Manajemen Sebagai Proses Manusiawi

Modul Diklatpim Tingkat IV 13 kekurangannya masing-masing. Kesemuanya itu harus diperhitungkan dan diseimbangkan secara komplementer dalam melibatkan mereka ke dalam kegiatan organisasi agar setiap orang dapat memberikan sumbangan secara maksimal dalam rangka mewujudkan sasaran organisasi. Proses manusiawi berisi kegiatan yang menyangkut empat aspek yang ada dalam diri seseorang yang menitik beratkan kepada perilaku sebagai berikut: 1 Perilaku kepemimpinan; 2 Perilaku individu dalam kelompok; 3 Perilaku komunikasi; 4 Perilaku pengambilan keputusan;

b. Manajemen Sebagai Proses Analitika

Di samping proses manusiawi masih diperlukan juga adanya proses analitika yang menggunakan logika, karena bagaimanapun juga proses analitika merupakan alat untuk menentukan suatu proses manajemen. Proses analitika terdiri atas 4 empat tahap sebagai berikut : 1 Menentukan Masalah; 2 Mencari Alternatif Pemecahan; 3 Memilih dan Menguji Alternatif; 4 Mencoba Penyelesaian. 14 Pola Kerja Terpadu

4. Unsur dan Prinsip Pola Kerja Terpadu

a. Unsur PKT terdiri atas: 1 Manusia dan analitika; 2 Sasaran; 3 Kegiatan mewujudkan sasaran; 4 Pokok Kerja; 5 Matriks Rincian Kerja; 6 Uraian Paket Kerja; 7 Rekapitulasi Biaya; 8 Penjadwalan; 9 Pengendalian. b. Prinsip PKT terdiri atas: 1 Kebersamaan, artinya penyusunan PKT dikerjakan bersama-sama antara atasan dan bawahan, antara pimpinan dan staf serta instansi yang terkait. Prinsip ini akan mempermudah pelaksanaan rencana tersebut karena mereka yang terlibat secara bersama-sama ikut menyusun. 2 Disiplin, dalam lingkup yang luas, artinya bukan hanya disiplin waktu penyelesaian tugas saja, tetapi melaksanakan disiplin untuk mencapai kualitas dan kuantitas pekerjaan yang telah ditetapkan termasuk disiplin penggunaan biaya yang telah disediakan. 3 Kepastian, artinya segala hal yang telah dituangkan dalam rencana pasti dapat dilaksanakan dengan tepat karena sudah terukur dan dipertimbangkan secara matang dari segala sumber. 4 Transparansi, artinya tampak dengan jelas dan siapapun boleh melihat rencana yang telah tersusun beserta Modul Diklatpim Tingkat IV 15 pelaksanaannya. Tiap orang dapat melihat dan mengikuti jalannya kegiatan, apakah sesuai dengan perincian tugasnya atau tidak, sehingga tiap orang dapat menilai keberhasilan atau kegagalannya. 5 Pembagian tugas dan tanggung jawab, berarti tiap orang yang terlibat dalam kegiatan mewujudkan sasaran mempunyai tugas sendiri-sendiri yang terperinci dan jelas, sehingga tidak terjadi tumpang-tindih, melampaui batas kewenangannya dst. Demikian pula tanggung jawab dibagi dengan jelas sehingga kalau terjadi penyimpangan atau kegagalan, maka mudah dicari siapa yang bertanggung jawab atas kegagalan tersebut. 6 Koordinasi, artinya meskipun masing-masing orang mempunyai tugasnya sendiri-sendiri, namun mereka tidak saling bertabrakan satu sama lain. Meskipun suatu pekerjaan akan berdampak kepada pekerjaan lain yang dikerjakan oleh orang lain. Namun mereka akan berjalan serasi mengarah kepada terwujudnya sasaran. Dengan demikian akan selalu terjadi keseimbangan dan langkah- langkah yang diketahui bersama, sampai dimana teman sekerja telah menyelesaikan tugasnya. 7 Komunikasi, artinya setiap tindakan harus diberitahukan kepada pelaksana lain, agar saling mengetahui sampai dimana kemajuan pelaksanaan tugas masing-masing, yang sedang atau telah diselesaikan. 8 Motivasi mengandung arti bahwa pelaksana tugas pekerjaan harus memiliki semangat tinggi untuk melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya. Motivasi seperti 16 Pola Kerja Terpadu itu diwujudkan antara lain dengan mencatumkan nama pelaksana dalam Matriks Rincian Kerja maupun dalam Perincian Paket Kerja. 9 Pengawasan Melekat mengandung arti bahwa selain pelaksana dapat mengawasi dirinya sendiri dalam melakukan tugasnya, mereka sendiri juga dapat mengukur kemampuannya dalam menyelesaikan tugasnya karena tugas tiap pelaksana sudah ditulis secara rinci, maka yang sesungguh-nya diawasi adalah proses pekerjaan seseorang dan dirinya sendiri. 10 Akuntabilitas, berarti proses pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya dapat diper-tanggungjawabkan kepada pimpinan maupun kepada masyarakat. Oleh karena itu tiap pekerjaan itu sukses atau gagal perlu diberi penjelasan sesuai dengan ukuran-ukurannya sendiri.

C. Pentahapan Pola Kerja Terpadu

Menurut Pola Kerja Terpadu agar setiap usaha mencapai efisiensi dan efektititas perlu dipastikan dahulu sasarannya sebelum usaha atau kegiatan dilakukan. Adapun sasarannya dipilih diantara berbagai alternatif atas dasar pertimbangan yang terlihat dari kondisi, situasi, dan sumber-sumber yang tersedia. Pola Kerja Terpadu merupakan suatu proses yang sistematis untuk mencapai tujuan organisasi melalui penetapan sasaran kerja dan kemudian dirinci sehingga bawahan juga mengetahui adanya pembagian tugas, mempertegas tanggung jawab,