Masa Pemerintahan Jayanagara 1309-1328 M

42 Hayam Wuruk menikah dengan Paduka Sori anak dari Bhre Wengker Wijayarajasa suami Bhre Daha Rajadewi Maharajasa, bibi Hayam Wuruk. Dari pernikahan tersebut Hayam Wuruk mempunyai puteri Kusumawardhani Bhre Kabalan. Dari isteri yang lain, Hayam Wuruk mempunyai putera yaitu Bhre Wirabhumi, yang semula menjadi bhatara ring Wengker. “Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389 dan didharmakan di Japan dengan nama Sarwajnya purwa.” Riboet Darmosoetopo, 1993: 54

e. Masa Pemerintahan Wikramawardhana 1390-1428 M

Soekmono 1973 mengatakan bahwa, Wikramawardhana adalah suami dari anak Hayam Wuruk dengan permaisurinya yaitu Kusumawardhani. Wikramawardhana ini masih saudara sepupu dengan Kusumawardhani. Karena putera mahkota Majapahit adalah seorang perempuan, maka yang menggantikan jabatan tersebut adalah suaminya yaitu Wikramawardhana. Sebenarnya Hayam Wuruk mempunyai anak laki-laki yaitu Bhre Wirabhumi tetapi bukan anak permaisuri, sehingga tidak dapat menjadi penerus raja berikutnya. Bhre Wirabhumi diberi bagian ujung Jawa Timur untuk daerah pemerintahannya. Dengan demikian maka sesudah Hayam Wuruk meninggal, Majapahit tersebut terbagi secara resmi menjadi dua. Hubungan antara Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi pada tahun 1401 M berbalik menjadi peperangan. Peperangan ini terkenal dengan sebutan perang Paregreg yang baru berakhir pada tahun 1406 M dengan dibunuhnya Wirabhumi. Hal ini disebabkan karena Bhre Wirabhumi tidak setuju dengan dinobatkannya Suhita anak dari Wikramawardhana menjadi putra mahkota. 43

f. Masa Pemerintahan Suhita 1429-1447 M

Raja Majapahit yang keenam adalah Suhita, anak perempuan dari Wikramawardhana dan Kusumawardhani, ia memerintah pada tahun 1429-1447 M. Pada masa pemerintahan Suhita ditandai oleh berkuasanya kembali anasir- anasir Indonesia. Berbagai tempat pemujaan didirikan di lereng-lereng gunung, dan bangunan-bangunan disusun sebagai punden berundak. Soekmono: 1973 Menurut Riboet Darmosoetopo 1993, Suhita meninggal pada tahun 1447 M dan didharmakan di Singkajaya.

g. Masa Pemerintahan Dyah Kertawijaya 1447-1451 M

Dikarenakan Suhita tidak mempunyai anak, maka sepeninggal tahtanya diduduki oleh adiknya bernama Bhre Tumapel Dyah Kertawijaya. Prasasti menyebutnya Wijayaparakrama-wardhana. Pada tahun 1451 M Dyah Kertawijaya meninggal dan didharmakan di Kertawijayapura. Riboet Darmosoetopo: 1993 h. Masa Pemerintahan Rajasawardhana 1451-1453 M Menurut Riboet Darmosoetopo 1993, Kertawijaya diganti oleh Bhre Pamotan bergelar Sri Rajasawardhana, lebih dikenal dengan nama Sang Sinagara. Pararaton menyebut Sri Rajasawardhana menjadi raja berkedudukan di Keling- Kahuripan. Berarti telah terjadi pemindahan pusat kerajaan yaitu dari Majapahit ke Keling-Kahuripan. Hal ini disebabkan di Majapahit masih terjadi pertentangan keluarga. Sri Rajasawardhana meninggal pada tahun 1453 M dharmanya di Sepang. Dan selama 3 tahun 1453-1456 M terjadi kekosongan pemerintahan.