VerifikasiPenarikan Kesimpulan Teknik Analisis Data

38

1. Masa Pemerintahan Kerajaan Majapahit

a. Masa Pemerintahan Raden Wijaya 1293-1309 M

Kidung Harsya Wijawa Sartono Kartodirjo, dkk, 1993: xi menyatakan bahwa, Raden Wijaya adalah raja pertama dari kerajaan Majapahit. Raden Wijaya dilantik pada tanggal 12 November 1293 M dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Menurut Anwar Kurnia dan Moh Suryana 2001, Raden Wijaya menikahi 4 putri raja Kertanegara yaitu Tribhuwaneswari, Narendradhuhita, Pradnyaparamita, dan Gayatri. Tribhuwaneswari menjadi permaisuri utama dan memiliki 1 orang putra yaitu Jayanegara yang kemudian akan menggantikannya menjadi raja penguasa Majapahit. Namun yang paling dikenal adalah Gayatri atau Rajapatni, karena dari Gayatri inilah keturunan anggota keluarga kerajaan Majapahit berikutnya. Dengan Gayatri memiliki 2 orang putri dengan gelar Bhre Kahuripan dan Bhre Daha. Raden Wijaya sendiri ternyata masih ada keturunan Singasari, dilihat dari silsilahnya Riboet Darmosoetopo, 1993: 62-63, merupakan anak Dyah Lembu Tal, cucu Mahisa Campaka atau Narasinghamurti, buyut Mahisa Wongateleng, dan piut canggah Ken Angrok-Kend Dedes. Masa pemerintahan Kertarajasa kurang lebih 16 tahun lamanya. Dimasanya, Kertarajasa memerintah dengan tegas dan bijaksana, tetapi masih ada beberapa pemberontakan antara lain paranggalawe, pasora, dan pajurudemung. Semua pemberontakan dapat ditumpas dengan baik. Untuk susunan pemerintahan pada masa Kertarajasa, 39 masih serupa dengan pemerintahan Singasari. Yaitu terdapat 3 orang menteri ditambahkan dua lagi, yakni rakryan rangga dan rakryan tumenggung. Menurut kitab Negarakertagama, “Kertarajasa wafat pada tahun 1309 dan didharmakan di Simping dengan sifat Ciwaistis, dan di Antapura dengan sifat Budhistis” Riboet Darmosoetopo, 1993: 53. Arca perwujudannya adalah Harihara, yaitu Wisnu dan Siwa dalam satu arca.

b. Masa Pemerintahan Jayanagara 1309-1328 M

Jayanagara adalah anak dari permaisuri Tribhuwaneswari, Jayanegara menggantikan ayahnya memerintah kerajaan Majapahit setelah ayahnya meninggal pada tahun 1309. Ketika memerintah Jayanegara mendapat gelar Kalagemet. Anwar Kurnia dan Moh. Suryana 2001 dalam bukunya menyatakan bahwa, pada masa pemerintahannya ternyata menjumpai banyak kesulitan, terutama pemberontakan-pemberontakan dari mereka yang selalu setia kepada Raden Wijaya. Pemberontakan-pemberontakan itu sebenarnya tidak ditujukan terhadap raja, melainkan terhadap Mahapati, seorang pejabat tinggi yang sangat besar pengaruhnya atas raja dan yang bertindak kurang bijaksana. Pemberontakan tersebut antara lain oleh Rangga Lawe, Sora 1311 M, Nambi 1316 M, dan yang paling berbahaya adalah Kuti 1319 M dimana ibu kota dapat diduduki dan raja terpakasa melarikan diri. Pada tahun 1328 M Jayanagara dibunuh oleh Tanca tabib istana dengan tidak meninggalkan seorang keturunan. Menurut Negarakertagama,”ia didharmakan di Silapetak dan di Bubat bersifat Wisnuistis, sedang di Sukalila bersifat Budhistis” Riboet Darmosoetopo, 1993: 54.