Uji Fitokimia terhadap ekstrak VPEtOH yang memiliki aktivitas

45 apabila mempunyai LC 50 30 μgmL, toksik apabila mempunyai LC 50 30-1000 μgmL dan tidak toksik apabila mempunyai LC 50 1000 μgmL.

3.6 Uji Fitokimia terhadap ekstrak VPEtOH yang memiliki aktivitas

antidiabet paling tinggi Harborn,1987. a. Identifikasi golongan alkaloid. Dalam mengidentifikasi golongan alkloid, sebanyak 20 mg dari ekstrak etanol dilembabkan dengan 5ml ammonia 30, digerus dalam mortir, kemudian ditambah 20 mL kloroform dan digerus dalam mortir, kemudian ditambah 20 ml kloroform dan digerus kembali dengan kuat. Campuran tersebut disaring dengan kertas saring, dan filtrat berupa larutan organik diambil sebagai larutan A. Sebagian dari larutan A10 mL dikocok dengan 10 mL larutan HCl 1:10 di dalam tabung reaksi, dan diambil larutan bagian atas larutan B. Larutan A diteteskan beberapa tetes pada kertas saring dan disemprot atau ditetesi dengan pereaksi Dragendorff Terbentuknya endapan merah atau jingga pada kertas saring menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Larutan B dibagi dalam dua tabung reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi Dragendorf dan Mayer. Terbentuknya endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan adanya senyawa alkaloid. b. Identifikasi gologan steroid dan triterpenoid. Untuk mengidentifikasi golongan steroid dan triterpenoid, sebanyak 20 mg dari ekstrak etanol dimaserasi dengan 20 mL eter selama 2 jam dalam wadah dengan penutup rapat. Hasil maserasi disaring dan diambil filtratnya. Sebanyak 5mL filtrat tersebut diuapkan dalam cawan pennguap hingga diperoleh residu, kemudian ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pereaksi Universitas Sumatera Utara 46 Lieberman-Buchard. Terbentuknya warna merah atau hijau menunjukkan adanya senyawa golongan steroid atau triterpenoid. c. Identifikasi golongan flavonoid. Untuk mengidentifikasi golongan flavonoid, 100 mL air panas ditambahkan kedalam 20 mg ekstrak etanol, lalu dididihkan selama 5 menit dan disaring dengan kertas saring hingga filtrat untuk digunakan sebagai larutan percobaan C. Kedalam larutan percobaan C dalam tabung reaksi, ditambahkan serbuk atau lempeng magnesium secukupnya, 1mL asam klorida pekat dan 5 mL amil alkohol, dikocok kuat dan dibiarkan memisah. Terbentuknya warna merah pada lapisan amil alkohol menunjukkan adanya senyawa flavonoid. d. Identifikasi golongan saponin. Untuk mengidentifikasi golongan saponin sebanyak 10 mL larutan yang diambil dari larutan percobaan C, dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dikocok selama 10 detik secara vertikal , kemudian dibiarkan 10 menit. Terbentuknya busa dalam tabung reaksi yang bila ditambahkan 1 tetes asam klorida 1 encer busa tetap stabil menunjukkan adanya senyawa golongan saponin. e. Identifikasi golongan Tannin. Untuk mengidentifikasi golongan Tannin, 100mL air ditambahkan ke dalam 20 mg dari ekstrak etanol dan 5 mg dari fraksi etanol, selanjutnya didihkan selama 15 menit, didinginkan dan disaring dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh dibagi menjadi dua bagian. Ke dalam filtrat pertama ditambahkan larutan feriIII klorida 1. Terbentuknya warna biru tua atau hijau kehitaman menunjukkan adanya senyawa golongan tannin. Ke dalam filtrat yang ke dua ditambahkan 15 mL pereaksi Stiassny formaldehida 30-HCl pekat= 2:1, dan dipanaskan di atas penangas air. Universitas Sumatera Utara 47 Terbentuknya endapan merah muda menunjukkan adanya tanin katekuat. Selanjutnya, endapan disaring, filtrat dijenuhkan dengan natrium asetat, dan ditambahkan beberapa tetes larutan feri III klorida 1. Terbentuknya warna biru tinta menunjukkan adanya tanin galat. f. Identifikasi golongan kuinon. Untuk mengidentifikasi golongan kuinon, diambil sebanyak 5 mL larutan percobaan yang diperoleh dari percobaan C, dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 1 N. Terbentuknya warna merah menunjukkan adanya senyawa golongan kuinon. g. Identifikasi senyawa Kumarin. Dalam mengidenifikasi senyawa Kumarin diambil sebanyak 20 mg dari ekstrak etanol dimasukkan dalam tabung reaksi volume 20mL, ditambahkan 10 mL kloroform, dan dipasang corong yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air pada mulut tabung, dipanaskan 20 menit di atas penangas air dan didinginkan, kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap sampai kering, dan terhadap sisa penguapan ditambahkan 10 ml air panas, kemudian didinginkan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 0,5 mL larutan amonia 10, dan diamati di bawah sinar lampu ultraviolet pada panjang gelombang 365 nm. Terjadinya fluoresensi hijau atau biru menunjukkan adanya golongan kumarin. h. Identifikasi golongan minyak atsiri. Dalam mengidentifikasi golongan minyak atsiri dilakukan dengan mengambil sebanyak 20 mg dari ekstrak etanol, lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambah 10 mL pelarut proteleum eter, dan pada mulut tabung dipasang corong yg diberi lapisan kapas yang Universitas Sumatera Utara 48 telah dibasahi dengan air, kemudian dipanaskan selama 10 menit di atas penangas air. Setelah dingin, cairan disaring dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh diuapkan dalam cawan penguap, residu yang terbentuk dilarutkan dengan alkohol sebanyak 5 mL lalu disaring dengan kertas saring. Residu yang berbau aromatik menunjukkan adanya golongan atsiri.

3.7 Fraksinasi Dengan Metode Kromatografi Kolom