Taksonomi Tanaman Raru Metabolit Sekunder

10 Guttifera Shorea faguetiana Heim Gunawan,2009. Gambar jenis pohon dan daun jenis tanaman Raru Vatica pauciflora Blume ini dapat terlihat pada lampiran 1.

2.1.1 Taksonomi Tanaman Raru

Tanaman jenis Raru ini termasuk dalam klasifikasi berdasarkan divisi yaitu Magnoliopita, berdasarkan kelas yaitu Magnoliopsida, termasuk dalam kelompok bangsa Malvales, termasuk dalam kelompok suku Dipterocarpaceae, dan kelompok marga Vatica. Jenisnya disebut Vatica pauciflora Blume. Sinonim dari tanaman ini adalah vatica forbesiana Burck, Vatica lamponga Burck, Vatica ruminate Burck, Vatica sumatrana Slooten, Vatica wallichii Dyer. Daerah tempat tumbuhnya tanaman ini adalah Sumatra dengan sebutan Raru dan Kalimantan dengan sebutan Resak.

2.1.2 Metabolit Sekunder

Senyawa organik yang dihasilkan oleh alam terdiri dari senyawa metabolit primer dan sekunder. Metabolit sekunder biasa disebut sebagai senyawa bahan alam atau Natural product. Biosintesis metabolit sekunder diturunkan dari metabolit primer gula, asam amino, lemak, dan nukleotida. Metabolit sekunder distribusinya pada tanaman tidak universal artinya tidak terdapat pada seluruh bagian tanaman penghasil. Metabolit sekunder juga spesifik pada tanaman itu sendiri. Misalnya metabolit sekunder seperti aroma bunga mawar hanya terdapat pada bunga mawar tidak terdapat pada bunga lain. Metabolit primer terdistribusi secara universal terdapat pada seluruh tanaman penghasil, dan memberikan keterlibatan langsung pada metabolisme di Universitas Sumatera Utara 11 dalam sel organisme yang menghasilkan. Metabolit sekunder jauh lebih sedikit terdapat pada tumbuhan maupun hewan dibandingkan dengan metabolit primer. Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan bioaktifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri dan lingkungannya. Secara umum metabolit sekunder dalam bahan hayati dikelompokkan berdasarkan sifat dan reaksi khas suatu metabolit sekunder dengan pereaksi tertentu. Metabolit sekunder dapat dikelompokkan sebagai: Alkaloid, Terpenoid, Flavonoid, Fenolik, Saponin, Kumarin, Zat warna kuinon, dan Karotenoid Hanani E, 2010. Alkaloid terdapat pada tumbuh-tumbuhan tersebar luas di berbagai jenis tumbuhan, masing-masing tumbuhan mempunyai keaktifan biologis tertentu. Ada yang dapat digunakan sebagai obat, ada juga yang bersifat racun. Terdapat pada biji, daun, ranting dan kulit batang. Uumumnya tidak berwarna berupa kristal amorf, sedikit berupa cairan. mengandung satu atau lebih atom Nitrogen dalam cincin heterosiklik dan bersifat basa Sirait, 2007. Terpenoid adalah senyawa yang berasal tumbuhan dan hewan. Terdapat sebagai bermacm-macam senyawa seperti minyak atsiri yaitu monoterpen dan sekuisterpen C 10 dan C 15 yang mudah menguap, diterpen C 20 sukar menguap, sedangkan triterpen, sterol C 30 , dan pigmen karoten C 40 tidak dapat menguap. Terpenoid penting untuk metabolisme pada tumbuhan dan metabolisme tumbuhan. Larut dalam lemak, pada tumbuhan terdapat pada sitoplasma. Senyawa terpenoid diekstraksi dengan eter dan kloroform Harborn, 1987. Universitas Sumatera Utara 12 Fenolik adalah merupakan senyawa aromatik dengan gugus fungsi hidroksil. Sisi dan jumlah grup hidroksil pada grup fenol diduga memiliki hubungan dengan toksisitas relatif menekan terhadap mikroorganisme dengan bukti bahwa hidroksilasi yang meningkat menyebabkan toksisitas yang meningkat pula Harborn,1987. Flavonoid adalah senyawa polifenol yang memiliki kerangka karbon terdiri dari 15 atom karbon. Inti dasarnya tersusun dengan konfigurasi C 6 – C 3 – C 6 yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tak dapat membentuk cincin ketiga. Agar mudah cincin diberi tanda A,B, dan C; atom karbon dinomori menurut sistim penomoran yang menggunakan angka biasa untuk cincin A dan C serta angka beraksen untuk cincin B. Cakupan flavonoid yang sudah diketahui sangatlah luas. Pertama sekali terbentuk pada biosintetis adalah khalkon dan semua bentuk lain adalah turunannya Markam, 1988. O O A C B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 ` 2 ` 3` 4` 5` 6` Gambar 2.1. Kerangka dasar Flavonoid Markam, 1988. Senyawa flavonoid terdapat hampir dalam semua tumbuhan hijau, terdapat sebagai senyawa campuran dan jarang sekali ditemukan sebagai senyawa tunggal Harborn, 1987. Flavonoid dapat diekstraksi dengan etanol 70 berupa senyawa fenol, warnanya akan berubah bila ditambah basa atau ammonia sehingga mudah Universitas Sumatera Utara 13 dideteksi. Mekanisme reaksi glukosa dengan flavonoid pada proses penurunan glukosa darah dengan metoda enzimatis terjadi dalam dua tahap yaitu: Gambar 2.2. Mekanisme Reaksi Enzimatis Glukosa dan Fenol.Munawarah, 2009 Reaksi tahap pertama adalah glukosa direaksikan dengan flavonoid di alam berbentuk senyawa fenol dengan metode enzimatis yang menggunakan enzim Glukosa Oksidase GOD menghasilkan Energi, Asam Glukonat dan Hidogen peroksida. Reaksi tahap kedua yaitu reaksi Hidrogen peroksida dengan reagen 4-amino-antipirin yang ditambahkan dengan enzim Para Amino-antipirin Peroksidase PAP menghasilkan senyawa yang berwarna merah kuinonimin. Hasil akhir senyawa yang berwarna merah tersebut selanjutnya diukur dengan spektrofotometri dan didapatkan hasil bahwa pada menit ke 30 penurunan kadar Universitas Sumatera Utara 14 glukosa darah mencapai nilai optimal. Semakin lama waktu pengukuran akan mempengaruhi kepekatan warna dari flavonoid yang bereaksi dengan glukosa warna semakin pudar dikarenakan asam glukonat yang dihasilkan menguap Munawarah, 2009. Saponin adalah senyawa yang larut dalam air, identifikasi saponin sangatlah mudah dalam air bila digojok akan menghasilkan buih sabun. Saponin berasa pahit atau getir, senyawanya dapat membentuk larutan koloida, dapat mengiritasi membran mukosa dan membentuk senyawa kompleks dengan kolesterol. Selain itu saponin juga bersifat toksik terhadap ikan dan hewan berdarah dingin lainnya, sehingga dapat digunakan sebagai racun ikan pada konsentrasi yang rendah, saponin sering menyebabkan hemolisis sel darah merah pada tikus. Saponin juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber sapogenin yang dapat diubah menjadi sterol hewan yang mempunyai manfaat terapeutik antara lain kortison dan kontraseptik sterogen Harborn, 1987. Kumarin dijumpai pada jenis tumbuhan tinggi dan jarang ditemukan pada mikro organisme, mempunyai kerangka C 6 – C 3. Dari segi biogenetik kerangka benzoripan-2-on dari kumarin berasal dari asam sinamat melalui reaksi-reaksi ortohidroksilasi dan reaksi laktonisasi Harborn,1987 O O Gambar 2.3. Kumarin Universitas Sumatera Utara 15 Zat warna Kuinon merupakan heterosikel cincin terpadu yang strukturnya berubah dengan naftalen, terdapat pada tanaman merupakan zat warna. Isokaindina adalah isomer-isomernya yang mengandung Nitrogen Sirait, 2007. Karotenoid terdapat pada tumbuhan dan hewan, merupakan turunan isoprena yang berantai panjang. Karotenoid yang terdapat dalam tanaman dapat dirubah secara enzimatik menjadi vitamin A oleh kebanyakan hewan. Beta karote ditemukan di dalam sayur-sayuran berwarna dan buah-buahan seperti wortel, ubi jalar dan buah berwarna Lehninger, 1993.

2.2 Absorbsi Glukosa Dalam Tubuh