48
1 Tahap perhatian, dalam tahap ini individu memperhatikan model yang
menarik, berhasil, atraktif, dan populer. Melalui memperhatikan model ini, individu dapat meniru bagaimana cara berpikir dan bertindak orang
lain, serta penampilan model di hadapan orang lain. Guru di dalam kelas dapat menarik perhatian siswa dengan cara menyampaikan petunjuk
belajar yang jelas dan menarik, dan memotivasi siswa untuk memperhatikan materi yang hendak disajikan.
2 Tahap retensi. Dalam tahap ini apabila guru telah memperoleh perhatian
siswa, guru memodelkan perilaku yang akan ditiru oleh siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktikannya atau
mengulangi model yang telah ditampilkan.
3 Tahap reproduksi. Dalam tahap ini siswa mencoba menyesuaikan diri
dengan perilau model. Misalnya, setelah siswa mengamati cara memukul bola tenis yang diperagakan oleh guru dan mempraktikannya
beberapa kali, siswa kemudian diminta membuat pukulan seperti yang dilakukan oleh gurunya.
4 Tahap motivasional. Dalam tahap ini, siswa akan menirukan model
karena merasakan bahwa melakukan pekerjaan yang baik akan meningkatkan kesempatan untuk memperoleh penguatan. Misalnya,
siswa meniru cara bermainnya pemain tenis yang sudah popular dan berharap menjadi petenis yang popular pula. Tahap motivasional dari
belajar melalui pengamatan di dalam kelas umumnya disebabkan oleh pujian yang diberikan oleh guru karena siswa mampu menyesuaikan diri
dengan model yang disampikan oleh guru, dan mereproduksinya karena telah mempelajari tentang apa yang diakukan oleh guru.
2.5 Layanan Penguasaan Konten dengan Teknik Modeling
2.5.1 Pengertian
Layanan penguasaan merupakan konten layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Prayitno dalam Tohirin 2007:158 menyebutkan bahwa “layanan
penguasaan konten merupakan layanan bantuan kepada individu siswa baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi
tertentu melalui kegiatan belajar”.
49
Sedangkan modeling, adalah meniru perilaku orang lain dan pengalaman yang dialami oleh orang lain, atau meniru keberhasilan atau kegagalan dari orang
lain. Dinyatakan pula bahwa “belajar pada diri individu tidak dibentuk oleh konsekuensi atas perilaku yang ditampilkan, namun belajar secara langsung dari
model” Anni dkk, 2004:26. Corey 1996:426 mengemukakan bahwa “istilah permodelan, belajar
dengan mengamati, menirukan, belajar sosialisasi dan belajar dengan menggantikan vicarious learning berarti proses berbuat yang dilakukan oleh
perilaku seseorang atau kelompok model sebagai stimulus terjadinya pikiran, sikap, dan perilaku yang serupa dipihak pengamat”.
Berdasarkan teori mengenai layanan penguasaan konten dan modeling diatas, maka dapat disimpulkan bahwa layanan penguasaan konten dengan teknik
modeling adalah layanan dalam bimbingan dan konseling dimana siswa yang
mendapat layanan ini diharapkan dapat menguasai konten tertentu, bisa berupa sikap, pola pikir, ataupun perilaku yang dapat mengembangan diri mereka, melaui
proses observasi terhadap suatu model tertentu yang bertujuan agar siswa dapat mencontoh dan mengaplikasikan pola pikir, sikap serta perilaku model tersebut.
2.5.2 Format Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten dengan Teknik
Modeling
Berdasarkan teori mengenai pelaksanaan layanan penguasaan konten di bagian sebelumnya, dan mempertimbangkan penggunaan teknik modeling, maka
50
layanan penguasaan konten dengan teknik modeling dapat dilaksanakan dengan format sebagai berikut :
1 Klasikal ,yaitu format kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas. Dalam format ini, layanan penguasaan konten dengan teknik modeling, dapat dilaksanakan dengan
beberapa cara yaitu; konselor dapat berperan sebagai model, atau siswa itu sendiri yang berperan sebagai model melalui role playing, ataupun melalui
pemutaran film, videotape dan audiotape. Dan dapat pula mengundang narasumber sebagai modelnya.
2 Kelompok, yaitu format kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang
melayani sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan. Dalam format ini, layanan penguasaan konten dengan teknik
modeling dapat dilaksanakan hanya pada sejumlah siswa tertentu dengan mempertimbangkan konten dan efektivitas layanan. Kegiatan ini dapat
dilakukan di dalam ruangan atau membawa siswa mengobservasi secara langsung sumber model di luar lingkungan sekolah.
2.5.3 Operasionalisasi