Pendekatan dan Teknik Layanan Penguasaan Konten

40 1 Pengembangan kehidupan pribadi 2 Pengembangan kehidupan hubungan social 3 Pengembangan kegiatan belajar 4 Pengembangan dan perencanaan karier 5 Pengembangan kehidupan berkeluarga 6 Pengembangan kehidupan beragama Tohirin, 2007 : 160

2.3.4 Pendekatan dan Teknik Layanan Penguasaan Konten

2.2.4.1 Pendekatan Layanan penguasaan konten umumnya diselenggarakan secara langsung direktif dan tatap muka melalui format klasikal, kelompok, atau individual. Pembimbing atau konselor secara aktif menyajikan bahan, member contoh, merangsang memotivasi, mendorong dan menggerakan siswa untuk berpartisipasi secara aktif mengikuti materi dan kegiatan layanan. Prayitno 2004:8 menegaskan bahwa dalam pendekatan layanan penguasaan konten ini, konselor sebaiknya menggunakan dua nilai proses pembelajaran, yaitu : 1 High-touch, yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek-aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan terutama aspek-aspek afektif, semangat, sikap, nilai dan moral. Hal ini dilakukan oleh konselor melalui : a. Kewibawaan b. Kasih sayang dan kelembutan c. Keteladanan d. Pemberian penguatan e. Tindakan tegas yang mendidik. 2 High-tech, yaitu penggunaan teknologi untuk menjamin kualitas layanan penguasan konten, melalui implementasi oleh konselor : a. Materi pembelajaran konten b. Metode pembelajaran c. Alat Bantu pembelajaran d. Lingkungan pembelajaran e. Penilian hasil pembelajaran 41 2.2.4.2 Teknik Daya improvisasi pembimbing konselor sangat diperlukan dalam membangun konten yang dinamis dan kaya. Setelah konten dikuasi konselor, selanjutnya mengimplementasikannya dalam kegiatan layanan penguasaan konten melalui teknik-teknik sebagai berikut : 1 Pertama, penyajian materi pokok konten setelah siswa disiapkan sebagaimana mestinya. 2 Kedua, Tanya jawab dan diskusi. Konselor harus bisa mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif guna meningkatkan wawasan dan pemahamannya berkenaan dengan konten tertentu yang menjadi isi layanan. 3 Ketiga, melakukan kegiatan lanjutan misalnya survey lapangan atau studi kepustakaan, percobaan termasuk kegiatan laboratorium, bengkel, dan studio, latihan tindakan dalam rangka pengubahan tingkah laku. Dengan teknik yang ketiga ini konselor dapat menggunakan teknik modeling, dimana siswa diajak mengobservasi suatu model. Dengan observasi tersebut, siswa belajar memahami serta meniru pola pikir, sikap dan perilaku yang dilakukan model. Modeling dapat dilakukan di dalam kelas dengan role playing atau penggunaan symbolik model berupa film, videotape, audiotape, gambar, dll.

2.3.5 Format Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten