Dewa Indra Dewa Lokapala

78 5. Kuat

c. Dewa Yama

Dewa Yama adalah dewa akhirat dalam agama Hindhu. Menurut kepercayaan Hindhu, dialah dewa yang pertama kali dijumpai oleh roh orang mati saat berangkat menuju wilayah surgawi, sehingga dia juga bergelar dewa kematian. Tugas utamanya adalah mengadili roh orang mati. Dewa Yama memiliki wahana berupa seekor kerbau betina, bersenjatakan gada atau danda dan membawa jerat. Dewa Yama ini merupakan penguasa arah mata angin Selatan wikipedia.org: 2015. Penggambaran dewa Yama terdapat pada buku Ikonografi Hindu Retnaesih Maulana: 1997 menjelaskan bahwa terdapat beberapa macam versi seperti dewa-dewa sebelumnya di atas, antara lain yaitu di dalam kitab Visnudharmottara Yama digambarkan bertangan empat yang masing-masing membawa danda, khadga, trisula,dan aksamala. Dengan mengenakan pakaian berwarna kuning keemasan dan di sebelah kanan dewa Yama dilukiskan Kala dalam sikap ugra sambil memegang pasa. 1 Makna Dalam Pendidikan Karakter Menurut serat Asthabrata Harjana Harjawijana, 2008: 3: “Dewa Yama bersifat menghukum barang siapa yang berbuat salah, durjana pencuri di negara, semuanya diberantas, tidak dengan pertimbangan hubungan keluarga, bila masuk golongan durjana wajib dibunuh. Siapapun yang berbuat dursila perbuatan salah wajib diberantas, dikejar sampai ditempat persembunyian mereka tanpa ampun. Bila tertangkap dibunuhdijatuhi hukuman yang setimpal. Yang menyebabkan kotor oleh mereka yang berbuat jahat dihukum, agar negara bersih, mereka tidak sempat mengundang teman-temannya untuk berbuat jahat. Mereka yang berbuat buruk diusir, yang berbuat jahat 79 dibunuh, dan sejenisnya ditumpas habis-habisan. Maka pergunakanlah sifat dewa Yama dalam menumpas kejahatan sejenisnya.” Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karakter yang dibangun antara lain sebagai berikut: 1. Membela kebenaran 2. Adil

d. Dewa Nrtti Candra

Penjaga arah mata angin sebelah Barat Daya adalah dewa NrrtiCandra. Menurut kitab Visnudharmottara digambarkan dalam wujud menakutkan, mata melotot, mulut terbuka, rambut berdiri. Dewa NrrtiCandra digambarkan mengenakan perhiasan berupa kalung rangkaian bunga. Dewa NrttiCandra duduk di atas keledai sambil membawa khadga dan khetaka dan dikelilingi oleh apsara dan raksasa. Retnaesih Maulana: 1997 1 Makna Dalam Pendidikan Karakter Menurut serat Asthabrata Harjana Harjawijana, 2008: 4: “Dewa Candra bersifat menyenangkan seisi bumi, karena beliau besar maafnya. Tujuan dewa Candra itu agar senang semua rakyat, maka beliau memerintah dengan bijaksana. Harum dan manis semua perintahnya, baik air muka maupun keluarpraktik kata-kata perintahnya, disertai tawa serta senyum dengan tingkah laku tanpa menggambarkan kesulitan, mudah dikerjakan, yang dihadapi serba mudah menyenagkan. Dewa Candra berbudi sabar terhadap semua rakyat, dari lubuk hati yang dalam. Tindakan yang keluar dari hati tiada terlihat tergesa-gesa, makin kaya akan sifat maafnya, hanyalah serba menyenangkan yang rakyat rasakan. Dengan demikian para orang tua dan pendeta makin tebal rasa kasih sayangnya”. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karakter yang dibangun antara lain sebagai berikut: 1. Pemaaf