BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian tindakan kelas PTK dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamens TGT dalam pembelajaran
ekonomi ini telah dilaksanakan pada siswa kelas X-B, SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Penelitian tersebut diawali dengan observasi terlebih dahulu
pada tanggal 29 Maret 2010 pada jam ke-7. Adapun tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui kondisi awal dari kegiatan belajar mengajar
di kelas X-B SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Setelah observasi, PTK dilaksanakan dalam satu siklus karena tujuan penelitian ini telah tercapai
dalam satu siklus tersebut. PTK dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2010 pada pukul 07.45 WIB sampai dengan pukul 09.15 WIB. Penerapan PTK
berdasarkan model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Observasi pra penelitian
Observasi pendahuluan dilaksanakan pada hari Senin, 29 Maret 2010 pada saat jam pelajaran ke-7 pukul 12.00 – 12.45. Guru mitra
dalam penelitian ini adalah Ibu L. Gunawati Sintadewi, S.Pd sebagai guru bidang studi ekonomi. Jumlah siswa kelas XB pada tahun ajaran
2009-2010 sebanyak 32 siswa yang semuanya berjenis kelamin perempuan. Adapun materi yang dipelajari pada saat observasi
pendahuluan ini adalah membahas tentang Produk Domestik Bruto PDB, Produk Domestik Regional Bruto PDRB, Pendapatan
Nasional Bruto PNB, dan Pendapatan Nasional PN. Dalam observasi pendahuluan ini, ada tiga hal yang diobservasi yaitu guru,
siswa, dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil observasi pendahuluan: a.
Observasi guru observing teacher Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam
catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru lampiran 1a, hal 131. Pada awal kegiatan pembelajaran guru memasuki ruangan
kelas, mengucapkan salam, dan memeriksa kesiapan siswa. Sebelum melanjutkan pembelajaran, guru memperkenalkan peneliti
kepada siswa dan menyampaikan maksud kedatangan peneliti di kelas XB. Setelah itu guru melakukan presensi terhadap siswa satu
per satu. Setelah presensi, guru mengulas kembali materi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebelumnya dan mengkaitkannya dengan materi yang akan disampaikan pada hari itu dengan cara guru bertanya jawab dengan
siswa. Hal ini dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang telah lalu dan juga
merangsang perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru masuk ke dalam materi pembelajaran
dengan berdasarkan metode ceramah. Selesai menyampaikan materi pembelajaran, guru membahas pekerjaan rumah yang telah
diberikan kepada para siswa pada pertemuan sebelumnya. Pekerjaan rumah tersebut dibahas dengan meminta siswa satu per
satu secara bergantian untuk maju ke depan kelas mengerjakan soal-soal latihan di papan tulis. Selama proses pembahasan ini,
guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk merangsang pengetahuan mereka. Namun demikian hanya
beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan guru tersebut. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa guru kurang memotivasi
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga ada siswa yang terlihat bosan. Cukup banyak dari mereka bercerita
sendiri-sendiri dengan temannya di dalam kelas. Guru memang telah berusaha mengaktifkan siswa, namun proses pembelajaran
yang cenderung monoton menyebabkan siswa memiliki motivasi yang rendah dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada akhir
pembelajaran, guru mengucapkan salam penutup dan soal-soal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang belum sempat dibahas akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap perilaku atau aktivitas guru selama proses belajar mengajar
berlangsung: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Observasi siswa observing student
Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan siswa lampiran 2a, hal
133. Sebelum memasuki pembelajaran, siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Setelah
mempersiapkan diri, siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan. Pada saat penjelasan materi, ada yang
memang mendengarkan penjelasan dengan baik dan adapula yang kurang fokus terhadap materi yang diajarkan, misalnya terdapat
siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri, ngobrol dengan temannya, main handphone, dll. Pada pembelajaran ini, siswa
cenderung pasif. Disini terlihat jelas bahwa siswa merasa jenuh dengan proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang
digunakan guru dalam pembelajaran. Pada pertengahan pembelajaran, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal
latihan dan membahas PR yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Satu per satu siswa yang ditunjuk oleh guru secara
bergantian maju ke depan untuk menuliskan jawaban atas pekerjaan rumah mereka dan kemudian dicocokkan. Tetapi, tidak
semua siswa menanggapi dengan antusias jawaban siswa atas soal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dituliskan teman mereka di papan tulis. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki hasrat dan kebutuhan
akan belajar. Peneliti menduga kondisi seperti ini dikarenakan siswa merasa bosan dengan kegiatan rutin mengerjakan soal-soal
latihan. Dengan kata lain tidak ada kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran. Dari rangkaian kegiatan siswa tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa
No Aspek yang diamati Ya
Tidak Keterangan 1 Siswa siap mengikuti
proses pembelajaran √ Ada
beberapa siswa yang
tidak siap mengikuti
pembelajaran.
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru
√ Hanya sebagian siswa
saja yang memperhatikan
penjelasan guru.
3 Siswa menanggapi
pembahasan pelajaran. √ Tidak
semua siswa
menanggapi pembahasan
pembelajaran
4 Siswa mencatat
hal-hal penting
√
5 Siswa mengerjakan tugas
dengan baik √ Kebanyakan
siswa tidak mengerjakan
tugas sendiri, tetapi meminta
bantuan teman yang lain.
c. Observasi kelas observing classroom
Secara fisik ruang kelas XB cukup memadai untuk proses belajar mengajar, hanya saja ruangan kelas masih dirasakan kurang
luas. Fasilitas yang disediakan di kelas tersebut adalah whiteboard, papan tulis, meja guru, kursi guru, kursi siswa, meja untuk siswa,
papan pengumuman, sebuah sound, dan almari. Selain itu, di dalam kelas juga disediakan buku untuk mencatat kemajuan kelas.
Dalam ruang kelas tersedia ventilasi yang memadai agar sirkulasi udara ke dalam kelas lancar. Pencahayaan kelas juga
sudah cukup baik. Sedangkan untuk tata letak kelas, masih ada sedikit kekurangan. Ruang kelas yang kurang luas menyebabkan
meja antara siswa yang satu dengan yang lain terlalu dekat. Hal ini membuat ruang gerak siswa kurang leluasa. Lingkungan kelas
sudah cukup kondusif untuk pembelajaran. Selain itu, suara kendaraan yang lalu lalang di jalan juga tidak begitu mengganggu
aktivitas yang ada di kelas. Suasana serta aktivitas kelas selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil
observasi kegiatan kelas lampiran 3a, hal 135. Suasana kelas pada awal pembelajaran cukup kondusif. Hal
ini terlihat bahwa hampir seluruh siswa sudah siap mengikuti pembelajaran. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal di
depan kelas. Hanya saja setelah guru meminta siswa mengerjakan soal ada beberapa siswa asyik berbicara dengan teman-temannya di
luar materi pembelajaran. Selesai siswa mengerjakan, guru tidak memberikan penghargaan kepada siswa atas hasil kerja mereka
baik secara verbal maupun non verbal. Tidak adanya kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran yang dapat membangkitkan
kebutuhan siswa dalam belajar dan kurangnya pengawasan oleh guru menjadikan ada beberapa siswa yang malah tidur-tiduran di
dalam kelas. Namun demikian, guru cukup bijaksana dengan memberikan teguran apabila sikap siswa sudah melampaui batas.
Pada akhir pembelajaran guru tidak memberikan tugas dan kesimpulan, guru hanya mengucapkan salam. Dari rangkaian
keadaan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran
No Deskriptor Ya Tidak
Catatan
1. Fasilitas di dalam kelas
mendukung proses pembelajaran
√ Papan tulis, meja
kursi, almari
2. Suasana kelas cukup kondusif dalam proses
pembelajaran √
Hanya pada awal pembelajaran
3. Siswa membuat
kegaduhan √
Pada saat latihan soal
4. Siswa mengerjakan soal
latihan di depan kelas √
Secara bergantian maju
mengerjakan soal di papan
tulis.
5. Guru memberikan
penghargaan √
6. Ada kegiatan menarik
dalam belajar √
7 Siswa bertanya kepada
guru jika mengalami kesulitan
√ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Guru membantu siswa
jika mengalami kesulitan
√
Berdasarkan hasil observasi pada guru, perilaku siswa, dan suasana kelas serta wawancara dengan guru, dapat disimpulkan bahwa
selama pembelajaran berlangsung guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan latihan soal saja. Peneliti menduga
bahwa pemilihan metode guru tersebut membuat guru lebih dapat menghemat waktu dan juga mudah dalam menyampaikan materi yang
diajarkan. Kurangnya variasi dalam pembelajaran membuat siswa cenderung akan lebih cepat merasa bosan sehingga akan mencari
kesibukan sendiri seperti ngobrol dengan temannya, sibuk dengan barang-barang yang dimainkannya, main handphone, dll yang
membuat perhatian mereka terpecah belah sehingga memicu suasana kelas menjadi kurang kondusif dan menghambat proses kegiatan
belajar mengajar. Pada saat latihan soal, jika siswa mengalami
kesulitan dalam mengerjakan latihan soal tersebut, guru meminta siswa untuk tidak sungkan-sungkan bertanya dan jika perlu berdiskusi
dengan temannya. Hal ini bertujuan agar siswa bisa bekerja sama dengan baik dan juga bisa mempermudah dalam mengerjakan latihan
soal tersebut. Secara keseluruhan, terlihat bahwa peranan guru lebih dominan dibanding dengan siswa, peran aktif siswa dalam
pembelajaran sangat kurang. Idealnya untuk saat ini dalam suatu kegiatan belajar mengajar, siswa lebih berperan aktif dalam memahami
pengetahuan dengan kemampuan yang dimilikinya baik itu dalam hal bertanya, membaca, diskusi, berpendapat, dll.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditemukan bahwa permasalahan pembelajaran yang terjadi adalah rendahnya pemahaman
serta keterlibatan dari siswa selama proses pembelajaran .
Hal ini terlihat dari kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
baik dalam hal bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, mengerjakan tugas, dan interaksi dalam diskusi dirasa masih
kurang .
Peneliti menduga bahwa akar permasalahan tersebut terlihat dari beberapa aspek yang diantaranya adalah kecenderungan siswa
dalam mengikuti pelajaran menggunakan metode yang kurang bervariasi sehingga semangat untuk belajar kurang, guru kurang
menggali pemikiran dan pengetahuan siswa sehingga siswa tidak berani untuk bertanya, mengemukakan idependapatnya, berdiskusi
dengan baik, kurangnya interaksi yang baik antara guru dengan siswa. Dampaknya hasil-hasil belajar siswa kurang memuaskan. Dari
berbagai permasalahan tersebut, alternatif pemecahan masalah tersebut
adalah perlunya menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi, dapat lebih menggali pemahaman siswa, melatih mental
siswa untuk lebih berani mengungkapkan sesuatu, lebih percaya diri, lebih bertanggung jawab, dan tentunya yang mendorong terciptanya
suasana pembelajaran yang harmonis baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa.
Maka dari itu, guru diharapkan mampu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menerapkan suatu metode pembelajaran yang berbeda dan bervariasi. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh
guru dimana masing-masing metode pembelajaran memiliki langkah- langkah yang berbeda-beda.
Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut, selanjutnya guru dan peneliti berkolaborasi untuk menerapkan suatu metode alternatif
selain metode ceramah, latihan soal, dan tanya jawab, juga ditambah dengan menerapkan metode yang lebih bervariasi yaitu metode
kooperatif tipe TGT. Dalam metode ini tugas guru bertindak sebagai fasilitator terutama ketika jalannya diskusi, games dan turnamen. Jadi
siswa berkesempatan lebih berperan aktif karena dengan metode TGT siswa bisa bekerja sama dengan siswa yang lain di dalam kelompok.
Selama jalannya diskusi dalam permainan games juga berbeda dengan diskusi yang biasanya. Jika dalam diskusi pada umumnya
siswa hanya membahas suatu masalah di dalam kelompok yang kemudian hasil diskusinya tersebut dicatat dan jika perlu dilanjutkan
dengan presentasi, tetapi disini siswa diharapkan dapat menggunakan kreatifitas masing-masing untuk dapat menggali pemahamannya.
Sekilas siswa memang terlibat aktif di dalam diskusi, namun jika dilihat lebih mendalam hanya beberapa siswa yang aktif dan sungguh-
sungguh. Berbeda dengan diskusi dalam metode TGT, dalam metode ini siswa dibagi dalam kelompok untuk permainan games dan
turnamen. Dalam sesi permainan siswa dituntut untuk bisa berdiskusi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan menggali kreatifitas masing-masing. Pada sesi turnamen juga siswa diharapkan bisa bekerja sama dengan baik serta dapat
menumbuhkan persaingan secara sehat antar kelompok selama jalannya
turnamen. Dengan menerapkan metode ini siswa diharapkan untuk dapat
lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran serta dapat lebih berani untuk bertanya, mengungkapkan pendapatnya, dan
mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi. Dengan demikian secara tidak langsung siswa harus terdorong untuk dapat memahami
materi yang didapatnya. Di sini tugas guru adalah sebagai fasilitator dimana mendampingi siswa terlebih jika siswa menemui kesulitan.
Dengan menerapkan metode ini tidak menutup kemungkinan suasana yang tadinya kurang kondusif dan kurang antusias dari siswa akan
menimbulkan suasana yang lebih antusias, hidup, kondusif serta bervariasi.
2. Siklus pertama
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Mei 2010 pada pukul 07.45 WIB sampai dengan pukul 09.15 WIB yaitu pada jam
kedua sampai dengan ketiga. Materi yang dipelajari pada siklus pertama ini adalah pokok bahasan konsumsi dan investasi. Guru mitra
yang mengajar dalam penelitian ini adalah Ibu L. Gunawati Sintadewi, S.Pd selaku guru bidang studi Ekonomi kelas X. Jumlah siswa kelas
X-B pada tahun ajaran 2009-2010 saat ini adalah 32 siswa. Dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jumlah siswa tersebut, seluruh siswa hadir pada siklus pertama ini. Berikut ini diuraikan penerapan metode kooperatif tipe Teams Games
Tournamens TGT pada siklus pertama.
a. Perencanaan
Dalam tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berikut ini disajikan langkah-
langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus I. 1
Peneliti dan guru mitra menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan
kemampuan akademiknya. Pemetaan tersebut selanjutnya menjadi dasar untuk membagi siswa dalam kelompok-
kelompok yang heterogen. Berdasarkan prestasi akademiknya tersebut siswa dibagi menjadi tiga ranking yaitu siswa dengan
prestasi atau nilai akademik tinggi, siswa dengan prestasi sedang, dan siswa dengan prestasi rendah. Dari hasil
pembagian kelompok tersebut terbentuk lima kelompok dengan kemampuan akademik yang beragam. Lima kelompok
yang terbentuk selanjutnya diberi nama kelompok 1, 2, 3, 4, 5. 2
Peneliti kemudian mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup:
Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP, materi pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, meja turnamen, dan hadiah. Berikut ini
disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Peneliti membuat RPP yang berisi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, materi ajar, dan evaluasi. RPP ini dibuat untuk satu kali
pertemuan. RPP menguraikan secara detail langkah- langkah kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses
pembelajaran. Hal ini akan membantu guru selama melaksanakan pembelajaran. RPP dapat dilihat pada
lampiran 9 halaman 117. b
Materi pembelajaran Materi pelajaran ini adalah memahami konsumsi dan
investasi. Materi yang disampaikan berupa penjelasan secara garis besar saja mulai dari pengertian konsumsi,
tabungan, dan investasi, serta bagaimana penggunaan fungsi-fungsi tersebut secara matematis dalam analisis
ekonomi. c
Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa di sini yaitu daftar pertanyaan soal-soal
latihan berupa pre test dan post test yang berguna untuk membandingkan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
dilaksanakannya siklus 1. Dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 122 dan lampiran 11 halaman 126.
d Meja turnamen
Jumlah meja turnamen ada lima buah. Jumlah meja turnamen ini sesuai dengan jumlah kelompok yang
dibentuk. Masing-masing meja disusun berjajar dan dilengkapi dengan papan nama kelompok.
e Hadiah
Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan skor terbaik pada saat turnamen
dilaksanakan. Hadiah yang diberikan berupa makanan kecil dan bolpoint.
3 Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan
data. Instrumen pengumpulan data yang terdiri dari: a
Lembar observasi kegiatan guru Lembar observasi kegiatan guru ini digunakan untuk
mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung lampiran 1b, hal 137.
b Lembar observasi kegiatan siswa
Lembar observasi kegiatan siswa ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa pada
saat mengikuti pembelajaran lampiran 2b, hal 139. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c Lembar observasi kegiatan kelas
Lembar observasi kegiatan kelas ini digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam kelas
pada saat pembelajaran berlangsung lampiran 3b, hal 141. d
Lembar penilaian kelompok Lembar penilaian kelompok ini mencakup daftar skor yang
diperoleh kelompok dalam permainan dan turnamen lampiran 12, hal 130.
b. Tindakan
Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-
langkah pada tahap ini sebagai berikut: 1
Presentasi kelas Pada awal pembelajaran, guru terlebih dahulu mengulas
kembali materi pembelajaran berkaitan tentang pemahaman akan konsumsi dan investasi. Penyampaian materi
pembelajaran dalam waktu ± 5 menit. Dalam pengulasan kembali materi pembelajaran ini guru menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. 2
Membagi siswa dalam kelompok Pembentukan kelompok sudah dilakukan guru pada tahap awal
perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk adalah 5 kelompok siswa dengan anggota 6-7 orang. Pada
tahap ini guru hanya menyebutkan kembali nama-nama kelompok berikut anggota-anggotanya. Kemudian guru
mempersilahkan masing-masing siswa untuk berkumpul dengan kelompoknya dan segera menempati meja yang telah
diberi papan nama kelompok. Guru selanjutnya menjelaskan aturan main dan tata tertib pembelajaran kooperatif tipe TGT
yang akan dilakukan. 3
Permainan games Permainan games pada siklus pertama ini diberi nama make a
match . Pada permainan ini siswa pada tiap kelompok diminta
untuk memilih nomor urut mengerjakan soal dengan cara memasang call card. Setiap call card bertuliskan dua nomor
yang menunjukkan urutan mengerjakan soal yang berada di depan kelas. Contoh: nomor urut 1 dan 7, artinya akan
mengerjakan soal pada urutan pertama dan pada urutan ketujuh. Satu per satu siswa dalam kelompok berdasarkan nomor
urutnya maju ke depan kelas mengerjakan soal. Bentuk soal adalah menjodohkan. Soal dan jawaban tersedia dalam kotak
kardus di kursi yang telah disediakan. Siswa menempel soal dan jawaban pada kertas kuarto di papan tulis sesuai dengan
nomor kelompoknya. Guru akan memanggil nomor urut siswa yang akan mengerjakan soal di depan kelas. Pengerjaan soal
diawali dengan tanda bunyi peluit satu kali, dan diakhiri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan tanda peluit dua kali. Ada 12 buah soal dengan waktu pengerjaan untuk setiap soal adalah satu menit.
4 Turnamen
Turnamen dilakukan setelah permainan selesai dilaksanakan. Turnamen pada siklus pertama ini diberi nama cerdas cermat.
Pada sesi turnamen ini siswa diminta untuk mengecek uang- uangan yang telah tersedia di meja setiap kelompok. Jumlah
uang-uangan 12 lembar dengan nilai total Rp 150.000,00. Uang tersebut akan dipergunakan oleh kelompok secara bebas
sebagai taruhan untuk setiap jawaban. Sebelum soal dibacakan oleh guru, uang taruhan kelompok harus diletakkan pada
tempat taruhan. Waktu pengerjaan soal selama 30 detik di tempat yang telah disediakan. Pengerjaan soal akan dimulai
dengan tanda bunyi peluit satu kali dan diakhiri dengan bunyi peluit dua kali. Berdasarkan instruksi guru, kelompok harus
menunjukkan jawaban pekerjaan kepada guru dengan cara mengangkat jawaban yang telah dituliskan dalam lembar yang
telah disediakan. Guru akan menyatakan bahwa jawaban kelompok benar atau salah. Jika jawaban kelompok salah maka
nilai kelompok akan berkurang sebesar jumlah yang ditaruhkan. Sedangkan jika jawaban benar maka nilai
kelompok akan bertambah sebesar jumlah yang ditaruhkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Penghargaan kelompok
Skor yang diperoleh masing-masing kelompok dalam games maupun turnamen dicatat. Pada tahap akhir dilakukan
penjumlahan skor jawaban dan ranking. Berdasarkan ranking tersebut ditentukan juara I,II, dan III. Pada siklus pertama ini,
juara I adalah kelompok 1 dengan jumlah skor 133.050, juara II adalah kelompok 2 dengan jumlah skor 90.040, dan juara III
adalah kelompok 5 dengan jumlah skor 79.070. Masing-masing juara akan mendapatkan hadiah berupa makanan ringan.
c. Observasi
Hasil pengamatan observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut:
1 Pengamatan terhadap guru
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada
siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus I
No Deskriptor Ya Tidak
1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
√ 2
Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan
yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam
pembelajaran tipe TGT di kelas. √
3 Guru memberikan materi yang akan
dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas.
√ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok TGT.
√ 5
Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam
diskusi kelompok. √
6 Guru memberikan pengarahan kepada
siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan.
√
7 Guru memotivasi siswa agar ada kerja
sama yang baik antar individu di dalam kelompok diskusinya.
√
8 Guru mengamati atau mengobservasi
proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok.
√
9 Guru berinteraksi dengan siswa, dan
melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan
siswa secara perorangan. √
10 Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara
mandiri. √
11 Guru tidak berinteraksi dengan siswa,
tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan
dan kerjasama di dalam kelompok. √
12 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan
berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas
menjadi tidak kondusif. √
13 Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja
yang mengalami kesulitan. √
14 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing
sehingga suasana kelas menjadi kaku. √
15 Guru meninggalkan kelas disaat siswa
bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan.
√
16 Guru tidak melakukan evaluasi hasil
pembelajaran. √
17 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam
turnamen. √
18 Guru memberikan penghargaan bagi
kelompok yang memiliki skor terbaik. √
19 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pre
test dan post test.
√
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa secara umum guru mampu mengelola pembelajaran koperatif tipe TGT dengan baik.
Dalam siklus pertama ini dapat kita lihat bahwa guru mampu menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif
tipe TGT, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok, guru memotivasi siwa untuk
belajar mandiri serta terlibat aktif dalam kelompok, guru dapat berinteraksi dengan baik dengan seluruh siswa, guru
mendorong siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah, guru melakukan evaluasi proses pembelajaran melalui games
dan turnamen yang menjadi bagian dari pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru memotivasi siwa untuk aktif dalam
games maupun turnamen, guru mengamati setiap kelompok
dalam mengerjakan soal dan membantu siswa ketika siswa mengalami kesulitan, guru juga mengadakan evaluasi hasil
belajar melalui pre test dan post test lampiran 4a, hal 143. 2
Pengamatan terhadap siswa Aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus
pertama disajikan dalam tabel berikut ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus I
No Deskriptor Ya Tidak
1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi dalam kelompok.
√ 2
Saling bertukar pikiran dan pendapat. √
3 Berbagi tugas dalam pengerjaan tugas.
√ 4 Pertanyaan yang diajukan ada
kaitannya dengan pembelajaran. √
5 Menjawab pertanyaan sesuai dengan
maksud dan tujuan pertanyaan. √
6 Menghargai saran dan pendapat teman lainnya.
√
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran, seluruh perhatian siswa tertuju pada materi pelajaran. Dalam permainan
maupun turnamen, seluruh siswa saling bertukar pikiran dan pendapat serta berbagi tugas dalam pengerjaan tugas. Ketika
mereka ada kesulitan dalam pembelajaran, mereka mengajukan pertanyaan yang ada kaitannya dengan pembelajaran. Dan
ketika guru atau teman lain bertanya, mereka menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan.
Selain itu mereka juga dapat menghargai saran dan pendapat dari teman lainnya lampiran 6a, hal 147.
3 Pengamatan terhadap kelas
Instrumen pengamatan kelas dalam proses pembelajaran pada siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas
No Deskriptor Ya Tidak
1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang
memiliki kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda-beda.
√
2 Ada sejumlah aturan yang harus ditaati oleh para siswa.
√
3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
√ 4
Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas
sekolah. √
5 Kerja di dalam kelompok terhambat
dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat malas serta
membuat kegaduhan di dalam kelas. √
6 Beberapa siswa hanya mengandalkan
siswa lain dalam kerja kelompok. √
7 Para siswa tampak antusias dengan
kerja kelompoknya. √
8 Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran tipe TGT.
√ 9
Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.
√ 10 Sebagian besar siswa telah memiliki
sumber referensi yang digunakan. √
11 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
√ 12 Tujuan pembelajaran di dalam kelas
tidak dapat dipahami dengan jelas. √
13 Kelas ini terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu
sama lain dengan baik. √
14 Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit.
√ 15
Kelas dapat terorganisir dengan baik. √
16 Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling
memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang
diharapkan. √
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran dan hal ini dapat mendukung proses
pembelajaran ke arah yang lebih baik. Selain itu dari tabel tersebut menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran tipe
TGT akan mendukung suasana pembelajaran menjadi lebih
baik lampiran 5a, hal 145. d.
Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan
penyimpulan hasil observasi dengan menggunakan metode pembelajaran TGT. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi
segera setelah pertemuan berakhir sekaligus sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Refleksi dilakukan pada guru mitra maupun
pada siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus pertama: 1
Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tabel 5.7 Instrumen Refleksi
Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT
No Uraian Komentar
1 Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan
penggunaan metode pembelajaran kooperatif yang
diterapkan. Sudah cukup baik,
variatif, dan lengkap.
2 Penilaian guru terhadap aktifitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe
TGT
. Siswa dapat
berpartisipasi dengan aktif, dan
adanya kepercayaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antar anggota dalam kelompok.
Kerjasama antar anggota juga cukup
kompak.
3 Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe TGT
. Masalah waktu dan
ruangan yang agak terbatas.
4 Manfaat yang diperoleh dalam
merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe
TGT
. Siswa menjadi
lebih antusias dan bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran.
5 Keberhasilan yang telah dicapai
ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe
TGT
tersebut. Siswa menjadi
lebih cepat paham akan materi dan
siswa menjadi aktif dalam
pembelajaran.
6 Hal-hal mana saja yang masih
perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif
tipe TGT. Persiapan media
dan perangkat pembelajaran yang
lebih matang, dibutuhkan waktu
yang agak lebih lama, serta setting
tempat.
7 Apakah siswa berminat
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT selanjutnya
seperti yang diterapkan di dalam kelas?
Ya, siswa sangat berminat.
Tabel 5.7 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT setelah melakukan serangkaian proses belajar mengajar dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Kesan guru tentang komponen pembelajaran yang telah diterapkan secara umum sudah cukup bagus dan lengkap, tetapi
masih butuh persiapan yang lebih matang lagi. Selain itu kendala yang dihadapi berkaitan dengan waktu dan setting
tempat. Dalam kaitannya dengan siswa, kesan guru yaitu siswa dapat menjadi lebih aktif dan antusias ketika pembelajaran
berlangsung sehingga mereka menjadi tidak bosan lampiran 7a, hal 148
2 Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tabel 5.8 Instrumen Refleksi
Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT
No Uraian Komentar
1 Bagaimana pendapat Anda terhadap komponen
pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif
yang diterapkan? Seru,
menyenangkan dan tidak
membosankan, menarik.
2 Bagaimana pendapat Anda tentang aktifitas siswa yang
terjadi dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe
TGT
? Keaktifan, partisipasi, kerja kelompok, dan diskusi
Semuanya dituntut aktif di sini,
kerjasama kelompok harus
kompak, asyik, suasana menjadi
lebih hidup. 3
Apakah Anda berminat mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe TGT selanjutnya seperti yang telah anda ikuti?
Berminat, agar pembelajaran tidak
monoton. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Manfaat apa saja yang diperoleh
dari diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT?
Dapat bekerjasama dengan baik dan
saling percaya antar anggota kelompok,
belajar jadi tidak membosankan,
lebih cepat jelas dan paham.
5 Keberhasilan apa saja yang telah
Anda capai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe
TGT
tersebut? Lebih mengerti dan
memahami materi, menjadi tidak
mengantuk saat pelajaran, jadi lebih
aktif dan tambah wawasan.
6 Hambatan apa yang mungkin
ditemui ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe
TGT
tersebut? Beda pendapat
dalam kelompok, waktu terlalu
singkat. 7
Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki
dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT?
Permainan diperbanyak, waktu
ditambah lebih lama, percaya satu
sama lain, kekompakan di
dalam kelompok, soal terlalu sulit.
Tabel 5.8 menunjukkan respon siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kesan siswa
secara umum yaitu mereka menikmati pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut, karena pembelajaran menjadi tidak
monoton. Selain itu mereka menjadi lebih cepat memahami materi yang sedang diajarkan. Hal-hal yang masih perlu
diperbaiki yaitu media yang lebih menarik lagi dan pembuatan media yang tidak membingungkan siswa, serta soal agar
disesuaikan dengan kemampuan siswa lampiran 8a, hal 149
B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah
Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Analisis komparasi dilakukan untuk melihat perkembangan peningkatan prestasi belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada
masa pra penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dari berbagai tahapan tersebut
kemudian dibandingkan bagaimana perubahan tingkat hasil belajar siswa. Untuk mengukur tingkat perkembangan prestasi belajar siswa dalam
penelitian tindakan ini menggunakan pre test dan post test. Berikut adalah tabel analisis perbandingan tingkat perkembangan prestasi belajar siswa
pada siklus I: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.9 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
No Nama
Pre- test
Post- test
Selisih Peningkatan
pemahaman 1.
Adelia Chandra C. 5,3
6,7 1,4
21 2.
Adelina Sally Y. 6
7,3 1,3
18 3.
Agatria Fatdia Lase 6
8 2
25 4.
Angela Lintang M. 6
6,7 0,7
10 5.
Aniela Evodie N. A. 6
6,7 0,7
10 6.
Anthonia Jessy P. 6,7
8 1,3
16 7. Christina
Wahyudi 4,7
7,3 2,6
36 8.
Christy Madya Putri 6
6 9. Dea
Novita Cahyawati
4,7 6,7
2 30
10. Dyah Ratnasari A. 6,7
6,7 11. Ersalina Tresnawati
4,7 7,3
2,6 36
12. Eva Yosephine A. 5,3
7,3 2
27 13. Faradhita
Fidaswari 4
6 2
33 14. Genoveva Innocentia
4,7 8
3,3 41
15. Lovian Chaterine C. 4,7
5,3 0,6
11 16. Lucia
Dian A.
4,7 6,7
2 30
17. Lucia Ratri
A. 5,3
7,3 2
27 18. Maria Keishia A.
6 8
2 25
19. Marisa Stella O. 5,3
6 0,7
12 20. Meilina
5,3 6,7
1,4 21
21. Olga Aurora N. 4
6,7 2,7
40 22. Phyca Cintya A.
5,3 6,7
1,4 21
23. Sabina Wulung R. 3,3
6 2,7
45 24. Sanca Bening R.
5,3 8
2,7 34
25. Stefani Adriani B. 4,7
7,3 2,6
36 26. Stefani Vidia G.
6 7,3
1,3 18
27. Sylvia Soegianto
4,7 7,3
2,6 36
28. Vanessa Julia Tei S. 6,7
8,7 2
23 29. Venny Claudia H.
4 6,7
2,7 40
30. Yohana Yekti Piwi 4,7
6,7 2
30 31. Yohanetta
Mutiara D.
4,7 6,7
2 30
32. Yulia Resti
Lina 4,7
7,3 2,6
36 Rata-rata
5,20 7,01 1,81 26
Tabel 5.9 menunjukkan hasil komparasi peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan pre test dan post test dalam penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus pertama. Dari 32 orang siswa di kelas XB, ada 30 orang siswa yang mengalami peningkatan dan
ada 2 orang siswa yang nilainya tetap atau tidak ada perubahan. Peningkatan nilai siswa bervariasi. Rata-rata peningkatan nilai kelas
adalah 1,81 atau 26. Pada saat pre test rata-rata skor siswa dalam kelas mencapai 5,20 sedangkan rata-rata skor siswa setelah post test naik
menjadi 7,01. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat disebabkan oleh
penggunaan metode yang tepat. Metode kooperatif tipe TGT yang diterapkan dalam pembelajaran ini mampu meningkatkan partisipasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Penerapan metode yang menarik dengan adanya permainan dan turnamen juga membuat para siswa menjadi tidak
bosan dan menjadi lebih bersemangat untuk belajar karena adanya variasi pembelajaran. Dengan adanya permainan dan turnamen akan mendorong
siswa untuk bersaing dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI