2. Mengidentifikasi Penyebab Kelemahan.
Mengidentifikasi penyebab kelemahan dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap kelemahan-kelemahan yang sudah ada
kemudian mencari kemungkinan penyebab terjadinya kelemahan tersebut. Dari kelemahan yang telah diidentifikasi diatas, kemudian dapat dilakukan
identifikasi penyebab kelemahan tersebut adalah: a Pada kelemahan pertama yaitu tidak adanya pengawasan atau
monitoring terhadap apa yang dikerjakan oleh operator SIMAK dikarenakan belum adanya personel yang memenuhi kualifikasi dalam
melakukan pengawasan atau monitoring. Pengawasan atau monitoring terhadap apa yang dikerjakan operator kedalam aplikasi SIMAK perlu
dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang dilakukan operator SIMAK. Kesalahan yang dapat terjadi adalah dalam hal penginputan
data, sehingga akan menyebabkan kesalahan pula dalam pengolahan informasi. Selain itu, belum adanya pelatihan kepada para personel
untuk mempelajari hal-hal baru seperti aplikasi SIMAK menunjukkan adanya kelemahan didalam Gupus-II Wiltim TNI AD, karena dengan
adanya pelatihan diharapkan dapat membantu dalam menemukan personel yang memiliki kualifikasi dalam melakukan pengawasan atau
monitoring.
b Pada kelemahan kedua, kondisi gudang Gupus-II Wiltim TNI AD yang tidak memenuhi standarisasi pergudangan Bekang. Tidak adanya
standarisasi pergudangan ini karena tidak adanya perlengkapan yang mendukung untuk meletakkan BekalMateriil didalam gudang. Ini dapat
dilihat dari BekalMateriil diletakkan begitu saja tanpa tersusun rapi, yang mana apabila gudang memenuhi standar dapat menjadi bagian
dalam pengendalian intern, karena dapat mengontrol dan memantau agar BekalMateriil sesuai dengan data yang ada.
3. Mengidentifikasi Titik Keputusan.
Setelah penyebab terjadinya kelemahan dapat diidentifikasi, tahap berikutnya adalah mengidentifikasi titik keputusan dari kelemahan
tersebut. Titik keputusan merupakan suatu kondisi yang menyebabkan suatu kelemahan terjadi, dan titik keputusan merupakan kondisi dimana
akan diambil sebuah keputusan untuk mengatasi kelemahan. Titik keputusan yang mengakibatkan terjadinya kelemahan dalam sistem
persediaan di Gupus-II Wiltim TNI AD yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran BekalMateriil Bekang adalah:
a Pada kelemahan pertama yaitu tidak adanya pengawasan atau monitoring terhadap apa yang dikerjakan oleh 2 operator SIMAK,
dikarenakan belum adanya personel yang memenuhi kualifikasi dan tidak adanya pelatihan untuk mempelajari aplikasi SIMAK. Titik
keputusan yang menyebabkan kelemahan tersebut adalah belum adanya
upaya perbaikan seperti menyiapkan pelatihan kepada para personel TNI AD yang berkompeten sehingga dapat mempelajari aplikasi
SIMAK. Upaya perbaikan ini diharapkan dapat membantu dalam kegiatan pengawasan atau monitoring, karena dalam pengawasan ini
personel harus mengetahui cara kerja aplikasi SIMAK dan dokumen- dokumen yang terkait.
b Pada kelemahan kedua yaitu kondisi gudang Gupus-II Wiltim TNI AD yang tidak memenuhi standar. Titik keputusan yang menyebabkan
masalah ini adalah belum adanya kebijakan dan pendukung kebijakan dari Kagupus II Wiltim TNI AD untuk membuat gudang di Gupus-II
Wiltim TNI AD yang memenuhi standar. Yang mana pada dasarnya, dengan membuat atau memperbaiki kondisi gudang yang memenuhi
standar, akan mempermudah personel TNI AD di Gupus-II Wiltim TNI AD untuk mengawasi BekalMateriil Bekang yang ada karena
segala sesuatunya yang sudah memenuhi standar.
4. Mengidentifikasi Personil-Personil Kunci.
Langkah ke empat di dalam mengidentifikasi kelemahan adalah mengidentifikasi personil-personil kunci. Personil kunci dalam kelemahan
sistem persediaan di Gupus-IIWiltim TNI AD yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran BekalMateriil Bekang adalah pemimpin
Gupus-II Wiltim TNI AD yaitu Kagupus. Kagupus yang mana merupakan pemimpin Gupus-II Wiltim TNI AD seharusnya mampu