Masa Pemerintahan Hayam Wuruk 1350-1389 M

44

i. Masa Pemerintahan Girishawardhana 1456-1466 M

Tahun 1456 M tampil Dyah Suryyawikrama Girindra-wardhana. Girishawardhana adalah anak Dyah Kertawijaya. Semula menjadi Bhatara ring Wengker. Girishawardhana juga disebut dengan nama Bhre Hyang Purwawisesa. Girishawardhana meniggal pada tahun 1466 M setelah memerintah 10 tahun dan didharmakan di Puri. Riboet Darmosoetopo:1993 j. Masa Pemerintahan Singhawirkamawardhana 1466-1474 M Bhre Pandan Salas sebelum menduduki tahta, menjadi Bhre ring Tumapel. Setelah naik tahta bergelar Dyah Suraprabhawa Sri Singhawikramawardhana. Menurut prasasti Pamintihan pada tahun 1473 M, Singhawikramawardhana masih memerintah di Majapahit. Singhawikramawardhana menjadi maharaja diraja dan sebagai penguasa tunggal di Jawa jawabhumyekadhipa. Dalam kitab Siwaratrikalpa karangan mpu Tanakung, dikatakan keturunan wangsa Girindra. Singhawirkamawardhana menyingkir dari kraton Majapahit karena serangan dari Bhre Kertabhumi anak bungsu Sang Suragara yang ingin merebut kekuasaan Majapahit. Singhawikramawardhana menyingkir ke Daha untuk menyelamatkan pemerintahannya sampai meninggal pada tahun 1474 M. Riboet Darmosoetopo: 1993

k. Masa Pemerintahan Bhre Kertabumi 1468-1478 M

Bhre Kertabhumi mendesak pemerintahan Singhawikrama-wardhana pada tahun 1468 sehingga berpindah ke Daha. Dan Majapahit diduduki oleh Bhre 45 Kertabhumi. Pada tahun 1478 M, Bhre Kertabumi gugur di perang melawan Dyah Ranawijaya. Riboet Darmosoetopo: 1993 l. Masa Pemerintahan Girindrawardhana 1474-1519 M Dyah Ranwijaya sebelum menduduki tahta menjabat sebagai Bhre di Kling. Kemudian menggantikan ayahnya di Daha dengan gelar Girindrawardhana Dyah Ranawijaya. Girindrawardhana disebut Paduka Maharaja Bhatara Kling disamping sebutan Paduka Sri Maharaja Sri Wilwatiktapura Janggala Kadiri Prabhunatha. Pada tahun 1478 M Girindrawardhana melancarkan perang terhadap Bhre Kertabhumi, dan Kertabhumi gugur dalam perang tersebut. Sehingga raja ini berhasil menduduki Majapahit. Menurut prasastinya dari tahun 1486 M Girindrawardhana kemudian menamakan dirinya raja Wilwatika Daha Janggala Kadiri. Pada tahun yang sama Ranawijaya mengadakan upacara srada bagi bhre Pandansalas Dyah Suraprabhawa Sri Singhawikramawardhana atau Bhatara ring Dahanapura. Riboet Darmosoetopo: 1993 Penjelasan di atas, dapat diketahui terdapat 12 orang raja atau keturunan pada masa kerajaan Majapahit, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 102. Menurut Anwar Kurnia dan Moh. Suryana 2001, keruntuhan kerajaan Majapahit diperkirakan sekitar tahun 1519 Masehi, awal mula dari kemunduran Majapahit didahului oleh beberapa peristiwa penting. Peristiwa tersebut antara lain: meninggalnya Gajah Mada dan Hayam Wuruk, adanya perang antar saudara di dalam kerajaan, ada beberapa daerah yang melepaskan diri, serta penyebaran agama Islam yang menyebabkan munculnya kerajaan Islam di Nusantara.