Penentuan kurva baku Optimasi Metode

merupakan panjang gelombang dari sistem kromofor dan auksokrom yang dimiliki oleh gugus fenol pada sefadroksil. Dari spektrum pada gambar 12 dapat dilihat juga bahwa nilai serapan pada panjang gelombang 355358 nm adalah lebih besar bila dibandingkan dengan nilai serapan pada panjang gelombang 401 nm. Lebih besarnya nilai serapan pada panjang gelombang 355358 nm ini dapat disebabkan karena adanya OH pada gugus fenol sebagai auksokrom dengan transisi n → σ yang dapat menyebabkan terjadinya pergeseran batokromik yang disertai dengan efek hiperkromik. Sebaliknya, pada panjang gelombang 401 nm gugus yang bertanggung jawab memberikan serapan hanyalah gugus kromofor. Dengan demikian, nilai serapan yang dihasilkan pada panjang gelombang 401 nm ini akan lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai serapan pada panajng gelombang 355358 nm.

5. Penentuan kurva baku

Pembuatan kurva baku diperlukan untuk memperoleh persamaan kurva baku yang berguna dalam perhitungan kadar sampel sefadroksil. Persamaan kurva baku pada penelitian ini diperoleh melalui pengukuran serapan seri konsentrasi larutan baku sefadroksil pada panjang gelombang 401 nm dan selanjutnya dibuat persamaan garis regresi antara konsentrasi variabel bebas dengan serapan variabel tergantung. Kurva baku yang digunakan dalam penelitian ini memiliki 5 seri konsentrasi sefadroksil, yaitu 0,0732; 0,0915; 0,1098; 0,1281; dan 0,1464 mgml. dengan tiga kali replikasi. Masing-masing seri konsentrasi sefadroksil tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kemudian diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 401 nm. Hasil pengukuran serapan senyawa hasil reaksi antara sefadroksil dengan asetilaseton dan formalin, persaman regresi linear y = bx + a dan nilai koefisien relasi r untuk masing-masing replikasi dapat dilihat pada tabel VII. Tabel VII. Data kurva baku dengan satuan konsentrasi mgm l Serapan pada λ 401 nm Konsentrasi sefadroksil mgml Replikasi I Replikasi II Replikasi III 0,0732 0,491 0,497 0,492 0,0915 0,597 0,601 0,598 0,1098 0,705 0,700 0,703 0,1281 0,804 0,805 0,801 0,1464 0,905 0,900 0,904 Y= 5,6557x + 0,0794 Y= 5,5191x + 0,0946 Y= 5,6120 x + 0,0834 r = 0,9998 r = 0,9999 r = 0,9999 α = 79,97 α = 79,73 α = 79,90 = serapan senyawa hasil reaksi antara sefadroksil dengan asetilaseton dan formalin Berdasarkan data pada tabel V di atas dapat dilihat bahwa persamaan kurva baku yang dihasilkan tidak memberikan nilai α mendekati 45 , dan apabila dibuat hubungan antara serapan senyawa hasil reaksi antara sefadroksil dengan asetilaseton dan sefadroksil pada berbagai konsentrasi akan didapatkan kurva dengan derajat kemiringan yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk memperoleh nilai nilai α mendekati 45 maka dilakukan perubahan satuan konsentrasi sefadroksil dengan cara mengalikan konsentrasi tersebut dengan 5. Data kurva baku dengan satuan konsentrasi yang telah diubah dapat dilihat pada tabel VIII. Tabel VIII. Data kurva baku dengan satuan konsentrasi mg5ml Serapan pada λ 401 nm Konsentrasi sefadroksil mg5ml Replikasi I Replikasi II Replikasi III 0,3660 0,491 0,497 0,492 0,4575 0,597 0,601 0,598 0,5490 0,705 0,700 0,703 0,6405 0,804 0,805 0,801 0,7320 0,905 0,900 0,904 Y= 1,1311 x + 0,0794 Y= 1,1038 x + 0,0946 Y= 1,1224 x + 0,0834 r = 0,9998 r = 0,9999 r = 0,9999 α = 48,52 α = 47,82 α = 48,30 = serapan senyawa hasil reaksi antara sefadroksil dengan asetilaseton dan formalin Kurva Baku Replikasi III 0,2 0,4 0,6 0,8 1 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 Konsentrasi Sefadroksil mg5ml Se ra p a n Y= 1,1224 x + 0,0834 = serapan senyawa hasil reaksi antara sefadroksil dengan asetilaseton dan formalin Gambar 13. Hubungan antara konsentrasi sefadroksil mg5ml dengan serapan senyawa hasil reaksi antara sefadroksil dengan asetil aseton dan formalin pada replikasi III Hubungan antara konsentrasi sefadroksil dengan serapan senyawa hasil reaksi antara sefadroksil dengan asetilaseton pada gambar 13 di atas menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi sefadroksil akan menyebabkan peningkatan serapan dan hubungan tersebut berada pada satu garis lurus. Hasil ini menunjukkan adanya korelasi yang baik antara konsentrasi sefadroksil dengan serapan. Hubungan antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI konsentrasi sefadroksil dengan serapan senyawa hasil reaksi antara asetilaseton dan formalin dapat dilihat pada lembar lampiran 8. Lineritas yang dapat dipakai untuk analisis adalah apabila persamaan kurva bakunya memiliki nilai koefisien korelasi r hitung yang lebih besar dari nilai koefisien korelasi r tabel. Setelah dibandingkan dengan r tabel pada taraf kepercayaan 99, df 3, terlihat bahwa semua nilai r hitung lebih besar daripada r tabel yaitu 0,959 Cann, 2003. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua persamaan kurva baku yang diperoleh memiliki linearitas yang baik dan dapat digunakan untuk menetapkan kadar sefadroksil dalam sampel. Persamaan kurva baku yang digunakan dalam penelitian ini untuk perhitungan kadar sefadroksil adalah y = 1,1224 x + 0,0834 dengan r = 0,9999, karena nilai r yang diperoleh dari persamaan ini paling besar dan mendekati satu bila dibandingkan dengan r dari persamaan lain. Nilai r persamaan kurva baku yang semakin mendekati satu menggambarkan adanya suatu korelasi yang semakin baik antara variabel bebas dan variabel tergantung.

6. Penetapan kadar sefadroksil dalam sediaan kapsul X