Gugus β-laktam merupakan gugus yang bertanggung jawab terhadap potensi
antimikroba dari sefaleksin dan sefadroksil, sedangkan gugus amin primer merupakan gugus yang akan bereaksi dengan asetilaseton dan formalin. Dengan
adanya gugus amin primer pada sefadroksil, diharapkan bahwa sefadroksil dapat ditetapkan kadarnya dengan menggunakan metode spektrofotometri visibel
menggunakan pereaksi asetilaseton dan formalin Untuk melihat apakah metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
memenuhi parameter kesahihan atau tidak, perlu dilakukan analisis validitas metode analisis. Menurut Anonim 1995, penelitian yang menggunakan metode analisis
untuk mengukur secara kuantitatif sejumlah besar komponen dari serbuk obat atau senyawa aktif termasuk dalam kategori pertama. Dengan demikian, parameter
kesahihan metode analisis yang diamati adalah akurasi, presisi, spesifisitas, dan linearitas.
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut :
a. apakah metode spektrofotometri visibel untuk penetapan kadar sefadroksil
menggunakan pereaksi asetilaseton dan formalin memenuhi parameter validitas yang meliputi akurasi, presisi, spesifisitas, dan linearitas ?
b. apakah metode spektrofotometri visibel dengan pereaksi asetilaseton dan
formalin dapat digunakan untuk menetapkan kadar sefadroksil dalam sediaan kapsul X.
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka tentang sefadroksil, penelitian tentang validasi metode spektrofotometri visibel untuk penetapan kadar sefadroksil menggunakan
pereaksi asetilaseton dan formalin belum pernah dilakukan dan dipublikasikan. Penelitian tentang sefadroksil yang pernah dilakukan dan dipublikasikan adalah
penetapan kadar sefadroksil dalam kapsul menggunakan metode spektrofotometri UV dengan pereaksi etil asetoasetat dan asetaldehid Rofie, 2005, penetapan
kadar sefadroksil dalam kapsul menggunakan metode spektrofotometri visibel dengan pereaksi etil asetoasetat dan formalin Rianti, 2005, penetapan kadar
sefalosporin dalam produk farmasi menggunakan metode spektrofotometri visibel dengan pereaksi kromotrop 2B dan kromotrop 2R Issa and Amin, 2006,
dan penetapan kadar sefadroksil secara sequential injection dengan menggunakan spektrofotometer detektor Machit et al., 2006.
Penelitian tentang metode spektrofotometri visibel menggunakan pereaksi asetilaseton dan formalin yang sudah pernah dilakukan dan dipublikasikan adalah
penggunaan metode spektrofotometri visibel dengan pereaksi asetilaseton dan formalin untuk penetapan kadar sefaleksin dalam produk sediaan Patel et al.,
1992, validasi metode spektrofotometri visibel untuk penetapan kadar amoksisilin menggunakan pereaksi asetilaseton dan formalin Sunarto, 2007,
serta validasi metode spektrofotometri visibel untuk penetapan kadar ampisilin menggunakan pereaksi asetilaseton dan formalin oleh Roosita 2007.
3. Manfaat penelitian