Teori Pendakatan Kebutuhan Mewujudkan Sasaran
Modul Diklatpim Tingkat IV
53 Pada saat kebutuhan fisik terpenuhi, maka kebutuhan
tersebut sudah tidak merupakan motivasi lagi dan muncul kebutuhan yang lebih tinggi sebagai motivasi, kebutuhan
tersebut merupakan kebutuhan akan perlindungan atas bahaya, ancaman kemelaratan dan lain-lain.
c. Kebutuhan Sosial Social needs.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan kepuasan untuk berkelompok, untuk diterima oleh teman, pergaulan,
persahabatan, berorganisasi, kasih sayang dan sebagainya. d.
Kebutuhan Penghargaan Esteem needs. Setelah kebutuhan tersebut di atas terpenuhi semua,
motivasi berikut adalah kebutuhan akan penghargaan atau untuk dihargai, dihormati, kebutuhan akan kedudukan,
reputasi atau nama baik. Kecuali itu juga kebutuhan akan harga diri, kepercayaan
akan diri sendiri, kebebasan, kepuasan akan pengetahuan dan kemampuan.
Kebutuhan akan penghargaan ini jarang dapat dipuaskan. Orang akan selalu berusaha mendapatkan kepuasan ini
pada saat kebutuhan tersebut dianggap penting. e.
Kebutuhan Perwujudan Diri Self Actualization needs. Kebutuhan untuk bisa mengembangkan bakat secara
penuh, pengembangan kreasi dalam arti luas, kebutuhan akan pemenuhan cita-cita, keindahan, kemakmuran,
kemashuran, dan keagamaan. Mewujudkan sasaran pada hakekatnya adalah memberi
dorongan kepada para penanggung jawab dalam Matriks 54
Pola Kerja Terpadu
Rincian Kerja untuk bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dalam mewujudkan sasaran bersama.
Pimpinan dan penanggung gugat memegang peranan yang sangat penting dalam memberi motivasi dan menggerakan
staf yang berada dalam lingkup tanggung jawabnya. Ada 3 tiga hal penting dalam menumbuhkan motivasi kerja
yaitu unsur manusia, sasaran, dan motivator. Pertama, bahwa manusia mempunyai kebutuhan. Menurut
Maslow seperti tersebut diatas, ada lima jenjang kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Pemberian motivasi pada para
penanggung jawab yang tertera pada Matrik Rincian Kerja hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Kedua, adalah sasaran. Sasaran adalah sesuatu yang harus diwujudkan. Agar sasaran menjadi motivator, maka sasaran
harus jelas, realistik dan terukur. Pimpinan, dalam hal ini penang-gung gugat harus mampu menghadirkan sasaran
menjadi satu keadaan yang bisa ditangkap oleh semua orang pada saat sekarang. Seolah-olah sasaran tersebut sudah
selesai. Lingkungan kerja, dan dalam tim hendaknya mendorong orang untuk bekerja secara optimal.
Ketiga, adalah motivasi. Ada empat strategi dalam melaksanakan motivasi. Memperkaya pekerjaan job
Modul Diklatpim Tingkat IV
55 enrichment. Caranya dengan mencoba menata kembali
pekerjaan secara kreatif, sehingga memberi peluang kepada semua penanggung jawab untuk berkembang dan menjadi
lebih dewasa dengan pelimpahan tanggung jawab secara jelas
Perluasan kerja job enlargement, antara lain dengan tukar menukar atau mutasi pekerjaan secara horizontal untuk
menghilangkan kebosanan. Pembakuan pekerjaan job standarization, dilakukan dengan membatasi jumlah dan
jenis pekerjaan,
dibakukan dan
dilengkapi dalam
meningkatkan efektivitas
dan efisiensi
kerja. Penyederhananaan pekerjaan job simplification, dengan
jalan mengurangi jumlah unsur tugas yang rumit. Pekerjaan disederhanakan dengan maksud agar produktivitas tinggi.
Teknik tuntunan dan ajakan dapat dipergunakan pimpinan untuk meningkatkan partisipasi penanggung jawab dalam
peningkatan penyelesaian paket kerja. Pimpinan dituntut untuk berkomunikasi tatap muka dengan staf, mendiskusikan
pekerjaan secara terbuka dengan argumentasi rasional, penjelasan yang mudah ditangkap, sehingga semua orang
menjadi puas bekerja dan bukan karena tekanan dan ancaman.