Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Salah satu sarana yang dapat digunakan dalam pengendalian perusahaan adalah akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya serta penghasilan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuannya adalah dapat diketahui orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan penghasilan yang dianggarkan. Akuntansi yang bertujuan menyediakan informasi biaya bagi manajemen disebut akuntansi biaya. Agar akuntansi biaya dapat mencapai tujuan tersebut maka biaya yang dikeluarkan perusahaan harus dicatat dan digolongkan dahulu ke dalam : 1 penentuan HPP 2 pengendalian biaya 3 pengambilan keputusan. Untuk penentuan HPP, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Pada umumnya akuntansi biaya yang bertujuan untuk penentuan HPP ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan dan untuk memenuhi kebutuhan manajemen melalui akuntansi pertanggungjawaban. Fokus pengendalian dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah sumber daya yang dikonsumsi oleh manajer yang memiliki wewenang untuk mengkonsumsi sumber daya tersebut. Karena sumber daya yang dinyatakan dalam satuan uang merupakan biaya, maka sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan metode pengendalian biaya yang memungkinkan manajemen untuk melakukan pengelolaan biaya cost management Mulyadi, 1993:160. Akuntansi pertanggungjawaban diterapkan pada organisasi yang telah mempunyai pusat-pusat pertanggungjawaban responbility center. Tujuan dibentuknya pusat pertanggungjawaban adalah Mardiasmo, 2002:46 : 1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya. 2. Untuk memudahkan tercapainya tujuan organisasi. 3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence. 4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat. 5. mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan. 6. sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien. 7. Sebagai alat pengendalian anggaran. Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai wewenang menyusun anggaran biaya dan atau pengendalian masing- masing. Dengan adanya pembagian pusat pertanggungjawaban yang jelas dalam suatu perusahaan, maka apabila timbul penyimpangan-penyimpangan dalam aktivitas perusahaan akan segera dapat ditelusuri penyebabnya dan masing- masing pusat pertanggungjawaban bertanggung jawab atas penyimpangan- penyimpangan yang terjadi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian biaya adalah struktur organisasi. Struktur organisasi yang dimaksud merupakan hubungan formal antara individu, bagian atau unit dalam organisasi. Struktur organisasi yang baik adalah struktur yang jelas dimana terdapat pembagian tanggung jawab dan wewenang yang tegas. Pembagian tersebut mengalir dari manajemen atas ke manajemen bawah, pembagian atau lebih tepatnya pendelegasian akan memungkinkan adanya partisipasi masing- masing unit organisasi dalam mengendalikan biaya karena setiap unit diberi tanggung jawab dan wewenang. Dengan pendelegasian wewenang tiap tingkatan manajer bertanggung jawab terbatas pada biaya yang dapat dikendalikan saja, sehingga perlu diadakan pemisahan biaya menjadi biaya terkendalikan dan biaya tak terkendalikan. Sebagai alat perencanaan dan pengendalian, akuntansi pertanggungjawaban dilakukan dengan memberi peran bagi manajer untuk merencanakan pendapatan atau biaya kemudian menjadikan informasi realisasi pendapatan atau biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab. Efisiensi tidaknya manajer departemen produksi dalam mengolah biaya dapat dinilai dengan membandingkan rencana anggaran dengan realisasinya. Hasil perbandingan itulah yang menunjukkan adanya penyimpangan atau tidak dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Selain itu untuk memudahkan pencatatan transaksi digunakan kode rekening. Kode rekening yang biasa digunakan akuntansi pertanggungjawaban adalah kode rekening kelompok yang menghubungkan transaksi dengan pusat pertanggungjawaban. Syarat-syarat dapat diterapkannya pusat pertanggungjawaban dalam suatu perusahaan adalah Mulyadi, 1983:381, yaitu : 1. Struktur organisasi yang menerapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan manajemen. 2. Anggaran biaya yang disusun menurut pusat-pusat pertanggungjawaban. 3. Penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya biaya oleh manajemen pusat pertanggungjawaban. 4. Sistem akuntansi biaya yang disesuaikan dengan struktur organisasi. 5. Sistim pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggung jawab. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan untuk mengendalikan biaya mengingat sistem ini mengikuti pendelegasian tanggungjawab dan wewenang yang jelas. Pendelegasian tanggungjawab dan wewenang merupakan salah satu usaha pengawasan dan pengendalian biaya yang dikeluarkan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari penyusunan sampai pada pelaporan tanggungjawab atas biaya satu unit organis asi dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban. Anggaran disusun untuk setiap tingkatan manajemen dimana semua manajer diikutsertakan dalam penyusunannya. Di samping itu adanya sistem biaya disesuaikan dengan struktur organisasi serta adanya pemisahan biaya ke dalam biaya terkendali dan tidak terkendali. Dengan sistem ini dapat diketahui siapa yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan biaya yang terjadi, sistem ini membuat pengendalian biaya yang efektif, melihat uraian tersebut dapat dikatakan bahwa sistem ini menguntungkan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “ Penerapan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban untuk Pengendalian Biaya Produksi “ mengambil kasus di perusahaan PT. Sang Hyang Seri, UBD Pasuruhan Jawa Timur. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Batasan Masalah

Mengingat pengendalian biaya dalam departemen produksi dan akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan sebagai alat pengendalian biaya, maka penulis menbatasi masalah pada akuntansi pertanggungjawaban pada departemen produksi. Selanjutnya karena biaya produksi yang mampu dikendalikan oleh manajer dan atas hubungan antara masukan dengan keluaran pusat pertanggungjawaban dikelompokkan menjadi pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi maka batasan proses pertanggungjawaban dalam pembahasan hanya sebagai pusat biaya.

C. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah tersebut, maka untuk mengembangkan penelitian dapat dirumuskan suatu masalah : 1. Apakah struktur organisasi perusahaan telah menerapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab tiap tingkatan manajemen ? 2. Apakah anggaran biaya produksi perusahaan telah disusun menurut pusat pertanggungjawaban biaya ? 3. Apakah penggolongan biaya produksi perusahaan telah sesuai dengan dapat tidaknya biaya dikendalikan oleh manajemen pusat pertanggungjawaban ? 4. Apakah sistem akuntansi biaya produksi perusahaan telah disesuaikan dengan struktur organisasi ? 5. Apakah sistem pelaporan biaya produksi kepada manajer yang bertanggung jawab telah diterapkan di perusahaan ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui apakah struktur organisasi perusahaan telah menerapkan secara tegas wewenang dan tanggungjawab tiap tingkatan manajemen. 2. Untuk mengetahui apakah anggaran biaya produksi perusahaan telah disusun menurut pusat pertanggungjawaban biaya. 3. Untuk mengetahui apakah penggolongan biaya produksi perusahaan telah sesuai dengan dapat tidaknya biaya dikendalikan oleh manajemen pusat pertanggungjawaban. 4. Untuk mengetahui apakah sistem akuntansi biaya produksi perusahaan telah disesuaikan dengan struktur organisasi. 5. Untuk mengetahui apakah sistem pelaporan biaya produksi kepada manajer yang bertanggung jawab telah diterapkan di perusahaan.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan masukan pada penerapan sistem akuntansi pertanggungjawaban untuk pengendalian biaya produksi perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI