Dalam penelitian ini, serapan maksimum diperoleh ketika baku sefadroksil direaksikan dengan larutan pereaksi pH 4. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa larutan pereaksi yang dapat memberikan serapan maksimum adalah larutan pereaksi dengan pH 4.
3. Penentuan volume optimum larutan pereaksi
Penentuan volume optimum larutan pereaksi dilakukan dengan mereaksikan baku sefadroksil pada konsentrasi tertentu dengan larutan pereaksi pH
optimum pH 4 yang divariasi volumenya. Variasi volume pereaksi yang ditambahkan adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 ml. Volume optimum larutan pereaksi
adalah volume larutan pereaksi yang menghasilkan serapan maksimum dan stabil. Penentuan volume pereaksi optimum dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengoptimalkan kondisi reaksi agar sefadroksil dapat bereaksi secara optimum dengan asetilaseton dan formalin, sehingga pengikuran serapan lautan akan
menggambarkan kadar sefadroksil yang sesungguhnya. Dari hasil penelitian, volume larutan pereaksi optimum adalah 6 ml seperti yang terlihat pada tabel VI.
Tabel VI. Data penentuan volume optimum larutan pereaksi Serapan pada
λ
400 nm Volume pereaksi
I II
III
1 0,512
0,524 0,523
2 0,767
0,764 0,761
3 0,832
0,838 0,834
4 0,893
0,890 0,892
5 0,939
0,931 0,936
6 0,954
0,950 0,953
7 0,953
0,954 0,951
= serapan senyawa hasil reaksi antara sefadroksil dengan asetilaseton dan formalin
4. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum
Panjang gelombang serapan maksimum adalah panjang gelombang saat suatu senyawa memberikan serapan yang maksimum. Penentuan panjang gelombang
yang memberikan serapan maksimum merupakan syarat analisis kuantitatif secara spektrofotometri, karena serapan senyawa yang diukur pada panjang gelombang
serapan maksimum akan memberikan sensitifitas dan akurasi yang baik Pecsok et al
., 1976 Penentuan panjang gelombang serapan maksimum pada penelitian ini
bertujuan untuk melihat pada panjang gelombang berapa reaksi antara sefadroksil dengan asetilaseton dan formalin memberikan serapan yang maksimum. Dalam
penelitian ini, penentuan panjang gelombang serapan maksimum dilakukan pada tiga seri konsentrasi larutan baku sefadroksil yang berbeda untuk melihat apakah pada
konsentrasi yang berbeda terjadi perubahan panjang gelombang serapan maksimum. Konsentrasi yang digunakan adalah 0,0915; 0,1281; dan 0,1647 mgml.
Penentuan panjang gelombang serapan maksimum dilakukan pada rentang panjang gelombang 300-500 nm. Digunakan rentang panjang gelombang tersebut,
karena menurut Patel et al. 1992, pengukuran serapan senyawa berwarna kuning hasil reaksi antara sefaleksin dengan asetilaseton dan formalin dilakukan pada
panjang gelombang 400 nm. Gugus pada sefaleksin yang berperan dalam pembentukan senyawa kuning tersebut adalah gugus amin primer. Penetapan kadar
sefadroksil dalam penelitian ini juga didasarkan pada reaksi antara gugus amin primer sefadroksil dengan hasil kondensasi asetilaseton dan formalin membentuk
senyawa berwarna kuning. Dengan demikian, diperkirakan bahwa reaksi antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sefadroksil dengan asetilaseton dan formalin memiliki panjang gelombang serapan maksimum di sekitar 400 nm. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum
untuk ketiga konsentrasi sefadroksil disajikan pada gambar 12.
a b
c Gambar 12. Spektrum hasil
scanning panjang gelombang serapan maksimum senyawa hasil reaksi antara sefadroksil pada konsentrasi a konsentrasi 0,0915
mgml, b konsentrasi 0,1281mgml, c konsentrasi 0,1647 mgml dengan asetilaseton dan
formalin
Dari spektrum di atas, terlihat bahwa pada ketiga seri konsentrasi larutan baku sefadroksil yang digunakan terdapat dua puncak dengan panjang gelombang
355358 dan 401 nm. Dari kedua panjang gelombang ini dipilih panjang gelombang 401 nm sebagai panjang gelombang serapan maksimum reaksi antara gugus amin
primer sefadoksil dengan asetilaseton dan formalin, karena panjang gelombang ini berada dekat dengan panjang gelombang serapan maksimum yang digunakan oleh
Patel et al. 1992 yaitu 400 nm. Untuk panjang gelombang 355358 nm diduga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan panjang gelombang dari sistem kromofor dan auksokrom yang dimiliki oleh gugus fenol pada sefadroksil.
Dari spektrum pada gambar 12 dapat dilihat juga bahwa nilai serapan pada panjang gelombang 355358 nm adalah lebih besar bila dibandingkan dengan nilai
serapan pada panjang gelombang 401 nm. Lebih besarnya nilai serapan pada panjang gelombang 355358 nm ini dapat disebabkan karena adanya OH pada gugus fenol
sebagai auksokrom dengan transisi n → σ yang dapat menyebabkan terjadinya
pergeseran batokromik yang disertai dengan efek hiperkromik. Sebaliknya, pada panjang gelombang 401 nm gugus yang bertanggung jawab memberikan serapan
hanyalah gugus kromofor. Dengan demikian, nilai serapan yang dihasilkan pada panjang gelombang 401 nm ini akan lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai
serapan pada panajng gelombang 355358 nm.
5. Penentuan kurva baku