18
Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepuasan dan Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Gadget Iphone pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
Perumusan masalah penelitian ini adalah: “Apakah Kepuasan dan Pengetahuan Produk mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keputusan
Pembelian Ulang Gadget Apple pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi
USU Medan?”. 1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Kepuasan dan Pengetahuan Produk terhadap Keputusan Pembelian Ulang
Gadget Apple pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Mahasiswa Manajemen USU Hasil penelitian ini dapat menjadikan masukan dan pedoman yang dapat
dijadikan sebagai acuan informasi dan mengembangkan wawasan untuk mengukur sejauh mana kepuasan dan pengetahuan produk terhadap keputusan
pembelian.
Universitas Sumatera Utara
19
2. Bagi Peneliti Lain Sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan dalam melakukan
penelitian lanjutan, khususnya penelitian yang berkaitan dengan kepuasan dan pengetahuan produk terhadap keputusan pembelian.
3. Bagi Peneliti Untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala
berpikir khususnya dalam bidang pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Kepuasan
Menurut Simamora 2003:18, kepuasan adalah hasil pengalaman terhadap produk. Pengalaman ini adalah sebuah perasaan konsumen setelah membandingkan
harapan pre-purchase expectation dengan kinerja aktual actual performance produk.
Menurut Sunarto 2004:8, kepuasan pelanggan bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai, relatif terhadap harapan pembeli. Pelanggan
yang merasa puas akan kembali membeli, dan mereka akan memberi tahu yang lain tentang pengalaman baik mereka dengan produk tersebut. Kuncinya adalah
menyesuaikan harapan pelanggan dengan kinerja perusahaan. Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan kualitas.
2.1.2 Faktor-Faktor Utama Tingkat Kepuasan
Menurut Lupiyoadi 2001:158, dalam menentukan tingkat kepuasan terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Kualitas produk atau jasa Pelanggan akan merasa puas, bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa
produk atau jasa yang mereka gunakan berkualitas.
Universitas Sumatera Utara
21
2. Kualitas pelayanan Terutama untuk industri jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik sesuai dengan yang diharapkan. 3. Faktor emosional
Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang
cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas produk jasa tetapi nilai sosial atau self-esteem
yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek tertentu. 4. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap pelanggan.
5. Biaya dan Kemudahan Untuk Mendapatkan Produk atau Jasa Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang
waktu untuk mendapatkan produk atau jasa, cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.
2.1.3 Metode Kepuasan Untuk Mengukur Kepuasan Pelanggan
Kotler dan Keller 2007:179, Mengidentifikasi 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
22
1. Sistem keluhan dan saran Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu memberikan
kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka.
2. Ghost Shopping Memperkerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan
atau pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan atau kelemahan produk
perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga dapat mengamati cara
perusahaan dan pesaingnya melayani permintaan pelanggan. 3. Lost Customer Analysis
Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu
terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.
4. Survei Kepuasan Pelanggan Banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan yang dilakukan dengan
penelitian survei, baik dengan survey melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan atau umpan
balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
Universitas Sumatera Utara
23
2.2 Pengetahuan Konsumen
2.2.1 Pengertian Pengetahuan Konsumen
Memahami pengetahuan konsumen sangat penting bagi pemasar. Informasi tentang apa yang akan dibeli, dimana membeli, dan kapan akan membeli akan
tergantung pada pengetahuan konsumen. Pengetahuan konsumen akan mempengaruhi keputusan pembelian bahkan pembelian ulang. Ketika konsumen memiliki
pengetahuan yang lebih banyak, maka ia akan lebih baik dalam mengambil keputusan, lebih efisien, lebih tepat dalam mengolah informasi dan mampu
mengingat kembali informasi dengan lebih baik Sumarwan, 2003:119. Menurut Sumarwan 2003:120, pengetahuan konsumen adalah semua
informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk serta informasi lainnya yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
2.2.2 Jenis-Jenis Pengetahuan Konsumen
Menurut Engel et al dalam Sumarwan 2003:120, membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga jenis yaitu:
1. Pengetahuan produk Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai informasi mengenai produk.
Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk. Peter
Olson menyatakan bahwa konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
24
Menurut Peter Olson dalam Sumarwan 2003:122, juga membagi tiga jenis pengetahuan produk antara lain :
a. Pengetahuan tentang karakterisktik atau atribut produk Atribut suatu produk dibagi menjadi atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut
fisik menggambarkan ciri-ciri fisik suatu produk, misalnya ukuran dari telepon genggam. Sedangkan atribut abstrak menggambarkan karakteristik
subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen. b. Pengetahuan tentang manfaat produk
Konsumen akan merasakan dua jenis manfaat setelah mengkonsumsi suatu produk yaitu manfaat fungsional manfaat yang dirasakan konsumen secara
psikologis dan manfaat psikososial yang menyangkut aspek psikologis seperti perasaan, emosi, dan suasana hati.
c. Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk bagi konsumen Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan oleh suatu produk juga tentu
akan mempengaruhi keputusan pembelian. 2. Pengetahuan pembelian
Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko tersebut, dan penempatan produk di dalam toko. Keputusan
konsumen mengenai tempat pembelian produk akan sangat ditentukan oleh pengetahuannya.
3. Pengetahuan pemakaian
Universitas Sumatera Utara
25
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan. Agar produk tersebut memberikan manfaat maksimal, maka
konsumen harus mampu menggunakan produk tersebut dengan benar. Kesalahan dalam penggunaan akan menyebabkan produk tidak berfungsi dengan baik. Oleh
karena itu, produsen berkewajiban memberikan informasi yang cukup karena pengetahuan pemakaian sangat penting bagi konsumen.
2.2.2.1 Pengertian Pengetahuan Produk
Menurut Tjiptono 2002:95, pengetahuan produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik, jasa, orang atau
pribadi, tempat, organisasi, dan ide. Jadi produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan.
2.2.2.2 Tingkatan Produk
Menurut Tjiptono 2002:96, dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk yaitu:
a Produk Utamainti, yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
b Produk Generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar rancangan produk minimal agar dapat berfungsi.
Universitas Sumatera Utara
26
c Produk Harapan, yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal layak diharapkan dan disepakati untuk dibeli.
d Produk Pelengkap, yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat atau layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan
dan bisa dibedakan dengan produk pesaing. e Produk Potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin
dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.
2.2.2.3 Klasifikasi Produk
Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua
kelompok utama, yaitu: barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, dirabadisentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik
lainnya, dan jasa merupakan produk yang tidak berwujud. Ditinjau dari aspek daya tahannya terhadap dua macam barang, yaitu barang tidak tahan lama, dan barang
tahan lama. Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
a. Klasifikasi Barang Konsumen
Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri individu dan rumah tangga, bukan untuk tujuan bisnis.
Menurut Berkowitz, et al dalam Tjiptono 2002:99, barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu:
Universitas Sumatera Utara
27
1 Convinience Goods
Convinience goods merupakan barang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggisering dibeli, dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya
memerlukan usaha yang minimum sangat kecil dalam pembandingan dan pembelian.
2 Shopping Goods
Shopping goods adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembelian dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang
tersedia.
3 Specialty Goods
Specialty goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik atau identitas merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha
khusus untuk membelinya.
4 Unsought Goods
Unsought goods merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetap pada umumnya belum terpikir untuk
membelinya.
b. Klasifikasi Barang Industri