2.3 Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan yang didominasi oleh guru dan siswa kurang berperan mengakibatkan kesadaran akan nilai
demokrasi siswa menjadi rendah. Rendahnya kesadaran akan nilai demokrasi siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan dilihat dengan kurangnya kerjasama dan
menghargai pendapat teman saat mengikuti pembelajaran. Hal tersebut membuat materi yang disampaikan guru menjadi terhambat dan kurang dapat dipahami
siswa. Pada materi pembelajaran PKn yaitu menghargai keputusan bersama masih membuat siswa bingung. Hal ini terbukti dari dokumentasi nilai siswa saat
ulangan harian. Banyak siswa yang masih mempunyai nilai di bawah KKM.
Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam menanggapi
berbagai hal yang terjadi di sekitar secara kritis dalam upaya untuk semakin memperdalam pemahaman akan pembelajaran PKn yang telah diterima di sekolah
dan lingkungan sosial mereka, sehingga siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan akan menjadi siswa yang handal dan cakap dalam mengatasi permasalahan
menghargai keputusan bersama.
Hal tersebut dapat terwujud dengan 3 unsur dalam PPR. Ketiga unsur tersebut adalah Competence, Conscience, dan Compassion. Competence
merupakan kemampuan secara kognitif atau intelektual, Conscience ialah kemampuan afektif dalam menentukkan pilihan-pilihan yang dapat
dipertanggung-jawabkan secara moral, sedangkan Compassion adalah kemampuan dalam psikomotorik yang berupa tindakan konkret maupun batin
disertai sikap bela rasa bagi sesama.
Penggunaan model pembelajaran pedagogi reflektif PPR dengan langkah-langkah yaitu konteks centext merupakan proses dalam siklus PPR yang
dilaukan oleh guru yang didukung oleh keterbukaan diri dari siswa. Pengalaman experience merupakan proses dimana siswa memahami materi yang
dipelajarinya secara mendalam dengan melibatkan seluruh kemampuan kognitif, afektif, dan psiomotorik. Refleksi reflection merupakan proses
memperimbangkan dengan seksama menggunakan daya ingat, pemahaman,
imajinasi, pengalaman, dan ide-ide atau tujuan-tujuan yang diinginkan. Tindakan action merupakan pertumbuhan batin yang mencakup dua tahap, yaitu pilihan-
pilihan batin hasil dari refleksi pengalaman dan kemudian diwujudkan dalam tindakan nyata. Evaluasi evalution proses yang mana berdasar atas tujuan dari
pendidikan PPR, yaitu untuk membentuk manusia yang memiliki keribadian utuh, kompeten secara kognitif atau intelektual, besedia untuk makin berkembang,
memiliki sikap religious, penuh kasih, dan memiliki tekad untuk berbuat adil dalam pelayanan tulus pada sesama umat Allah.
Berdasarkan hal-hal tersebut diharapkan penggunaan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dapat berpengaruh terhadap nilai demokrasi
berupa sikap kemusiaan, hati nurani dan bela rasa terhadap sesama siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan.
2.4 Hipotesis Penelitian