Bentuk-bentuk Pusat Pertanggungjawaban TINJAUAN PUSTAKA
Akuntansi Manajemen adalah setiap unit organisasi yang disiapkan laporan prestasinya. Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai wewenang dan
tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan organisasi yang bersangkutan.
Setiap pusat pertanggungjawaban dalam kegiatan untuk menghasilkan keluaran output berupa barang atau jasa memerlukan sumber-sumber
ekonomi seperti bahan, jasa tenaga kerja dan berbagai masukan input. Masukan suatu pusat pertanggungjawaban yang dinyatakan dalam satuan uang
merupakan biaya, sedangkan keluaran yang dinyatakan dalam satuan uang merupakan pendapatan.
Setiap pusat pertanggungjawaban akan diukur kinerjanya atas dasar suatu kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketentuan yang biasa
digunakan untuk mengukur kinerja suatu pusat pertanggungjawaban tersebut adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiens i adalah rasio antara output terhadap
input atau jumlah output per unit yang dibandingkan dengan input Supriyono, 1989:26.
Suatu pusat pertanggung jawaban dikatakan efisien bila : 1.
Menggunakan sumber atau biaya atau masukan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama
2. Menggunakan sumber atau biaya atau masukan yang sama untuk
menghasilkan keluaran dalam jumlah yang besar. Sedangkan efektivitas adalah hubungan antara output pusat
pertanggunjawaban dan tujuannya. Semakin besar kontribusi keluaran suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pusat pertanggungjawaban terhadap pencapaian tujuan perusahaan semakin efektif kegiatan pertanggungjawaban tersebut.
Atas dasar hubungan antara masukan dan keluaran pusat-pusat pertanggungjawaban dapat dikelompokkan menjadi :
1. Pusat biaya
Pusat biaya merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biayanya. Keluaran pusat biaya tidak diukur
dalam bentuk pendapatan, karena manajer pusat biaya tidak memiliki wewenang untuk mengendalikan pendapatan penjualan atas keluaran
yang dihasilkan dan keluaran pusat biaya sulit diukur secara kuantitatif. Departemen produksi merupakan contoh pusat biaya yang tidak dapat
mengendalikan pendapatan penjualan yang dihasilkannya. Keluaran departemen ini dapat diukur secara kua ntitatif, namun manajer
departemen ini tidak dibebani tanggung jawab untuk memperoleh pendapatan penjualan atas keluarannya. Tanggung jawab manajer
departeman produksi adalah menghasilkan produk tertentu dengan biaya atau pemasukan serendah mungkin sehingga departeman produksi hanya
merupakan pusat biaya. Atas dasar karakteristik hubungan antara pemasukan dan keluarannya, pusat biaya digolongkan menjadi pusat
biaya teknik engineered expense center dan pusat biaya kebijakan disretoinary expense center .
Pusat biaya teknik atau pusat biaya standar adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya mempunyai hubungan fisik yang erat dan nyata
dengan keluarannya. Contoh departemen produksi. Efisiensi pusat biaya teknik dimulai atas dasar hubungan antara masukan dengan keluarannya
dan alat penilai efisiensi pusat biaya teknik adalah biaya standar. Dikatakan efisiensi jika biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah biaya
standarnya. Sedangkan efektivitasnya dinilai atas dasar kemanpuan pusat biaya dalam mencapai volume produksi yang diharapkan pada tingkat
kualitas dan waktu tertentu. Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak mempunyai hubungan proposional atau
hubungan nyata dengan keluarannya. Penyusunan anggaran pusat biaya kebijakan dimulai dari penentuan volume tugas-tugas yang akan
dilaksanakan dalam tahun anggaran yang akan datang yang digolongkan dalam tugas rutin dan tugas khusus. Contoh departemen administrasi
umum, departemen penelitian dan pengembangan serta departemen pemasaran. Biaya-biaya yang timbul dalan pusat biaya kebijakan dapat
dikendalikan dengan cara Mulyadi, 1993:437 : 1.
memutuskan tugas-tugas apa yang akan dilaksanakan dan tingkat usaha yang harus dilaksanakan untuk setiap tugas tersebut
2. menyusun anggaran biaya yang jumlahnya sedekat mungkin
dengan biaya yang sesungguhnya untuk melaksanakan tugas yang direncanakan
3. memperlakukan anggaran biaya kebijakan sebagai batas atas yang
tidak boleh dilampaui. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Proses pengendalian biaya kebijakan dilakukan dengan menyusun anggaran biaya oleh manajer pusat biaya kebijakan yang bersangkutan
untuk melaksanakan semua kegiatan yang direncanakan dengan biaya yang dianggarkan. Salah satu syarat yang penting agar dapat
mengendalikan pusat biaya kebijakan adalah pemilihan manajer yang baik untuk dapat memimpin pusat biaya tersebut. Manajer pusat biaya
kebijakan harus mempunyai kemampuan teknik dan manajerial. Kemampuan teknik diperlukan karena manajer pusat biaya kebijakan
harus mengendalikan tugas-tugas yang dilaksanakan departemennya, sedangkan kemampuan manajerial diperlukan untuk mengatur pelaksanaan
tugas-tugas ke arah pencapaian tujuan organisasi yang dipimpinnya. 2.
Pusat pendapatan Pusat pendapatan merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang
manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Manajer pusat pendapatan diukur
kinerjanya dari pendapatan yang diperoleh pusat pertanggungjawabannya dan tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai masukannya, karena dia
tidak dapat mempengaruhi pemakaian masukan tersebut. Contoh pusat pendapatan adalah departemen pemasaran, departemen ini bertanggung
jawab terhadap pencapaian pendapatan yang ditargetkan tanpa dibebani tanggung jawab mengenai biaya yang terjadi di departemennya, karena
biaya sering kali tidak mempunyai hubungan dengan pendapatan yang diperoleh departemen tersebut.
Oleh karena sulitnya pengendalian biaya di pusat biaya kebijakan maka pertimbangan manajemen memegang peranan penting.
Pertimbangan manajemen dalam pertimbangan biaya ini antara lain Supriyono, 1989:60:
a. Setiap rupiah tambahan biaya yang dikeluarkan diharapkan dapat
meningkatkan penjualan yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan laba
b. Lingkungan luar terutama persaingan sangat mempengaruhi
kegiatan promosi. 3.
Pusat Laba Pusat laba merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang manajernya
diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat laba kinerjanya diukur dari
selisih antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.
4. Pusat investasi
Pusat investasi merupakan suatu pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai atas dasar laba yang diperoleh dibandingkan dengan
investasi yang digunakan. Pengukuran prestasi pusat investasi merupakan perluasan dari pengukuran prestasi pusat laba. Pengukuran ini diperlukan
karena suatu divisi yang memperoleh laba tinggi tidak berarti mempunyai prestasi yang baik jika laba tersebut dihubungkan dengan investasi yang
digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Ukuran prestasi manajer PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pusat investasi dapat berupa ratio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.