Prestasi Belajar Kerangka Berpikir

C. Prestasi Belajar

Menurut Winkel 1986:35, belajar merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkunganya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap yang bersifat tetap. Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang khas, yaitu perubahan dalam sikap dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes Winkel,1986:48. Menurut Ahmad dan Supriyono Sriyani, 1998:17-18, disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan prestasi belajar antara lain sebagai berikut. a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa: 1. faktor jasmani meliputi seluruh hal yang berkaitan dengan keadaan jasmani atau fisik siswa, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari pengalaman; 2. faktor psikologis seperti sifat ingin tahu, kreativitas, dan keinginan. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang berpengaruh terhadap perolehan prestasi belajar siswa: 1. faktor lingkungan sosial dimana siswa tinggal, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan teman sebaya; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. faktor budaya yang ada disekitar lingkungan hidup siswa seperti adat istiadat yang berlaku dimasyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari proses psikis yang berlangsung dalam interaksi subjek dengan lingkunganya yang menghasilkan perubahan berupa pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan dimana hasil perubahan tersebut dapat dilihat dan juga dapat diukur.

D. Status Sosial Ekonomi

Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok. Status ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang dimiliki seseorang orang tua dalam satu kelompok masyarakat. Status sosial adalah tempat orang secara umum di dalam masyarakat, sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, dan hak-hak serta kewajibannya Soekanto, 1990: 263. Menurut Astrid S. Sutanto 1977:99, “status” adalah perbandingan peranan dalam masyarakat, status pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Pendapat lain yang mengatakan kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok tersebut Soekanto, 1992: 233. Mengenai status sosial ekonomi, Keeves 1972: 67 mengatakan bahwa status sosial ekonomi mencakup unsur pekerjaan, pendidikan, jabatan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki oleh seseorang didalam suatu masyarakat atau kelompoknya. Pernyataan-pernyataan di atas didukung oleh Hopkins 1985: 59, yang mengatakan bahwa status sosial ekonomi dirumuskan sebagai kombinasi dari status sosial ekonomi dimana di dalamnya mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan, jabatan, dan tempat tinggal. Kedudukan seseorang di dalam masyarakat banyak ditentukan oleh apa yang dia miliki, yang dipandang penting oleh masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan, jabatan, dan pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula statusnya di masyarakat. Semakin tinggi pendapatan yang dimiliki dan cenderung memiliki barang berharga, maka mereka akan mendapatkan posisi yang tinggi di dalam masyarakat. Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang di dalam masyarakat yang dipandang dari sudut sosial ekonomi Hopkins, 1985: 59.

1. Tingkat Pendidikan

Dalam Tap MPR No.IV tahun 1973, dikatakan bahwa pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dalam hal yang sama, Soerjono Soekanto 1992: 235 mengatakan bahwa pendidikan memberikan nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam hal membuka pikiran serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana berpikir secara ilmiah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari batasan pengertian serta pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan, seseorang akan memperoleh pengalaman, mampu mengembangkan kepribadian dan terbuka dalam menerima hal-hal baru secara ilmiah. Tingkat pendidikan sendiri memiliki arti kurang lebih adalah jenjang sekolah yang telah diselesaikan oleh seseorang yang dibuktikan dengan adanya ijasah terakhir yang diperolehnya, seperti SD, SMP, SMA, Sarjana atau jenjang pendidikan yang lain.

2. Jenis Pekerjaan

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah bidang pekerjaan yang ditekuni oleh orang tua setiap harinya. Spillane 1982: 14 mengelompokkan pekerjaan atau jabatan dalam 9 golongan sebagai berikut: a. Golongan A - Meninggal dunia - Pensiunan - Tidak mempunyai pekerjaan b. Golongan B - Buruh nelayan - Buruh tani - Petani kecil - Penebang kayu c. Golongan C - Petani penyewa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - Buruh tidak tetap - Penarik becak d. Golongan D - Pembantu - Penjual keliling - Tukang cuci e. Golongan E - Seniman - Buruh tetap - Montir - Pandai besi - Penjahit - Sopir bus colt - Tukang kayu - Tukang listrik - Tukang mesin f. Golongan F - Pemilik bus colt - Pengawas keamanan - Petani pemilik tanah - Pegawai sipil ABRI - Mandor - Pemilik perusahaan toko pabrik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - Pedagang - Pegawai kantor - Peternak - Tuan tanah g. Golongan G - ABRI Tamtama sd Bintara - Pegawai badan hukum - Kepala kantor pos cabang - Manager perusahaan kecil - Supervisor pengawas - Pamong praja - Guru SD - Kepala bagian - Pegawai negeri sipil Golongan I A sd I D h. Golongan H - Guru SLTA SLTP - Juru rawat - Pekerja sosial - Perwira ABRI Letda, Lettu, Kapten - Pegawai negeri sipil Golongan II A sd II D - Kepala sekolah - Kontraktor - Wartawan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI i. Golongan I - Ahli hukum - Manager perusahaan - Ahli ilmu tanah - Apoteker - Arsitek - Dokter - Dosen guru besar - Gubernur - Kepala kantor - Menteri - Pegawai negeri sipil Golongan III A keatas - Pengarang - Peneliti - Penerbang - Walikota bupati - Kontraktor besar Dalam penelitian ini jenis pekerjaan yang akan dibahas adalah profesi guru dan non guru.

3. Pendapatan a. Pengertian Pendapatan

Pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan, yaitu jumlah barang dan jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Jika kita perhatikan lingkungan disekitar kita, kita akan melihat betapa sibuknya orang-orang bekerja. Hal ini dilakukan orang agar memperoleh imbalan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Menurut Sumardi dan Hans Dieter Evers 1982: 92, pendapatan adalah hasil yang diperoleh suatu keluarga baik bersumber dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, dan pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Penghasilan dalam jumlah besar akan memudahkan bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan, termasuk kebutuhan akan pendidikan. Sebaliknya, penghasilan dalam jumlah yang kecil akan mengakibatkan keluarga dalam keadaan kekurangan, sehingga dapat dikatakan rendah status sosial ekonominya. Pemenuhan kebutuhan sering dirasa sukar dengan penghasilan yang kecil, padahal mereka dituntut untuk selalu mempertahankan kehidupan keluarganya. Agar kebutuhan pokok hidup dapat terpenuhi, seringkali orang harus mengorbankan kebutuhan lain yang sifatnya tidak mendesak. Pendidikan pada saat sekarang ini merupakan kebutuhan yang pokok dan penting untuk dipenuhi, untuk itu semua orang tua bekerja keras agar dapat mencukupi kebutuhan pendidikan bagi anak-anak mereka.

b. Bentuk Pendapatan

Menurut Biro Pusat Statistik, pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk Sumardi dan Hans Dieter Ever, 1982: 92: - Pendapatan berupa uang - Pendapatan berupa barang - Pendapatan berupa uang dan barang Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontraprestasi. Sumber-sumber yang utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang yang dipelihara dari halaman rumah, hasil investasi. Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang sifatnya regular dan biasanya diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi atau disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut, demikian pula penerimaan secara cuma-cuma, pemberian barang dan jasa dengan harga substitusi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang. Untuk penerimaan uang dan barang yang dipakai sebagai pedoman adalah segala penerimaan yang bersifat transfer atau redistribusi dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, misalnya penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan piutang, kiriman uang, menang judi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Kerangka Berpikir

1. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Prestasi Belajar Cara pandang mahasiswa mengenai kompetensi dosen sangat dipengaruhi oleh prestasi belajarnya. Antara mahasiswa yang satu dengan yang lain akan mempunyai prestasi belajar yang berbeda-beda. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil prestasi belajar mahasiswa yang dicapai pada semester tertentu yang menentukan keberhasilan seorang mahasiswa dalam mata kuliah yang ditempuhnya. Prestasi belajar disini dilihat pada indek prestasi semester yang diperoleh mahasiswa pada semester tertentu. Pada mahasiswa yang memiliki prestasi yang baik, persepsi terhadap kompetensi dosen diduga lebih positif dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki prestasi belajar buruk. Sebab mahasiswa yang memiliki prestasi baik dapat membedakan dosen yang membimbingnya memiliki kompetensi yang baik, hal ini di karenakan mahasiswa merasa bahwa prestasi bagus yang diperolehnya berasal dari bimbingan dosen yang profesional, metode mengajar dosen yang menarik dan relevan, serta banyak hal lain yang menunjukkan bahwa dosen tersebut memiliki kompetensi yang baik, sedangkan mahasiswa yang memiliki prestasi buruk memandang dosen sebaliknya. Pada umumnya banyak orang berpendapat bahwa dengan semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai oleh seorang mahasiswa maka semakin tinggi pula tingkat kecerdasannya, luas wawasan serta pengetahuannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada suatu bidang tertentu sesuai dengan bidang yang digelutinya. Selain itu juga semakin tinggi prestasi belajar mahasiswa maka mahasiswa tersebut akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk mengembangkan prestasinya. Dengan semakin tingginya tingkat kecerdasan, luasnya wawasan, keinginan yang tinggi untuk mengembangkan prestasi yang berbeda ini maka pandangan mahasiwa mengenai kompetensi dosen akan berbeda pula. Cara pandang inilah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi mahasiswa dalam memandang kompetensi seorang dosen. Berdasarkan penjelasan tersebut, diturunkan hipotesis sebagai berikut : Ha 1 : Ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar. 2. Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi. Mahasiswa yang berasal dari status sosial ekonomi keluarga tertentu mempunyai persepsi yang berbeda-beda mengenai kompetensi dosen. Sebab setiap mahasiswa tentunya memiliki status sosial ekonomi keluarga yang berbeda-beda. Ada mahasiswa yang berasal dari keluarga yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi dalam masyarakat dan ada pula yang berasal dari keluarga yang memiliki status sosial rendah. Mahasiswa yang berasal dari keluarga berstatus social rendah memandang kompetensi dosen baik, namun berbeda dengan cara pandang mahasiswa yang berasal dari keluarga dengan status sosial tinggi. Mahasiswa dari keluarga dengan status sosial tinggi menganggap kompetensi dosen biasa saja atau bahkan buruk, karena mahasiswa ini tidak terlalu memikirkan masalah biaya kuliah yang telah mereka keluarkan dengan hasil yang didapat selama kuliah. Berbeda halnya dengan mahasiswa yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah tentunya sangat memikirkan masalah biaya studi. Mahasiswa dari keluarga dengan status sosial rendah akan memandang dosen memiliki kompetensi yang baik apabila dosen tersebut disiplin, profesional, dan lain sebagainya. Mereka memandang bahwa segala yang didapatkan dari dosen harus sesuai dengan biaya mahal yang telah mereka keluarkan untuk biaya selama kuliah. Berdasarkan penjelasan tersebut, diturunkan hipotesis sebagai berikut : Ha 2 : Ada perbedaan persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari status sosial ekonomi keluarga. 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian yang mendalam tentang sesuatu objek atau subjek pada area yang terbatas. Dengan demikian hasil hanyalah berlaku pada kasus dimana objek atau subjek yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasikan pada kasus lain.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 2. Objek Penelitian Objek penelitian adalah persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen, prestasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian Waktu untuk penelitian ini dilaksanakan yaitu pada bulan Januari 2008.

Dokumen yang terkait

MOTIVASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DAN Motivasi Belajar Dasar Akuntansi Keuangan 2 Ditinjau Dari Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Dan Fasilitas Belajar Pada Mahasiswa Pendidi

0 3 17

MOTIVASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 2 DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DAN Motivasi Belajar Dasar Akuntansi Keuangan 2 Ditinjau Dari Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Dan Fasilitas Belajar Pada Mahasiswa Pendidi

0 3 15

MINAT BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN I DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DAN Minat Belajar Dasar Akuntansi Keuangan I Ditinjau Dari Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Dan Pola Belajar Pada Mahasiswa Program Studi Pend

0 3 11

MINAT BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN I DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI DOSEN DAN Minat Belajar Dasar Akuntansi Keuangan I Ditinjau Dari Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetensi Dosen Dan Pola Belajar Pada Mahasiswa Program Studi Pend

0 2 18

PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK DOSEN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI FKIP UM

0 2 19

Persepsi mahasiswa terhadap program pendidikan profesi guru ditinjau dari jenis kelamin, program studi dan prestasi belajar akademik : studi kasus mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 5 189

Hubungan antara motivasi belajar dan status sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2009.

0 0 125

Persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial, ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi : studi kasus mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 111

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Persepsi mahasiswa mengenai kompetensi dosen ditinjau dari prestasi belajar, dan status sosial ekonomi keluarga : studi kasus pada mahasiswa program studi pendidikan akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 128