4 Penerapan e-government di Indonesia sesuai dengan Instruksi Presiden No
3 tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E- Government, kebijakan tersebut menegaskan bahwa pemerintah harus mampu
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengolah, mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan informasi dan
pelayanan publik.Oleh karena itu, e-government wajib diperkenalkan dan diterapkan di instansi-instansi pemerintahan termasuk di Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Medan. Penerapanelectronic governmentdalam pelayanan publik telah menjadi
kebutuhan sekaligus tuntutan publik yang menginginkan informasi secara akurat, transparan serta akuntabel.Mengingat pentingnya penerapan e-government dalam
pelayanan publik, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
“Pengaruh Penerapan Electronic Government terhadap Kualitas Pelayanan Publik Studi pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. “Bagaimana penerapan electronic government di Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Medan?” 2.
“Bagaimana kualitas pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan?”
5 3.
“Seberapa besar pengaruh penerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik dalam pengurusan akta kelahiran pada Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas yaitu:
1. Untuk mengetahui penerapan electronic government di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. 2.
Untuk mengetahui kualitas pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.
3. Untuk mengetahui besarnyapengaruh penerapan electronic government
terhadap kualitas pelayanan publik dalam pengurusan aktakelahiran pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian yang dimaksud mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Manfaat secara ilmiah
Sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis, bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan dan menuliskan karya ilmiah di lapangan berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi
Negara.
6 2.
Manfaat secara praktis Diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman mengenai
penerapan electronic government terhadap kualitas pelayanan publik. 3.
Manfaat secara akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik
secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan sehingga dapat menambah bahan kajian perbandingan bagi yang tertarik dalam
bidang ini.
1.5 Kerangka Teori
Kerangka teori diperlukan dalam rangka memberikan landasan berpikir dalam menyoroti atau memecahkan masalah. Menurut Kerlinger dalam
Singarimbun2008:37 teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis
dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Teori dapat digunakan sebagai bahan landasan atau dasar berfikir dalam
memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah dimana teori dapat membantu peneliti sebagai bahan referensi atau pendukung. Oleh karena itu, kerangka teori
diharapkan dapat memberikan dukungan pemahaman untuk peneliti dalam memahami masalah yang sedang diteliti.
7
1.5.1 Penerapan Electronic Government 1.5.1.1 Pengertian Penerapan Implementasi
Implementasi atau penerapan dari suatu kebijakan merupakan kegiatan yang penting dari keseluruhan proses kebijakan. Suatu program kebijakan harus
diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan. Implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu
program ke dalam tujuan kebijakan yang diinginkan. Tanpa suatu implementasi maka suatu kebijakan yang telah dirumuskan akan menjadi sia-sia.
Tangkilisan dalam bukunya yang berjudul Kebijakan Publik yang Membumi 2003:9 mengartikan Implementasi sebagai perisitiwa yang
berhubungan dengan apa yang terjadi setelah perundang-undangan ditetapkan dengan memberikan otoritas pada suatu kebijakan dengan membentuk output
yang jelas dan dapat diukur. Menurut Pressman dan Wildavsky dalam Tangkilisan 2003:17
mengartikan implementasi sebagai proses interaksi antara tujuan dengan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan antara
yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya. Implementasi atau pelaksanaan menurut Van Master dan Van Horn dalam
Wahab 1990:51 adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintahswasta yang diarahkan
pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.
8 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi yaitu suatu
proses untuk menerapkan kebijakan yang ada untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan kebijakan tersebut.
1.5.1.2 Pengertian Electronic Government
Electronic government sering disebut e-gov, digital government, online government atau dalam konteks tertentu transformational governmentsecara
mudah dapat diartikan sebagai tata cara pemerintahan secara elektronis. Sedangkan dalam arti luas, E-government adalah pemanfaatan teknologi informasi
dan instansi pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.E- government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk
memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. E-government dapat diaplikasikan
pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik, untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses kepemerintahan yang
demokratis www.e-pemerintah.com. Dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan E-government, yang dimaksud e-government adalah penyelenggaraan pemerintahan berbasis elektronik teknologi informasi
dan komunikasi untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat, komunitas bisnis, dan kelompok terkait lainnya menuju good
governance.
9 Bank Dunia World Bank mendefinisikane-governmentdalam Indrajit
2002:3 sebagai berikut: ” E-government refers to the use by government agencies of
information technologies that have the ability to transform relations with citizens, businesses, and other arms of
government. These technologies can serve a variety of different ends: better delivery of government services to citizens,
improved interactions with business and industry, citizen empowerment through access to information, or more efficient
government management. The resulting benefits can be less corruption, increased transparency, greater convenience,
revenue growth, andor cost reductions.” e-government mengacu pada penggunaan teknologi informasi
oleh instansi pemerintah yang memiliki kemampuan untuk mengubah hubungan dengan warga negara, bisnis, dan unit lain
dari pemerintah. Teknologi yang digunakan ini dapat melayani sebuah keragaman yang berbeda yaitu pemberian pelayanan
pada warga negara yang lebih baik, meningkatkan interaksi dengan dunia bisnis dan industri, pemberdayaan masyarakat
melalui akses terhadap informasi, atau manajemen pemerintah yang lebih efisien. Hasil yang didapat yaitu korupsi yang
berkurang, transparansi yang meningkat, kenyamanan yang lebih besar, peningkatan penerimaan negara, danatau
pengurangan biaya.
Menurut Kementrian Komunikasi dan Informasi dalam Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi No.57 Tahun 2003 Tentang Panduan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government, e-government adalah aplikasi teknologi informasi yang berbasis internet dan perangkat digital lainnya
yang dikelola oleh pemerintah ke masyarakat, mitra bisnis, pegawai, badan usaha, dan lembaga-lembaga lainnya secara online.
Weerakkody dan Dhillon sebagaimana dikutip dalam skripsi Citra Anisa tahun 2011 mendefinisikan e-government sebagai perubahan pada proses internal
dan eksternal pemerintah dengan menggunakan teknologi informasi dan
10 komunikasi untuk menyediakan pelayanan pada warga neagara, bisnis, dan
pemegang kepentingan yang efisien dan fokus kepada pelanggan. James L Yong sebagaimana dikutip dalam skripsi Citra Anisa tahun 2011
mendefinisikan e-government sebagai: “....E-Government as the government’s use of
technology, in particular, we based internet applications to enchance access and delivery of government services
to citizens, business partners, employees and other government entities”. E-Government merupakan
penggunaan teknologi oleh pemerintah khususnya penggunaan aplikasi berbasis web untuk meningkatkan
akses dan pemberian layanan pemerintah kepada warga negara, mitra bisnis, pegawai atau karyawan, dan badan
pemerintah lainnya.
Dari berbagai definisi e-government diatas, maka dapat disimpulkan bahwa e-government berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi oleh pemerintah dalam pelayanan publik untuk penyelengaraan pemerintahan lebih efisien dan efektif.
1.5.1.3 Tujuan dan Manfaat Penerapan Electronic Government
Konsep e-government diterapkan dengan tujuan bahwa hubungan pemerintah baik dengan masyarakatnya maupun dengan pelaku bisnis dapat
berlangsung secara efisien, efektif dan ekonomis. Hal ini diperlukan mengingat dinamisnya gerak masyarakat pada saat ini, sehingga pemerintah harus dapat
menyesuaikan fungsinya dalam negara, agar masyarakat dapat menikmati haknya dan menjalankan kewajibannya dengan nyaman dan aman.
Tujuan electronic government adalah untuk meningkatkan akses warga negara terhadap jasa-jasa pelayanan publik pemerintah, meningkatkan akses
masyarakat ke sumber-sumber informasi yang dimiliki pemerintah, menangani
11 keluhan masyarakat dan juga persamaan kualitas layanan yang bisa dinikmati
oleh seluruh warga negara. Dalam instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijaan dan Strategi Nasional Pengembangan Electronic
Government, dimana dalam hal ini electronic government diarahkan untuk mencapai 4 empat tujuan antara lain:
1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang
memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat secara luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah pada setiap saat,
tanpa dibatasi oleh waktu dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk
meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan mempercepat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan
perdagangan internasional. 3.
Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga- lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi
masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara.
4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan
efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah otonom.
12 Menurut Indrajit 2002:5 adapun manfaat yang diperoleh dengan
diterapkannya konsep e-government bagi suatu negara, antara lain: 1.
Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder- nya masyarakat, kalangan bisnis, dan industri terutama dalam hal
kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai bidang kehidupan bernegara.
2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintah dalam rangka penerapan konsep Good Corporate Governance.
3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi,relasi, dan
interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder-rnya untuk keperluan aktivitas sehari-hari.
4. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-
sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak berkepentingan.
5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat secara
tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan berbagai perubahan global dan trend yang ada.
6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra
pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis.
13 Sedangkan menurut Tjahjantodalam Salam2004:254, manfaat terpenting
dari implementasi e-government adalah terwujudnya pemerintahan yang lebih bertanggung jawab accountable bagi warganya. Selain itu, akan lebih banyak
masyarakat yang bisa mengakses informasi, pemerintahan juga lebih efisien dan efektif, serta akan tercipta layanan pemerintahan yang lebih sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.Diharapkan dengan pemanfaatan yang lebih baik atas sumber daya, proses dan teknologi informasi bisa terjadi pula pemerintahan yang
lebih baik.
1.5.1.4 Jenis-jenis Pelayanan pada Electronic Government
Jenis-jenis pelayanan pada e-government dalam Indrajit 2002:30 adalah
sebagai berikut:
1. Publish, dimana terjadi komunikasi satu arah antara pemerintah
mempublikasikan berbagai data dan informasi yang dimilikinya untuk dapat secara langsung dan bebas diakses oleh masyarakat dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan melalui internet. Kanal akses yang digunakan yaitu komputer atau handphone melalui medium internet. Alat-alat
tersebut dapat digunakan untuk mengakses situs website departemen atau divisi terkait dimana kemudian user dapat melakukan browsing melalui
link yang ada terhadap data atau informasi yang dibutuhkan. Contohnya masyarakat dapat melihat dan mendownload berbagai produk undang-
undang maupun peraturan pemerintah yang ditetapkan oleh lembaga legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.
14 2.
Interact, dimana telah terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah dengan mereka yang berkepentingan. Aplikasi yang digunakan ada dua
yaitu dalam bentuk portal dimana situs terkait menyediakan fasilitas searching seperti pada jenis publish, dan dalam bentuk fasilitas untuk
diskusi secara langsung melalui chatting, tele-conference, dan web-TV maupun secara tidak langsung melalui email, newsletter, dan mailing list.
Contohnya departemen-departemen di pemerintahan dapat melakukanwawancara melalui chatting atau email dalam proses perekrutan
calon-calon pegawai negeri baru. 3.
Transact, dimana terjadi komunikasi dua arah dan disertai dengan terjadinya transaksi yang berhubungan dengan perpindahan uang dari satu
pihak ke pihak lainnya dan masyarakat harus membayar jasa pelayanan yang diberikan pemerintah atau mitra kerjanya. Contohnya masyarakat
dapat mengurus permohonan memperoleh KTP baru atau memperpanjangnya melalui internet.
1.5.1.5Tipe-tipe Relasi Electronic Government
Disebutkan dalam Indrajit 2002:41 terdapat tiga tipe relasi e- governmentadalah sebagai berikut:
1. Government to Citizen G2C, dimana pemerintahan membangunan
dan menerapkan berbagai portofolio teknologi informasi melalui kanal-kanal akses yang beragam agar masyarakat dapat dengan mudah
menjangkau pemerintahannya untuk pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan sehari-hari. Contohnya Departemen Agama membuka situs
15 pendaftaran bagi mereka yang berniat untuk melangsungkan ibadah
haji di tahun-tahun tertentu sehingga pemerintahan dapat mempersiapkan kuota haji dan bentuk pelayanan perjalanan yang
sesuai. 2.
Government to Business G2B, dimana pemerintahan membangun relasi yang baik dengan kalangan bisnis dengan menyediakan aplikasi
situs yang berisi data dan informasi yang dapat diakses dengan mudah oleh kalangan bisnis sehingga dapat memperlancar para praktisi bisnis
dalam menjalankan aplikasi berbasis web untuk menghitung besarnya pajak yang harus dibayarkan ke pemerintahan dan melakukan
pembayaran melalui internet. 3.
Government to Government G2G, dimana pemerintah membangun suatu aplikasi sehingga pemerintah dalam suatu negara dapat
berinteraksi dengan pemerintah negara lain. Contohnya hubungan administrasi antara kantor-kantor pemerintahan setempat dengan
sejumlah kedutaan-kedutaan besar atau konsulat jenderal untuk membantu penyedian data dan informasi akurat yang dibutuhkan oleh
para warga negara asing yang berada di tanah air. 4.
Government to Employees G2E, dimana aplikasi ini diperuntukan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri
atau karyawan pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat. Contohnya sistem asuransi kesehatan dan
pendidikan bagi para pegawai pemerintahan yang telah terintegrasi
16 dengan lembaga-lembaga kesehatan rumah sakit, poliklinik, apotek,
dan lain-lain dan institusi-institusi pendidikan sekolah, perguruan tinggi, kejuruan, dan lain-lain.
1.5.2 Pelayanan Publik 1.5.2.1 Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik public service menjadi ujung tombak interaksi antara masyarakat dengan pemerintahdan merupakan suatu keharusan bagi pemerintahan
untuk melayani warga negaranya. Kinerja birokrasi dapat dinilai, salah satunya, dengan melihat sejauh mana kualitas pelayanan publik.
Pelayanan publik diibaratkan sebagai sebuah proses, dimana ada orang yang dilayani, melayani, dan jenis dari pelayanan yang diberikan. Sehingga
kiranya pelayanan publik memuat hal-hal yang substansial yang berbeda dengan pelayanan yang diberikan swasta. Menurut Dwiyanto 2010:6 pelayanan publik
adalah pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi segala kebutuhan masyarakat, sehingga dapat dibedakan dengan pelayanan yang
diberikan oleh swasta. Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63
Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik, pelayanan publik adalah segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat,
daerah, dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
17 Menurut Sinambela 2010:5 pelayanan publik juga diartikan sebagai
pemberi layanan melayani keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang
telah ditetapkan. Menurut Ainur 2008:3 pelayanan publik adalah suatu pelayanan atau
pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas-fasilitas umum, baik jasa maupun non jasa, yang dilakukan oleh organisasi publik dalam hal ini
adalah suatu pemerintahan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik public
service adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara atas suatu barang, jasa dan atau
pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan dalam hal ini pemerintah yang terkait dengan kepentingan publik.
1.5.2.2 Azas-azas Pelayanan Publik
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan publik yang
professional. Azas-azas pelayanan publik menurut Sinambela 2010:6 tercermin dari:
1. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
18 2.
Akuntabilitas Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. 3.
Kondisional Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan
masyarakat. 5.
Keamanan hak Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras,
golongan, gender, dan status ekonomi. 6.
Keseimbangan Hak dan Kewajiban Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan
kewajiban masing-masing pihak.
1.5.3Kualitas Pelayanan Publik
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan. Kinerja pelayanan publik akan menyentuh masalah kualitas layanan yang diberikan oleh organisasi publik pada masyarakat sebagai pelanggan. Kualitas
pelayanan umumnya berfokus pada masyarakat, sehingga produk pelayanan
19 didesain, diproduksi serta diberikan untuk memenuhi keinginan dan kepuasan
pelanggan. Tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan dan sesuai
dengan keinginan masyarakat atau pelayanan pada umumnya. Untuk mencapai hal ini diperlukan kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat. Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan.
Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila yang diberikan kepada masyarakat atau pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang
dilayani. Pengakuan ini bukan dari aparatur tetapi dari masyarakatpelanggan. Dengan adanya tata cara pelayanan yang jelas dan terbuka, maka masyarakat
dalam pengurusan kepentingan dapat dengan mudah mengetahui prosedur ataupun tata cara pelayanan yang harus dilalui. Sehigga pelayanan itu sendiri akan dapat
memuaskan masyarakat. Menurut Zheitaml ada lima dimensi yang sangat penting diperhatikan
dalam mengukur pelayanan yang berkualitas yaitu: 1.
Bukti Langsung Tangibility Dapat berupa tampilan fisik, peralatan, penggunaan alat bantu yang
dimiliki pemberi layanan. Hal ini sangat penting sekali mengingat masyarakat akan merasa lebih nyaman berada dalam sarana fisik yang
bersih, rapi dan nyaman serta mudah dalam mengidentifikasi antara pembeli pelayanan dengan orang lain.
20 2.
Kendala Reability Kesesuaian antara kenyataan pelayanan yang diberikan dengan pelayanan
yang dijanjikan. Hal ini penting karena akan mempengaruhi perencanaan usaha dan kepastian dari masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.
3. Daya Tanggap Responsiveness
Kemampuan dalam pemberian pelayanan secara tepat dan cepat. Pemberi layanan harus bertanggung jawab dalam memberikan penyelesaian
masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. 4.
Jaminan Assurance Keahlian yang diperlukan dalam memberikan pelayanan sehingga
pelanggan atau masyarakat merasa terbebas dari resiko atau kerugian karena gagalnya pelayanan.
5. Empati Empathy
Adanya kedekatan dan pemahaman baik antara pemberi pelayanan dengan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan memuat akses komunikasi
yang dapat memudahkan komunikasi antar pemberi pelayanan dapat mengenal masyarakat dengan baik dan keinginan masyarakat dalam proses
pelayanan dapat dimengerti. Tingkat kepuasan masyarakat dapat diketahui dengan mengukur indeks
kepuasan masyarakat. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan berupa Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004
tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, disebutkan bahwa Indeks Kepuasan Masyarakat
21 IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang
diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggaraan
pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Menurut Keputusan MenPAN tersebut terdapat 14 unsur yang relevan,
valid, dan terpercaya sebagai unsur minimal yang harus ada sebagai dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat yaitu sebagai berikut:
1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan
keapada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan. 2.
Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya. 3.
Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan.
4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikanmenyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
22 7.
Kecepatan pelayanan, yaitu terget waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tidak membedakan golongastatus masyarakat yang dilayani. 9.
Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah
serta saling menghargai dan menghormati. 10.
Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya baiya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang telah ditetapkan. 12.
Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan
yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan
unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-
resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
23
1.6 Penelitian Terdahulu Tabel 1
Penelitian Terdahulu No.
Peneliti Judul
Jenis Hasil
1. Hilda Erwina
Simatupang 2011
Penerapan Electronic
Government dalam Pelayanan
Publik Pada Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea
dan Cukai Tipe Madya Pabean
Belawan Skripsi
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penerapan
Electronic Government dalam pelayanan publik
pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Cukai Tipe Madya Pabean Belawan sudah
berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
aspek sumber daya manusia dan fasilitas
yang sudah memadai guna mendukung
penerapan e-Government dalam pelayanan
kepabeanan dan cukai. Penerapan e-Government
memberikan pelayanan yang efisien, efektif,
ekonomis dan transparan. Namun masih terdapat
kekurangan terutama dalam hal sosialisasi dan
pelatihan baik kepada para pengusaha maupun
para pegawai. Oleh sebab itu, perlu adanya
pelatihan kepada para pegawai guna
meningkatkan kualitas pelayanan dan sosialisasi
kepada para pengusaha untuk dapat berpartisipasi
lagi dalam menggunakan pelayanan dengan sistem
online.
24 2.
Citra Annisa 2011
Implementasi E- Government
melalui Bursa Kerja
On-Line pada Kementrian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Skripsi Hasil dari penelitian ini
adalah implementasi e- government
melalui Bursa Kerja Online
dalam komunikasi antara pemerintah pusat ke
pemerintah daerah sudah baik dengan pola
hubungan yang bersifat langsung dan lancar,
namun komunikasi antara pemerintah kepada
perusahaan dan masyarakat masih buruk.
Sumber daya yang ada dalam implementasi
kebijakan ini masih kurang baik dari segi staf,
kewenangan, informasi, fasilitas dalam mencapai
tujuan
e-government secara maksimal. Struktur
birokrasi dalam implementasi
e- government secara nyata
berjalan baik dan tidak ditemukan kondisi yang
menghambat pelayanan dalam penempatan
pekerjaan melalui Bursa Kerja Online.
3. Dewi
Kurniasih, dkk 2013
Pengaruh Implementasi
Kebijakan Electronic
Government terhadap Kinerja
Aparatur Kota Cimahi
Jurnal Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa implementasi kebijakan
e-government terbukti berpengaruh signifikan
terhadap kinerja aparatur pemerintah di Kota
Cimahi. Implementasi kebijakan e-government
memberikan pengaruh sebesar 54,85 terhadap
perubahan kinerja aparatur pemerintah di
Kota Cimahi. Meskipun tidak terlalu besar, namun
25 implementasi kebijakan
e-government merupakan salah satu faktor yang
dominan dalam menentukan perubahan
kinerja aparatur pemerintah di Kota
Cimahi.
4. Nia
Karniawati dan Romi
Rahmadani Analisis
Kebijakan Penerapan
E- Government
Melalui Sistem Informasi
Manajemen Kepegawaian
Simpeg Suatu Studi Pada
Biro Kepegawaian
Sekretariat Daerah Provinsi
Jawa Barat Jurnal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertama, kondisi data infrastruktur dalam
kebijakan penerapan e- Government
melalui SIMPEG di Biro
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat, belum dilaksanakan secara
optimal.
Kedua, ketersediaan dasar hukum
dalam kebijakan penerapan e-Government
melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian Sekretariat
Daerah Provinsi Jawa Barat telah ada, baik
aturan dari pusat maupun didaerah.
Ketiga, koordinasi antar instansi
dalam kebijakan penerapan e-Government
melalui SIMPEG di Biro Kepegawaian Sekretariat
Daerah Provinsi Jawa Barat, sudah cukup baik.
Keempat, ketersediaan aparatur dalam kebijakan
penerapan e-Government melalui SIMPEG di Biro
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat, sudah cukup memadai apabila hanya
dijadikan sebagai user saja.
Kelima,
26 ketersediaan sarana
teknologi dalam kebijakan penerapan e-
Government
melalui SIMPEG di Biro
Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa
Barat. Sudah memadai dan layak
untuk dipergunakan. Keenam,
Strategi pemikiran pemimpin dalam hal ini
Kepala Sub Bagian Data dan Informasi Biro
Kepegawaian Provinsi Jawa Barat sudah cukup
optimal.
5. Mindouli
Hutajulu 2012
Pengaruh Electronic
Government terhadap
Efektivitas Pelayanan Publik
Studi Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Polonia
Skripsi Hasil penelitian
menunjukkan bahwa electronic government
memiliki pengaruh yang cukup tinggi sedang
terhadap efektivitas pelayanan publik pada
KPP Pratama Medan Polonia. Hal ini terbukti
dari perhitungan dimana r = 0,495. Berdasarkan uji
hipotesis diperoleh nilai r positif sebesar 4,699
yang berarti terdapat pengaruh signifikan
antara
electronic government
terhadap efektivitas pelayanan
publik dengan tingkat pengaruh sebesar 24,5.
Sumber: Diolah Oleh Peneliti, 2014
27
1.7 Kerangka Berfikir