24 jam, telur yang sudah menetas
menjadi nauplii dipindahkan ketempat lain, 24 jam setelah itu nauplii tersebut sudah dapat digunakan sebagai hewan uji. Bejana penetas disekat sehingga
memiliki dua sisi ruang, yaitu dua sisi terbuka dan tertutup.
4. Persiapan Larutan Uji
Sebanyak lima belas vial disiapkan, larutan uji dibuat dengan tiga konsentrasi yang berbeda yaitu 1000 bpj, 100 bpj dan 10 bpj. Masing-masing
dibuat tiga kali pengulangan triplo. 3 vial digunakan untuk kontrol. Larutan induk dibuat dengan melarutkan 20 mg ekstrak yang dilarutkan dengan 2 mL
pelarut yang sesuai. Jika sampel sukar larut, maka ditambahkan dimetil sulfoksida DMSO 1 sebanyak 10-50
μL. 18.
5. Uji Toksisitas Dengan BSLT
Larutan induk dengan pelarut etanol tersebut sebanyak 500, 50 dan 5 μL
berturut-turut dimasukkan kedalam vial yang telah disiapkan untuk konsentrasi 1000, 100, dan 10 bpj, kemudian diuapkan sempurna sampai kering. Setiap
konsentrasi dibuat dalam 3 vial, kemudian kedalam masing-masing vial dimasukkan lebih kurang 3 mL air laut dan 10 ekor nauplii, kemudian
ditambahkan air laut sampai diperoleh 5 mL. Larutan diaduk sampai homogen, untuk setiap konsentrasi dibuat tiga kali pengulangan.
Nilai LC
50
didapat menggunakan progam statistik SPSS 11.5. Dimana nilai LC
50
yaitu konsentrasi zat uji yang dapat membunuh larva udang sebanyak 50. Suatu sampel dikatakan sangat toksik terhadap larva udang Artemia salina Leach
Universitas Sumatera Utara
45 apabila mempunyai LC
50
30 μgmL, toksik apabila mempunyai LC
50
30-1000 μgmL dan tidak toksik apabila mempunyai LC
50
1000 μgmL.
3.6 Uji Fitokimia terhadap ekstrak VPEtOH yang memiliki aktivitas