Penyimpangan hukum Beer Kesalahan fotometrik

Keterangan : As = serapan larutan sampel Cs = konsentrasi larutan sampel Ar.s = serapan larutan reference standard Cr.s = konsentrasi reference standard b. Kurva baku. Dengan menggunakan kurva baku dari larutan reference standard dengan pelarut tertentu pada panjang gelombang serapan maksimum, dibuat grafik sistem koordinat Cartesius dengan serapan sebagai ordinat dan konsentrasi sebagai absis. Kemudian, nilai serapan sampel dimasukkan ke persamaan kurva baku untuk mendapatkan konsentrasi sampel. c. Menghitung nilai serapan larutan sampel. Nilai serapan larutan sampel pada pelarut dan dibandingkan dengan serapan zat yang dianalisis tertera pada buku resmi. maks 1 1cm λ . A d. Menghitung daya serap molar. Perhitungan daya serap molar sama dengan cara menghitung nilai serapan larutan sampel hanya saja pada perhitungan daya serap molar lebih tepat karena melibatkan BM. ε = ................................................5 1 1 cm 1 10 BM. . A − Keterangan: ε = daya serap molar 1 1cm A = serapan jenis BM = bobot molekul

6. Penyimpangan hukum Beer

Penyimpangan hukum Beer menurut Willard et al.1988, penyimpangan hukum Beer dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Penyimpangan konsentrasi larutan. Hukum Beer hanya berlaku pada larutan yang encer Apabila larutan yang digunakan terlalu pekat, maka daya serap akan dipengaruhi oleh nilai indeks bias larutan. Hubungan antara daya serap dan nilai indeks bias larutan dapat dirumuskan sebagai berikut: a = a sesungguhnya 2 2 2 + η η …………………………. 6 Keterangan: a adalah daya serap dan η adalah indeks bias larutan. Pada konsentrasi 0,001 M atau kurang, indeks bias larutan relatif konstan tetapi pada konsentrasi tinggi indeks bias ternyata berubah dan mempengaruhi nilai daya serap. b. Penyimpangan instrumen. Penyimpangan ini terjadi karena adanya keterbatasan pada kemampuan filter atau monokromator dalam menghasilkan cahaya yang benar-benar monokromatik. c. Penyimpangan kimia. Penyimpangan kimia dari hukum Beer disebabkan karena adanya perubahan kesetimbangan kimia atau fisis dari zat yang dianalisis. Perubahan kesetimbangan ini dapat terjadi karena zat yang dianalisis mengalami disosiasi atau reaksi dengan pelarut, sehingga dihasilkan produk dengan spektrum serapan yang berbeda.

7. Kesalahan fotometrik

Ketidaktepatan dan ketidaktelitian pembacaan intensitas sinar yang sampai pada detektor digambarkan sebagai nilai kesalahan fotometrik. Ketepatan fotometrik berkurang pada nilai serapan rendah maupun pada nilai serapan tinggi. Pada serapan yang rendah, intensitas sinar yang ditransmisikan baik ada maupun tidak ada sampel hampir sama sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan sangat besar. Hal tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI karena ada keterbatasan kepekaan detektor. Pada serapan yang tinggi, intensitas sinar yang sampai pada detektor sangat rendah sehingga tidak dapat diukur dengan tepat Pecsok et al., 1976. Untuk pembacaan serapan A atau transmitan T pada daerah terbatas, kesalahan penentuan kadar hasil analisis dinyatakan sebagai: C C Δ = T log 4343 , x T T Δ …………………………. 7 ΔT adalah nilai rentang skala transmitan terkecil dari alat yang masih dapat terbaca pada analisis dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Nilai ΔT untuk setiap spektrofotometer UV-Vis biasanya bervariasi 0,2-1 dan selalu dicantumkan sebagai spesifikasi instrumen. Dari rumus tersebut di atas dapat diperhitungkan kesalahan pembacaan A atau T pada analisis dengan metode spektrofotometer UV- Vis. Pembacaan A 0,2-0,8 atau T 15-65 akan memberikan prosentase kesalahan analisis yang dapat diterima yaitu sebesar 0,5-1 untuk ΔT = 1 Mulja dan Suharman, 1995.

8. Penggunaan spektrofotometri UV-Vis dalam metode analisis