16
Disakarida Monosakarida
Absorbsi Glukosa Darah Meningkat
Glukosa Masuk ke dalam Sel
Cadangan Glikogen dan Adipose Energi
GLUT 1, GLUT 2, GLUT 3, GLUT 4,
GLUT 5 Karbohidrat
Polisakarida
α-Glukosidase Brush border
mikrovili usus
Gambar 2.4. Masuknya Glukosa ke Dalam Sel
2.2.1 Pengaturan Kadar Glukosa Darah
Pada orang normal, pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah pada saat puasa yang pengukurannya dilakukan sebelum sarapan pagi adalah 80 dan 90
mg100ml darah. Konsentrasi ini meningkat menjadi 120 sampai 140 satu jam setelah makan, namun konsentrasi gula darah akan kembali normal setelah 2 jam
makan. Pada saat kelaparan fungsi glukoneogenesis dari hati menyediakan
glukosa yang dibutuhkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah puasa. Pengaturan kadar glukosa darah dapat dilihat sebagai berikut: 1 Hati
berfungsi sebagai suatu sistim penyangga glukosa darah yang sangat penting. Pada saat sesudah makan glukosa darah meningkat, sekresi insulin juga
meningkat. Sebanyak 23 dari seluruh glukosa yang diabsorbsi dari usus dalam waktu singkat akan disimpan di dalam hati sebagai glikogen, beberapa jam
Universitas Sumatera Utara
17 kemudian bila konsentrasi glukosa darah dan kecepatan sekresi insulin berkurang,
hati akan melepaskan glukosa kembali ke dalam darah. Dengan cara ini, hati mengurangi fluktuasi konsentrasi glukosa darah sampai kira-kira 13 dari fluktuasi
yang dapat terjadi. 2 Fungsi hormon insulin dan glukagon sama pentingnya dengan sistim
pengatur umpan balik untuk mempertahankan konsentrasi glukosa normal. Bila konsentrasi glukosa darah meningkat, sekresi insulin akan terjadi, insulin akan
merangsang glukosa transporter untuk mentransfer glukosa darah ke sel-sel sehingga kadar glukosa di dalam darah menjadi normal kembali. Sebaliknya pada
saat glukosa darah menurun sekresi glukagon akan meningkat, selanjutnya glukagon akan berfungsi merangsang meningkatnya kadar glukosa darah sehingga
kembali normal. Hormon insulin dan glukagon berfungsi berlawanan, namun kerjanya berfungsi menormalkan kadar glukosa di dalam darah.
3 Pada keadaan hipoglikemia, timbul suatu efek langsung akibat kadar glukosa darah yang rendah terhadap hipotalamus, yang akan merangsang sistem
saraf simpatis. Selanjutnya hormon epinefrin yang disekresikan oleh kelenjar adrenal menyebabkan pelepasan glukosa lebih lanjut dari hati. Jadi epinefrin juga
membantu melindungi agar tidak timbul hipoglikemia yang berat. 4 Pada saat keadaan diet karbohidrat setelah beberapa hari, sebagai
respons terhadap hipoglikemia yang lama, akan timbul sekresi hormon kortisol dan pertumbuhan, kedua hormon ini mengurangi kecepatan pemakaian glukosa
oleh sebagian besar sel tubuh, dan sebaliknya akan menambah jumlah pemakaian lemak sehingga akan mengembalikan kadar glukosa dalam darah kembali normal
Guyton, and Hall, 2007.
Universitas Sumatera Utara
18
2.2.2 Pentingnya Pengaturan Kadar Glukosa Dalam Darah