51
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari situs www.idx.co.id. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari sembilan
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Data-data yang digunakan adalah total aktiva lancar, total
aktiva, total hutang lancar, total hutang, laba ditahan, laba sebelum bunga dan pajak, jumlah lembar saham yang beredar, harga saham, dan total penjualan.
Data tentang total aktiva lancar, total aktiva, total hutang lancar, total hutang, dan jumlah lembar saham yang beredar didapatkan dari laporan keuangan
bagian neraca. Untuk data laba ditahan didapatkan dari laporan keuangan bagian laporan perubahan modal, sedangkan untuk data laba sebelum bunga
dan pajak serta total penjualan didapatkan dari laporan keuangan bagian laporan laba rugi, dan untuk data harga saham didapatkan dari fact book idx
bagian harga penutupan saham. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Analisis Data
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai
Z-Score dari rumus Altman, sedangkan variabel independennya adalah lima rasio keuangan yang digunakan dalam rumus Altman. Analisis data dilakukan
dengan langkah-langkah yang sudah ditentukan sebelumnya dalam bab metode penelitian, yaitu:
1. Mengumpulkan data Data diambil dari laporan keuangan setiap perusahaan, yang akan
digunakan dalam penghitungan komponen-komponen dalam rumus Altman Z- Score. Data-data yang digunakan adalah total aktiva lancar, total aktiva, total
hutang lancar, total hutang, laba ditahan, laba sebelum bunga dan pajak, jumlah lembar saham yang beredar, harga saham, dan total penjualan.
2. Menghitung komponen Z-Score dalam bentuk rasio untuk menilai kondisi masing-masing perusahaan.
Terdapat lima komponen dalam rumus Altman Z-Score yang dihitung untuk masing-masing perusahaan, yaitu:
a. X1 Working Capital to Total Assets
Modal kerja diperoleh dengan cara total aktiva lancar dikurangi dengan total kewajiban lancar. X1 termasuk rasio likuiditas yang digunakan untuk
mendeteksi likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Tabel 5.1 merupakan hasil perhitungan X1 Working Capital to Total Assets untuk
sembilan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.
Tabel 5.1: X1 Working Capital to Total Assets No.
Kode Perusahaan
2010 2011
2012 2013
2014
1 ADES
0,137 0,169
0,239 0,200
0,166 2
CEKA 0,304
0,306 0,014
0,307 0,261
3 DLTA
0,672 0,692
0,686 0,679
0,669 4
ICBP 0,323
0,367 0,355
0,311 0,296
5 MLBI
0,031 0,003
0,290 0,009
0,346 6
PSDN 0,179
0,236 0,210
0,225 0,148
7 ROTI
0,212 0,055
0,020 0,024
0,053 8
SKLT 0,228
0,202 0,147
0,097 0,078
9 ULTJ
0,238 0,145
0,249 0,331
0,395
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan modal kerja bersih terhadap total aktiva yang dimiliki masing-masing perusahaan, ada satu perusahaan yang
memiliki nilai X1 negatif yaitu PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. MLBI dari tahun 2010-2014. Hal tersebut terjadi karena perusahaan memiliki
kewajiban lancar yang lebih besar dibandingkan dengan aset lancar yang dimiliki, sehingga aset lancar yang dimiliki tidak mencukupi untuk
menutup kewajibannya. Nilai X1 terendah yaitu pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI di tahun 2014 yang memiliki rasio sebesar 0,346
atau 34,6 dan dapat diartikan bahwa perusahaan mengalami kekurangan aktiva lancar untuk membayar hutang lancar yang telah jatuh tempo
sebesar 34,6 dari total aktiva perusahaan. Nilai X1 tertinggi yaitu pada PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA di tahun 2011 yang mencapai 0,692 atau
sebesar 69,2. Hal ini menunjukkan bahwa kelebihan aktiva lancar setelah membayar kewajiban lancar yang telah jatuh tempo adalah sebesar 69,2
dari total aktiva perusahaan.
b. X2 Retained Earnings to Total Assets
Laba ditahan merupakan laba yang akan diinvestasikan kembali dan atau rugi dari suatu perusahaan selama umur perusahaan tersebut. Rasio ini
termasuk rasio profitabilitas kumulatif yang digunakan untuk mengukur besarnya kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba. Laba ditahan
terjadi karena pemegang saham mengizinkan perusahaan untuk menginvestasikan kembali laba yang tidak didistribusikan sebagai dividen.
Laba ditahan yang dilaporkan dalam neraca bukan merupakan kas dan tidak tersedia untuk pembayaran dividen atau yang lain. Tabel 5.2
merupakan hasil perhitungan X2 Retained Earnings to Total Assets.
Tabel 5.2: X2 Retained Earnings to Total Assets No.
Kode Perusahaan
2010 2011
2012 2013
2014
1 ADES
1,579 1,640
1,184 1,107
1,016 2
CEKA 0,054
0,173 0,194
0,247 0,214
3 DLTA
0,766 0,746
0,740 0,729
0,728 4
ICBP 0,175
0,239 0,272
0,280 0,299
5 MLBI
0,394 0,415
0,266 0,541
0,238 6
PSDN 1,402
1,349 0,020
0,031 0,015
7 ROTI
0,319 0,359
0,326 0,281
0,319 8
SKLT 0,069
0,086 0,100
0,115 0,147
9 ULTJ
0,324 0,340
0,415 0,461
0,521
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan laba ditahan terhadap total aktiva yang dimiliki masing-masing perusahaan, ada dua perusahaan yang memiliki
nilai X2 yang negatif yaitu PT. Akasha Wira International Tbk. ADES dari tahun 2010-2014 dan PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN tahun
2010, 2011, dan 2014. Perusahaan yang memiliki nilai X2 terkecil selama tahun 2010-2014 yaitu PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES di
tahun 2011 yang memiliki rasio 1,640 atau 164. Nilai yang negatif ini menunjukkan bahwa total aktiva yang digunakan perusahaan tidak dapat
menghasilkan laba ditahan yang bernilai positif karena jumlah kerugian perusahaan telah melebihi laba ditahan awal periode. Sehingga, nilai
1,640 atau 164 dapat diartikan bahwa perusahaan tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi pada perusahaan sebesar 164 dari total
aktiva. Nilai X2 tertinggi dari sembilan perusahaan tersebut adalah pada PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA di tahun 2010 yang memiliki rasio 0,766
atau 76,6. Nilai ini menunjukkan kemampuan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan adalah sebesar 76,6 dari total aktiva
yang dimiliki.
c. X3 Earnings Before Interest and Taxes EBIT to Total Assets
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum pembayaran bunga dan pajak dari total aktiva perusahaan.
Semakin besar tingkat profitabilitas, maka semakin efektif dan efisien PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perusahaan dalam penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan laba usaha. Tabel 5.3 menunjukkan hasil perhitungan laba sebelum bunga
dan pajak terhadap total aset yang dimiliki oleh masing-masing dari sembilan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014.
Tabel 5.3:X3 EarningsBefore Interest and Taxes EBIT to Total Assets No.
Kode Perusahaan
2010 2011
2012 2013
2014
1 ADES
0,103 0,094
0,197 0,134
0,082 2
CEKA 0,047
0,181 0,089
0,085 0,076
3 DLTA
0,272 0,294
0,386 0,413
0,383 4
ICBP 0,188
0,180 0,170
0,139 0,136
5 MLBI
0,522 0,557
0,527 0,885
0,483 6
PSDN 0,095
0,088 0,074
0,063 0,030
7 ROTI
0,237 0,204
0,166 0,116
0,118 8
SKLT 0,031
0,037 0,047
0,055 0,071
9 ULTJ
0,101 0,072
0,189 0,155
0,129
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan, ada satu perusahaan
yang memiliki nilai X3 yang negatif di tahun 2014 yaitu PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN sebesar 0,030 atau 3. X3 yang bernilai negatif
disebabkan karena perusahaan memiliki biaya operasional yang lebih besar daripada laba bruto yang dihasilkan, sehingga laba yang diperoleh tidak
dapat menutup biaya operasional perusahaan. Rasio yang negatif
menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian dan menunjukkan total aktiva perusahaan tidak dapat menghasilkan laba dari kegiatan operasional
perusahaan yang telah dilakukan sebesar 3 dari total aktiva yang dimiliki. Sedangkan, nilai X3 tertinggi yaitu pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
MLBI di tahun 2013 sebesar 0,885 atau 88,5. Nilai ini menunjukkan kemampuan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga
dan pajak sebesar 88,5 dari total aktiva yang dimiliki perusahaan.
d. X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities
Rasio ini termasuk dalam rasio solvabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan pada setiap hutangnya melalui
modal sendiri. Nilai pasar ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham yang beredar dengan harga pasar per lembar saham.
Sedangkan untuk nilai buku hutangnya diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Berikut ini adalah
perhitungan untuk X4 yang disajikan dalam tabel 5.4
Tabel 5.4: X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities No.
Kode Perusahaan
2010 2011
2012 2013
2014
1 ADES
4,255 3,131
6,294 6,694
3,880 2
CEKA 0,605
0,677 0,686
0,638 0,599
3 DLTA
14,666 14,477
27,737 31,919
27,432 4
ICBP 6,816
6,718 7,887
7,433 7,739
5 MLBI
8,673 10,917
18,901 31,713
15,012 6
PSDN 0,521
2,075 1,081
0,817 0,850
7 ROTI
23,772 15,820
12,971 4,987
5,927 8
SKLT 1,193
1,059 1,034
0,766 1,163
9 ULTJ
4,953 4,016
5,161 16,317
16,478
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, terlihat bahwa nilai X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities yang dimiliki perusahaan
makanan dan minuman di tahun 2010-2014, secara keseluruhan memiliki nilai X4 yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Perusahaan yang mempunyai X4 yang
rendah, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah menggunakan lebih banyak hutang daripada modal sendiri. Perusahaan yang memiliki nilai X4
paling kecil adalah PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN di tahun 2010 yaitu sebesar 0,521 atau 52,1, nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan
hanya mampu membayar biaya hutang sebesar 52,1 dari ekuitas perusahaan yang dinilai dari harga pasar. Nilai X4 tertinggi yaitu pada PT. Delta Djakarta
Tbk. DLTA di tahun 2013 sebesar 31,919 atau 3.191,9, nilai ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar biaya
hutangnya sebesar 3.191,9 dari ekuitas perusahaan yang dinilai dari harga pasar.
e. X5 Sales to Total Assets
Rasio initermasuk dalam rasio aktivitas yang dapat mengukur keefektifan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki. Rasio ini
menggambarkan kemampuan peningkatan penjualan dari aktiva yang dimiliki perusahaan. Tabel 5.5 merupakan hasil perhitungan untuk X5.
Tabel 5.5: X5 Sales to Total Assets No.
Kode Perusahaan
2010 2011
2012 2013
2014
1 ADES
0,674 0,947
1,225 1,139
1,146 2
CEKA 0,844
1,504 1,093
2,367 2,883
3 DLTA
0,773 0,810
0,966 1,000
0,886 4
ICBP 1,344
1,272 1,215
1,180 1,205
5 MLBI
1,574 1,522
1,360 1,999
1,339 6
PSDN 2,239
2,958 1,912
1,877 1,570
7 ROTI
1,077 1,071
0,988 0,826
0,877 8
SKLT 1,576
1,608 1,608
1,878 2,055
9 ULTJ
0,937 0,965
1,161 1,231
1,343
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, ada beberapa perusahaan yang memiliki rasio yang rendah yaitu PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES
di tahun 2010 dan 2011, PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA di tahun 2010, PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA di tahun 2010, 2011, 2012, dan 2014,
PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI tahun 2012, 2013, dan 2014, dan PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ di tahun 2010 dan
2011. Nilai X5 terendah dimiliki oleh PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES di tahun 2010 yaitu sebesar 0,674. Nilai ini menunjukkan bahwa dana
yang tertanam dalam keseluruhan aktiva perusahaan dalam satu tahun berputar 0,674 kali atau setiap Rp 1,- aktiva selama satu tahun dapat
menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,674. Sedangkan nilai X5 terbesar yaitu pada PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN di tahun 2011 sebesar 2,958.
Nilai ini menunjukkan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perusahaan dalam satu tahun berputar 2,958 kali atau setiap Rp 1,- aktiva selama satu tahun dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 2,958.
3. Menghitung nilai Z-Score untuk masing-masing perusahaan dan menganalisis nilai Z-Score yang dihasilkan berdasarkan nilai batas
Rumus Z-Score yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
− = 1.2
1 + 1.4
1
+
3.3
1
+ 0.6
1
+ 1.0
1
Setelah mengetahui rasio-rasio dalam komponen rumus Altman Z-Score dari X1 hingga X5, hasil perhitungan tersebut kemudian dikalikan dengan standar
masing-masing yang sesuai dengan rumus Z-Score, maka akan diperoleh nilai Z-Score dari masing-masing perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di BEI dari tahun 2010-2014. Hasil perhitungan Z-Score tersebut ditampilkan dalam tabel 5.6 hingga tabel 5.50
Tabel 5.6 Nilai Z-Score PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES tahun 2010
Z-Score= 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,137 + 1,4 1,579 + 3,3 0,103+ 0,6 4,255 + 1,0 0,674
= 1,522
Berdasarkan tabel nilai Z-Score,, PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES memiliki rasio negatif pada X2, karena perusahaan mengakumulasikan
rugi di tahan yang cukup tinggi yaitu mencapai 512.480 dalam jutaan rupiah. Sedangkan rasio tertinggi yaitu pada X4 Market Value of Equity to
Book Value of Total Liabilities sebesar 4,255. Adanya rasio negatif pada komponen Z-Score akan mempengaruhi pada nilai Z-Score yang dihasilkan.
Sehingga, di tahun 2010, perusahaan menghasilkan angka Z-Score sebesar 1,522.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
44.626 324.493
0,137 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
512.480 324.493
1,579 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
33.543 324.493
0,103 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
955.800 224.615
4,255 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
218.748 324.493
0,674 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.7 Nilai Z-Score PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA tahun 2010
Z-Score= 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,304 + 1,4 0,054 + 3,3 0,047 + 0,6 0,605 + 1,0 0,844
= 1,805
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA memiliki rasio perputaran aktiva X5 yang lebih tinggi dibandingkan
dengan rasio yang lain yaitu 0,844. Tetapi, tingkat penjualan perusahaan belum mencapai hasil yang lebih tinggi dari aktiva yang dimiliki perusahaan, sehingga
perusahaan dianggap belum dapat menggunakan aktiva dengan efektif dan manajemen juga diharapkan untuk mengevaluasi strategi pemasarannya.Dari
perhitungan Z-Score tersebut, di tahun 2010 perusahaan menghasilkan nilai Z- Score sebesar 1,805.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
258.907 850.470
0,304 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
45.770 850.470
0,054 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
40.351 850.470
0,047 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
327.800 541.717
0,605 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
718.205 850.470
0,844 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.8 Nilai Z-Score PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA tahun 2010
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,672 + 1,4 0,766 + 3,3 0,272 + 0,6 14,666 + 1,0 0,773
= 12,350
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA di tahun 2010 memiliki rasio tertinggi pada X4 Market Value of Equity to Book
Value of Total Liabilities sebesar 14,666. Semakin tinggi X4, semkain tinggi pula kemampuan perusahaan dalam mencukupi kewajibannya dengan ekuitas
yang dimiliki yang dinilai dari harga pasar.Rasio terendah yaitu pada X3 Basic Earning Power Ratio sebesar 0,272.Dari rasio yang telah dihasilkan tersebut,
perusahaan menghasilkan angka Z-Score sebesar 12,350. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
476.557 708.584
0,672 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
542.636 708.584
0,766 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
192.972 708.584
0,272 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
1.920.000 130.916
14,666 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
547.816 708.584
0,773 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.9 Nilai Z-Score PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP tahun 2010
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,323 + 1,4 0,175 + 3,3 0,188 + 0,6 6,816 + 1,0 1,344
= 6,690
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP memiliki dua rasio yang cukup baik di tahun 2010 yaitu Market
Value of Equity to Book Value of Total Liabilities Ratio X4 yang mencapai 6,816 dan Total Assets Turnover Ratio X5 yang mencapai 1,344. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan dapat memenuhi semua kewajibannya dengan modal sendiri. Perusahaan juga telah cukup efektif dalam menggunakan total
aktiva untuk penjualan karena tingkat penjualan yang dihasilkan perusahaan telah melebihi total aktiva yang dimiliki, sehingga nilai Z-Score perusahaan di
tahun 2010 mampu mencapai 6,690. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
4.316.635 13.361.313
0,323 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
2.344.832 13.361.313
0,175 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
2.519.142 13.361.313
0,188 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
27.259.925 3.999.132
6,816 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
17.960.120 13.361.313
1,344 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.10 Nilai Z-Score PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI tahun 2010
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,031 + 1,4 0,394 + 3,3 0,522 +0,6 8,673 + 1,0 1,574
= 9,018
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI memiliki satu rasio negatif pada working capital ratio X1 yang
bernilai 0,031.Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan akan membuat perusahaan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya
karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban perusahaan tersebut. Rasio tertinggi yang dihasilkan perusahaan yaitu pada X4
Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities yang mencapai 8,673.Hal tersebut membuat perusahaan memiliki nilai Z-Score yang mencapai
9,018. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
34.785 1.137.082
0,031 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
448.342 1.137.082
0,394 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
594.162 1.137.082
0,522 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
5.773.950 665.714
8,673 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
1.790.164 1.137.082
1,574 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.11 Nilai Z-Score PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN tahun 2010
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,179 + 1,4 1,402 + 3,3 0,095+ 0,6 0,521 + 1,0 2,239
= 1,117
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN memiliki satu rasio negatif pada Retained Earning to Total Asset Ratio
X2 sebesar 1,402 karena perusahaan memiliki rugi ditahan yang cukup tinggi yaitu mencapai 581.222 dalam jutaan rupiah, dan di tahun 2010
perusahaan menghasilkan rasio tertinggi pada X5 Total Assets Turnover Ratio yaitu sebesar 2,239. Hal tersebut ternyata tidak membuat perusahaan
menghasilkan nilai Z-Score yang tinggi, karena di tahun 2010 perusahaan hanya memiliki Z-Score yang bernilai 1,117.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
74.294 414.611
0,179 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
581.222 414.611
1,402 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
39.242 414.611
0,095 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
115.200 221.094
0,521 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
928.527 414.611
2,239 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.12 Nilai Z-Score PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI tahun 2010
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,212 + 1,4 0,319 + 3,3 0,237 + 0,6 23,772 + 1,0 1,077
= 16,823
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI memiliki rasio terendah pada X1 Working Capital Ratio yang bernilai
0,212. Perusahaan dapat dikatakan memiliki kemampuan yang baik dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan modal yang dimiliki karena
perusahaan mampu menghasilkan Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities X4 sebesar 23,772, sehingga perusahaan menghasilkan Z-
Score yang mencapai 16,823. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
120.348 568.265
0,212 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
181.215 568.265
0,319 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
134.666 568.265
0,237 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
2.681.800 112.813
23,772 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
612.192 568.265
1,077 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.13 Nilai Z-Score PT. Sekar Laut Tbk. SKLT tahun 2010
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,20,228 + 1,4 0,069 + 3,3 0,031 + 0,6 1,193 +1,0 1,576
= 2,764
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Sekar Laut Tbk. SKLT memiliki rasio terendah pada Basic Earning Power Ratio X3 yang hanya mencapai
0,031.Untuk rasio tertinggi yang dihasilkan perusahaan yaitu pada Total Assets Turnover Ratio X5 sebesar 1,576. Hal ini berarti bahwa dana yang tertanam
dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar 1,576 kali atau setiap Rp 1,- aktiva selama satu tahun dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,576
dan nilai Z-Score yang dihasilkan perusahaan di tahun 2010 mencapai 2,764. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
45.418 199.375
0,228 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
13.834 199.375
0,069 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
6.172 199.375
0,031 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
96.740 81.070
1,193 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
314.146 199.375
1,576 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.14 Nilai Z-Score PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ tahun 2010
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,238 + 1,4 0,324 + 3,3 0,101 + 0,6 4,953 + 1,0 0,937
= 4,983
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ memiliki rasio terendah pada Basic earning power ratio
X3 yang hanya mencapai 0,101. Sedangkan rasio tertinggi pada X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities sebesar 4,953 atau 495,3.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar kewajiban sebesar 495,3 dari ekuitas perusahaan yang dinilai dari harga pasar. Sehingga, di
tahun 2010 perusahaan menghasilkan nilai Z-Score yang mencapai 4,983. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
477.884 2.006.596
0,238 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
651.146 2.006.596
0,324 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
202.923 2.006.596
0,101 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
3.494.480 705.472
4,953 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
1.880.411 2.006.596
0,937 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.15 Nilai Z-Score PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES tahun 2011
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,169 + 1,4 1,640 + 3,3 0,094 + 0,6 3,131+ 1,0 0,947
= 1,043
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES memiliki rasio negatif pada Retained Earning to Total Asset Ratio X2
sebesar 1,640 karena perusahaan mengakumulasikan rugi ditahan yang cukup tinggi dibandingkan total aktivanya yaitu mencapai 518.271 dalam jutaan
rupiah. Rasio tertinggi yang dihasilkan perusahaan yaitu X4Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities sebesar 3,131.Adanya rasio yang
bernilai negatif dapat mempengaruhi nilai Z-Score yang dihasilkan, sehingga Z- Score yang dihasilkan perusahaan di tahun 2011 sebesar 1,043.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
53.441 316.048
0,169 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
518.271 316.048
1,640 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
29.627 316.048
0,094 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
595.900 190.302
3,131 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
299.409 316.048
0,947 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.16 Nilai Z-Score PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA tahun 2011
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,20,306 + 1,4 0,173 + 3,3 0,181 + 0,6 0,677 + 1,0 1,504
= 3,118
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA memiliki rasio tertinggi pada Total Assets Turnover Ratio X5 yang
mencapai 1,504. Perusahaan memiliki rasio paling rendah pada Retained Earning to Total Asset Ratio X2 yang hanya mencapai 0,173 atau 17,3. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan adalah sebesar 17,3, sehingga nilai Z-Score yang
dihasilkan perusahaan mencapai 3,118. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
252.131 823.361
0,306 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
142.076 823.361
0,173 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
149.368 823.361
0,181 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
283.100 418.302
0,677 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
1.238.169 823.361
1,504 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.17 Nilai Z-Score PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA tahun 2011
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,692 + 1,4 0,746 + 3,3 0,294 + 0,6 14,477 + 1,0 0,810
= 12,342
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA memiliki rasio paling rendah dari kelima rasio tersebut pada Basic Earning
Power Ratio X3 yang mencapai 0,294. Sedangkan rasio tertinggi pada Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities X4 sebesar 14,477. Dari
hasil rasio-rasio tersebut, nilai Z-Score yang dihasilkan PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA mencapai 12,342.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
481.515 696.167
0,692 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
519.582 696.167
0,746 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
204.871 696.167
0,294 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
1.784.000 123.231
14,477 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
564.051 696.167
0,810 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.18 Nilai Z-Score PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP tahun 2011
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,367 + 1,4 0,239 + 3,3 0,180 + 0,6 6,718 + 1,0 1,272
= 6,674
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP memiliki rasio tertinggi pada Market Value of Equity to Book
Value of Total Liabilities X4 yang mencapai 6,718.Untuk rasio terendah dari kelima rasio yang dihasilkan perusahaan, ada pada X3 Basic Earning Power
Ratio yang bernilai 0,180 atau 18. Hal ini berarti bahwa kemampuan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasional yang
telah dilakukan yaitu sebesar 18 dari total aktivanya. Sehingga, nilai Z-Score yang dihasilkan perusahaan mencapai 6,674.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
5.591.771 15.222.857
0,367 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
3.638.786 15.222.857
0,239 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
2.744.910 15.222.857
0,180 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
30.321.200 4.513.084
6,718 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
19.367.155 15.222.857
1,272 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.19 Nilai Z-Score PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI tahun 2011
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,003 + 1,4 0,415+3,3 0,557+ 0,6 10,917 + 1,0 1,522
= 10,490
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI memiliki rasio negatif pada Working Capital Ratio X1 yang bernilai
0,003. Hal tersebut dikarenakan perusahaan memiliki hutang lancar yang lebih besar daripada aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, sedangkan rasio
tertinggi ada pada Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities X4 yaitu sebesar 10,917. Dari rasio-rasio yang telah dihasilkan tersebut,
perusahaan menghasilkan Z-Score di tahun 2011 mencapai 10,490. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
3.834 1.220.813
0,003 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
507.230 1.220.813
0,415 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
680.487 1.220.813
0,557 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
7.539.000 690.545
10,917 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
1.858.750 1.220.813
1,522 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.20 Nilai Z-Score PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN tahun 2011
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,236 + 1,4 1,349 + 3,3 0,088+ 0,6 2,075 + 1,0 2,958
= 2,888
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN memiliki rasio negatif pada X2 Retained Earnings to Total Asset
yang bernilai 1,349. Nilai X2 yang negatif menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menutupi kerugian yang terjadi pada perusahaan sebesar 134,9
dari total aktiva yang dimilikinya. Dari kelima rasio tersebut, perusahaan memiliki rasio paling tinggi pada Total Assets Turnover RatioX5 yang bernilai
2,958.Maka, di tahun 2011 angka Z-Score perusahaan mencapai 2,888. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
99.288 421.366
0,236 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
568.385 421.366
1,349 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
37.117 421.366
0,088 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
446.400 215.077
2,075 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
1.246.291 421.366
2,958 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.21 Nilai Z-Score PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI tahun 2011
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,055 + 1,4 0,359 + 3,3 0,204 + 0,6 15,820 + 1,0 1,071
= 11,805
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI mempunyai rasio tertinggi pada Market Value of Equity to Book
Valueof Total Liabilities X4 yang bernilai 15,820. Perusahaan memiliki rasio paling rendah pada Working Capital Ratio X1 yang bernilai 0,055.Dari
komponen rasio Z-Score yang telah dihasilkan tersebut, nilai Z-Score yang diperoleh perusahaan di tahun 2011 mencapai 11,805.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
42.022 759.137
0,055 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
272.204 759.137
0,359 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
154.948 759.137
0,204 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
3.364.900 212.696
15,820 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
813.342 759.137
1,071 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.22 Nilai Z-Score PT. Sekar Laut Tbk. SKLT tahun 2011
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,202 + 1,4 0,150 + 3,3 0,037 + 0,6 1,059 + 1,0 1,608
= 2,729
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Sekar Laut Tbk. SKLT memiliki rasio tertinggi dibandingkan empat rasio yang lain, yaitu pada Total Assets
Turnover Ratio X5 yang bernilai 1,608, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah menghasilkan tingkat penjualan yang lebih tinggi dari total
aktivanya atau setiap Rp 1,- aktiva selama satu tahun telah meghasilkan penjualan sebesar Rp 1,608. Rasio paling rendah dari kelima rasio tersebut
adalah pada Basic Earning Power Ratio X3 yang bernilai 0,037.Maka, di tahun 2011 nilai Z-Score perusahaan mencapai 2,729.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
43.201 214.238
0,202 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
18.429 214.238
0,086 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
8.017 214.238
0,037 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
96.740 91.337
1,059 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
344.436 214.238
1,608 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.23 Nilai Z-Score PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ tahun 2011
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,145 + 1,4 0,340 + 3,3 0,072 + 0,6 4,016 + 1,0 0,965
= 4,262
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ memiliki rasio tertinggi pada Market Value of Equity to
Book Value of Total Liabilities X4 yang bernilai 4,016.Rasio yang paling rendah adalah pada Basic Earning Power Ratio X3 yang bernilai 0,072. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak sebesar 7,2 dari total aktiva
yang dimiliki perusahaan. Sehingga, di tahun 2011 PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. menghasilkan nilai Z-Score sebesar 4,262.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
316.486 2.179.182
0,145 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
741.378 2.179.182
0,340 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
156.818 2.179.182
0,072 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
3.119.040 776.735
4,016 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
2.102.384 2.179.182
0,965 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.24 Nilai Z-Score PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES tahun 2012
Z
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5
= 1,2 0,239 + 1,4 1,184 + 3,3 0,197+ 0,6 6,294 + 1,0 1,225 = 4,280
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES memiliki rasio yang bernilai negatif pada Retained Earning to Total
Asset Ratio X2 yang bernilai 1,184, hal ini berarti bahwa perusahaan tidak mampu menutupi kerugian yang terjadi pada perusahaan sebesar 118,4 dari
total aktivanya. Perusahaan memiliki rasio tertinggi pada Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities X4 yang bernilai 6,294. Hal ini
berarti bahwa di tahun 2012, perusahaan sudah mampu memenuhi
kewajibannya sebesar 629,4 dari ekuitas perusahaan yang dinilai dari harga pasar. Di tahun 2012, perusahaan menghasilkan nilai Z-Scoresebesar 4,280.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
92.865 389.094
0,239 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
460.763 389.094
1,184 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
76.631 389.094
0,197 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
1.132.800 179.972
6,294 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
476.638 389.094
1,225 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.25 Nilai Z-Score PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA tahun 2012
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,014 + 1,4 0,194 + 3,3 0,089 + 0,6 0,686 + 1,0 1,093
= 2,087
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA memiliki rasio tertinggi pada Total Assets Turnover Ratio X5 yang
bernilai 1,093, hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,- aktiva selama satu tahun menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,093. Dari kelima rasio tersebut, Working
Capital Ratio X1 memiliki nilai paling rendah yaitu 0,014. Sehingga, nilai Z- Score yang dihasilkan perusahaan mencapai 2,087.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
14.793 1.027.693
0,014 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
199.420 1.027.693
0,194 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
91.289 1.027.693
0,089 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
387.400 564.290
0,686 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
1.123.520 1.027.693
1,093 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.26 Nilai Z-Score PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA tahun 2012
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,686 + 1,4 0,740 + 3,3 0,386 + 0,6 27,737 + 1,0 0,966
= 20,741
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Delta Djakarta Tbk. memiliki rasio tertinggi pada Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities
X4 yang bernilai 27,737. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk mencukupi kewajibannya dari ekuitas
perusahaan yang dinilai dari harga pasar. Sedangkan rasio paling rendah dari kelima rasio tersebut adalah pada Basic Earning Power Ratio X3 yang
memiliki nilai 0,386, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak sebesar 38,6
dari total aktivanya. Sehingga, perusahaan menghasilkan nilai Z-Score yang mencapai 20,741.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
511.414 745.307
0,686 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
551.556 745.307
0,740 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
287.505 745.307
0,386 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
4.080.000 147.095
27,737 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
719.952 745.307
0,966 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.27 Nilai Z-Score PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP tahun 2012
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,355 + 1,4 0,272 + 3,3 0,170 + 0,6 7,887 + 1,0 1,215
= 7,317
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP memiliki rasio terendah pada Basic Earning Power Ratio X3
yang menunjukkan nilai 0,170. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan hanya mampu menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak sebesar 17 dari total
aktiva yang dimiliki perusahaan. Sedangkan rasio tertinggi ada pada Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities X4 yang bernilai 7,887.
Sehingga, nilai Z-Score perusahaan tahun 2012 menunjukkan hasil yang mencapai 7,317.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
6.308.953 17.753.480
0,355 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
4.827.947 17.753.480
0,272 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
3.027.190 17.753.480
0,170 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
45.481.800 5.766.682
7,887 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
21.574.792 17.753.480
1,215 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.28 Nilai Z-Score PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI tahun 2012
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,290 + 1,4 0,266+ 3,3 0,527+ 0,6 18,901+ 1,0 1,360
= 14,465
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI memiliki rasio yang bernilai negatif pada Working Capital Ratio XI
yang memiliki nilai 0,290, hal ini terjadi karena perusahaan memiliki hutang lancar yang lebih besar daipada aktiva lancar yang dimiliki. Semakin rendah
angka modal kerja, semakin rendah pula kepastian bahwa hutang jangka pendek akan dilunasi tepat waktu. Rasio paling tinggi dalam perusahaan tersebut adalah
pada Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities X4 yang memiliki nilai 18,901, sehingga perusahaan memiliki nilai Z-Score tahun 2012
sebesar 14,465. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
334.208 1.152.048
0,290 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
306.896 1.152.048
0,266 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
607.261 1.152.048
0,527 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
15.540.000 822.195
18,901 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
1.566.984 1.152.048
1,360 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.29 Nilai Z-Score PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN tahun 2012
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,210 + 1,4 0,020 + 3,3 0,074 + 0,6 1,081 + 1,0 1,912
= 3,086
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN memiliki rasio yang rendah pada Retained Earning to Total Asset Ratio
X2 yang bernilai 0,020. Hal ini berarti bahwa kemampuan total aktiva untuk menghasilkan laba ditahan sebesar 2 dari total aktivanya. Sedangkan rasio
tertingginya yaitu pada Total Assets Turnover Ratio X5 yang memiliki nilai 1,912, hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- aktiva selama satu tahun
menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,912 dan nilai Z-Score yang dihasilkan mencapai 3,086.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
143.580 682.611
0,210 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
13.427 682.611
0,020 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
50.795 682.611
0,074 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
295.200 273.034
1,081 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
1.305.117 682.611
1,912 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.30 Nilai Z-Score PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI tahun 2012
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,020 + 1,4 0,326 + 3,3 0,166 + 0,6 12,971 + 1,0 0,988
= 9,798
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI memiliki rasio tertinggi pada Market Value of Equity to Book Value of
Total Liabilities X4 yang memiliki nilai 12,971. Sedangkan rasio terendah yang dihasilkan perusahaan di tahun 2012 yaitu pada Working Capital
RatioX1 yang memiliki nilai 0,020, sehingga perusahaan memiliki kelebihan aktiva lancar setelah pembayaran hutang lancar sebesar 2 dari total aktiva
perusahaan. Sehingga, di tahun 2012 perusahaan memiliki angka Z-Score sebesar 9,798.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
24.362 1.204.945
0,020 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
392.370 1.204.945
0,326 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
199.793 1.204.945
0,166 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
6.982.800 538.337
12,971 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
1.190.826 1.204.945
0,988 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.31 Nilai Z-Score PT. Sekar Laut Tbk. SKLT tahun 2012
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,147 + 1,4 0,100 + 3,3 0,047 + 0,6 1,034 + 1,0 1,608
= 2,700
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Sekar Laut Tbk. SKLT memiliki rasio tertinggi pada Total Assets Turnover Ratio X5 yang memiliki nilai 1,608.
Rasio paling rendah dalam komponen Z-Score pada perusahaan tersebut adalah Basic Earning Power Ratio X3 yang memiliki nilai 0,047. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak sebesar 4,7 dari total aktiva yang dimiliki
perusahaan. Sehingga, Z-Score yang dihasilkan perusahaan di tahun 2012 sebesar 2,700.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
36.842 249.746
0,147 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
25.009 249.746
0,100 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
11.664 249.746
0,047 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
124.380 120.264
1,034 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
401.724 249.746
1,608 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.32 Nilai Z-Score PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ tahun 2012
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,249 + 1,4 0,415 + 3,3 0,189 + 0,6 5,161 + 1,0 1,161
= 5,762
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ memiliki rasio paling rendah yang dihasilkan
perusahaan di tahun 2012 yaitu pada Basic Earning Power Ratio X3 sebesar 0,189. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan total aktiva perusahaan untuk
menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak sebesar 18,9 dari total aktiva yang dimiliki perusahaan. Sedangkan rasio tertinggi yaitu pada Market Value of
Equity to Book Value of Total Liabilities X4 sebesar 5,161. Sehingga, nilai Z- Score PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ untuk tahun 2012
menunjukkan hasil yang mencapai 5,762. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
603.605 2.420.793
0,249 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
1.004.984 2.420.793
0,415 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
457.970 2.420.793
0,189 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
3.841.040 744.274
5,161 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
2.809.851 2.420.793
1,161 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.33 Nilai Z-Score PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES tahun 2013
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,200 + 1,4 1,107 + 3,3 0,134+ 0,6 6,694 + 1,0 1,139
= 4,287
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES memiliki rasio yang negatif pada Retained Earning to Total Asset
Ratio X2 yang memiliki nilai 1,107, hal ini berarti perusahaan tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi pada perusahaan sebesar 110,7 dari total
aktivanya. Dari lima rasio tersebut, rasio tertinggi yang dihasilkan perusahaan di tahun 2013 yaitu Market Value of Equity to Book Valueof Total Liabilities
X4 yang memiliki nilai 6,694, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar kewajibannya sebesar 669,4 dari ekuitas perusahaan yang dinilai
dari harga pasar. Sehingga, nilai Z-Score perusahaan di tahun 2013 menunjukkan nilai 4,287.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
88.025 441.064
0,200 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
488.483 441.064
1,107 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
59.194 441.064
0,134 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
1.180.000 176.286
6,694 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
502.524 441.064
1,139 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.34 Nilai Z-Score PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA tahun 2013
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,307 + 1,4 0,247 + 3,3 0,085 + 0,6 0,638 + 1,0 2,367
= 3,744
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA mempunyai rasio tertinggi pada Total Assets Turnover Ratio X5 yang
memiliki nilai 2,367, nilai ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- aktiva perusahaan selama satu tahun dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 2,367.
Sedangkan rasio paling rendah dalam komponen Z-Score dari perusahaan tersebut adalah pada Basic Earning Power Ratio X3 yang hanya memiliki
nilai 0,085, hal ini berarti bahwa kemampuan total aktiva untuk menghasilkan laba dari kegiatan operasional yang telah dilakukan adalah 8,5 dari total
aktiva perusahaan. Sehingga, nilai Z-Score yang dihasilkan mencapai 3,744. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
328.084 1.069.627
0,307 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
263.792 1.069.627
0,247 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
90.910 1.069.627
0,085 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
345.680 541.352
0,638 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
2.531.881 1.069.627
2,367 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.35 Nilai Z-Score PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA tahun 2013
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,679 + 1,4 0,729 + 3,3 0,413 + 0,6 31,919 + 1,0 1,000
= 23,351
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA mempunyai rasio paling rendah dalam kelima komponen Z-Score tersebut pada
Basic Earning Power Ratio X3 yang memiliki nilai 0,413, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan hanya mampu menghasilkan laba sebelum
bunga dan pajak sebesar 41,3 dari total aktivanya. Sedangkan, rasio tertinggi ada pada Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities X4 yang
memiliki nilai 31,919. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban dari ekuitas perusahaan yang dinilai
dari harga pasar. Sehingga, di tahun 2013 PT. Delta Djakarta Tbk. menghasilkan nilai Z-Score yang mencapai 23,351.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
589.120 867.041
0,679 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
631.854 867.041
0,729 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
358.396 867.041
0,413 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
6.080.000 190.483
31,919 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
867.066 867.041
1,000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.36 Nilai Z-Score PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP tahun 2013
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,311 + 1,4 0,280 + 3,3 0,139 + 0,6 7,433 + 1,0 1,180
= 6,866
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP memiliki rasio paling rendah dari kelima komponen Z-Score
tersebut pada Basic Earning Power Ratio X3 yang memiliki nilai 0,139. Nilai ini menunjukkan kemampuan total aktiva untuk menghasilkan laba sebelum
bunga dan pajak sebesar 13,9 dari total aktivanya. Sedangkan, rasio tertingginya yaitu pada Market Value of Equity to Book Value of Total
Liabilities Ratio X4 yang memiliki nilai 7,433, hal ini berarti bahwa perusahaan mampu membayar biaya hutang sebesar 743,3 dari ekuitas
perusahaan yang dinilai dari harga pasar. Sehingga di tahun 2013, perusahaan menghasilkan nilai Z-Score yang mencapai 6,866.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
6.625.132 21.267.470
0,311 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
5.963.662 21.267.470
0,280 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
2.966.990 21.267.470
0,139 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
59.476.200 8.001.739
7,433 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
25.094.681 21.267.470
1,180 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.37 Nilai Z-Score PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI tahun 2013
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,009 +1,4 0,541 +3,3 0,885+ 0,6 31,713 + 1,0 1,999
= 24,693
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI memiliki rasio negatif pada Working Capital Ratio X1 yang bernilai
0,009. Hal ini terjadi karena perusahaan memiliki aktiva lancar yang lebih rendah dari hutang lancar yang dimiliki perusahaan, dan dapat diartikan bahwa
perusahaan mengalami kekurangan aktiva lancar untuk membayar hutang lancar yang telah jatuh tempo sebesar 0,9 dari total aktiva perusahaan.
Sedangkan, perusahaan mempunyai rasio tertinggi dalam komponen Z-Score tersebut pada Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities X4
yang bernilai 31,713. Maka, perusahaan menghasilkan nilai Z-Score yang mencapai 24,693.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
16.290 1.782.148
0,009 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
964.397 1.782.148
0,541 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
1.576.945 1.782.148
0,885 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
25.200.000 794.615
31,713 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
3.561.989 1.782.148
1,999 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.38 Nilai Z-Score PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN tahun 2013
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,225 + 1,4 0,031 + 3,3 0,063 + 0,6 0,817 + 1,0 1,877
= 2,891
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN memiliki rasio tertinggi pada Total Assets Turnover Ratio X5 yang
memiliki nilai 1,877. Nilai ini berarti setiap Rp 1,- aktiva dalam satu tahun mampu menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,877. Sedangkan rasio yang paling
rendah dari kelima komponen Z-Score tersebut adalah Retained Earning to Total Asset Ratio X2 yang hanya memiliki nilai 0,031. Ini berarti bahwa
kemampuan total aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba ditahan adalah sebesar 3,1 dari total aktiva. Sehingga, nilai Z-Scorenya mencapai 2,891.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
153.664 681.832
0,225 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
21.318 681.832
0,031 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
43.238 681.832
0,063 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
216.000 264.233
0,817 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
1.279.553 681.832
1,877 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.39 Nilai Z-Score PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI tahun 2013
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,024 + 1,4 0,281 + 3,3 0,116 + 0,6 4,987 + 1,0 0,826
= 4,268
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT.Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI memiliki rasio paling rendah dari kelima rasio tersebut pada Working
Capital Ratio X1 yang memiliki nilai 0,024. Sedangkan untuk rasio tertinggi dari kelima komponen Z-Score tersebut adalah X4 Market Value of Equity to
Book Value of Total Liabilities yang memiliki nilai 4,987, semakin tinggi rasio ini semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam mencukupi kewajibannya
dari ekuitas perusahaan yang dinilai dari harga pasar. Sehingga, angka Z-Score yang dihasilkan perusahaan di tahun 2013 mencapai 4,268.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
43.684 1.822.689
0,024 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
513.100 1.822.689
0,281 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
210.805 1.822.689
0,116 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
5.163.240 1.035.351
4,987 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
1.505.520 1.822.689
0,826 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.40 Nilai Z-Score PT. Sekar Laut Tbk. SKLT tahun 2013
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,097 + 1,4 0,115 + 3,3 0,055 + 0,6 0,766 + 1,0 1,878
= 2,796
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Sekar Laut Tbk. SKLT memiliki rasio tertinggi dari kelima komponen Z-Score tersebut pada X5 Total Assets
Turnover Ratio sebesar 1,878. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- aktiva dalam satu tahun dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,878. Di
tahun 2013, perusahaan menghasilkan rasio terendah dari kelima komponen Z- Score tersebut pada Basic Earning Power Ratio X3 sebesar 0,055, hal ini
berarti kemampuan total aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak adalah sebesar 5,5 dari total aktivanya, sehingga perusahaan
menghasilkan angka Z-Score sebesar 2,796. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
29.396 301.989
0,097 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
34.610 301.989
0,115 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
16.598 301.989
0,055 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
124.380 162.339
0,766 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
567.048 301.989
1,878 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.41 Nilai Z-Score PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ tahun 2013
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,331 + 1,4 0,487 + 3,3 0,155 + 0,6 16,317 + 1,0 1,231
= 12,576
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ memiliki rasio tertinggi dari kelima komponen Z-Score
tersebut pada Market Value of Equity to Book Valueof Total Liabilities X4 yang memiliki nilai 16,317. Sedangkan rasio terendah dari kelima komponen Z-
Score tersebut adalah pada X3 Basic Earning Power Ratio yang memiliki nilai 0,155. Nilai ini menunjukkan kemampuan total aktiva perusahaan dalam
menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak adalah sebesar 15,5 dari total aktivanya dan di tahun 2013, perusahaan telah menghasilkan angka Z-Score
yang mencapai 12,576. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
931.717 2.811.621
0,331 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
1.294.930 2.811.621
0,461 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
436.720 2.811.621
0,155 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
12.996.000 796.474
16,317 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
3.460.231 2.811.621
1,231 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.42 Nilai Z-Score PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES tahun 2014
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,166 + 1,4 0,593 + 3,3 0,082+ 0,6 3,880 + 1,0 1,146
= 2,523
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES memiliki rasio yang bernilai negatif pada Retained Earning to Total
Asset X2 yang memiliki nilai 1,016, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi pada perusahaan sebesar 101,6
dari total aktiva yang dimilikinya. Rasio paling tinggi dari kelima komponen Z- Score tersebut adalah pada X4 Market Value of Equity to Book Value of Total
Liabilities yang memiliki nilai 3,880. Maka, di tahun 2014 perusahaan menghasilkan angka Z-Score yang mencapai 2,523.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
83.996 504.865
0,166 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
513.118 504.865
1,016 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
41.511 504.865
0,082 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
811.250 209.066
3,880 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
578.784 504.865
1,146 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.43 Nilai Z-Score PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA tahun 2014
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,261 + 1,4 0,214 + 3,3 0,076 + 0,6 0,599 + 1,0 2,883
= 4,104
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA memiliki rasio tertinggi dari antara lima komponen Z-Score tersebut
pada X5 Total Assets Turnover Ratio yang memiliki nilai 2,883. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- aktiva perusahaan dalam satu tahun dapat
menghasilkan penjualan sebesar Rp 2,883. Sedangkan rasio terendah dari lima komponen Z-Score tersebut ada pada X3 Basic Earning Power Ratio yang
memiliki nilai 0,076. Hal ini berarti kemampuan total aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak sebesar 7,6 dari total aktivanya.
Sehingga, angka Z-Score yang dihasilkan perusahaan di tahun 2014 mencapai 4,104.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
334.640 1.284.150
0,261 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
274.740 1.284.150
0,214 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
97.356 1.284.150
0,076 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
447.000 746.599
0,599 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
3.701.869 1.284.150
2,883 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.44 Nilai Z-Score PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA tahun 2014
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,669 + 1,4 0,728 + 3,3 0,383 + 0,6 27,432 + 1,0 0,886
= 20,429
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA memiliki rasio terendah pada X3 Basic Earning Power Ratio yang mencapai
0,383. Nilai ini menunjukkan kemampuan total aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak sebesar 38,3 dari total
aktivanya. Sedangkan rasio tertinggi ada pada X4 Market Value of Equity to Book Valueof Total Liabilities yaitu sebesar 27,432, semakin tinggi rasio ini,
maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dengan ekuitasnya yang dinilai dari harga pasar, sehingga nilai Z-Score yang
dihasilkan perusahaan mampu mencapai 20,429. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
663.223 991.947
0,669 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
721.870 991.947
0,728 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
379.519 991.947
0,383 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
6.240.000 227.474
27,432 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
879.253 991.947
0,886 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.45 Nilai Z-Score PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP tahun 2014
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,296 + 1,4 0,299 + 3,3 0,136 + 0,6 7,739 + 1,0 1,205
= 7,072
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP menghasilkan rasio paling rendah pada X3 Basic Earning Power
Ratio yang memiliki nilai 0,136. Jika angka rasio ini rendah, maka kemampuan perusahaan dalam mengelola modal
perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak juga masih rendah. Rasio tertinggi
yang dihasilkan perusahaan yaitu pada X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities yaitu sebesar 7,739. Sehingga, di tahun 2014 angka
Z-Score yang dihasilkan perusahaan mencapai 7,072. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
7.372.530 24.910.211
0,296 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
7.455.019 24.910.211
0,299 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
3.388.725 24.910.211
0,136 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
76.386.100 9.870.264
7,739 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
30.022.463 24.910.211
1,205 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.46 Nilai Z-Score PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI tahun 2014
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,346 + 1,4 0,238+ 3,3 0,483+ 0,6 15,012+ 1,0 1,339
= 11,859
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI memiliki rasio negatif pada X1 Working Capital Ratio yang memiliki
nilai 0,346. Jika modal kerja bersih perusahaan bernilai negatif, maka kemungkinan perusahaan akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban
jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Perusahaan memiliki rasio tertinggi dari kelima
komponen Z-Score tersebut pada Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities X4 yang memiliki nilai 15,012. Sehingga, perusahaan
menghasilkan angka Z-Score yang mencapai angka 11,859. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
772.307 2.231.051
0,346 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
530.727 2.231.051
0,238 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
1.078.378 2.231.051
0,483 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
25.178.650 1.677.254
15,012 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
2.988.501 2.231.051
1,339 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.47 Nilai Z-Score PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN tahun 2014
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,148+ 1,4 0,015+ 3,3 0,030+ 0,6 0,850+ 1,0 1,570
= 2,136
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN memiliki rasio terendah pada X3 Basic Earning Power Ratio yang
bernilai 0,030. Hal ini terjadi karena perusahaan memiliki biaya operasional yang lebih tinggi dari laba yang dihasilkan, sehingga laba tersebut tidak
mencukupi biaya operasional perusahaan. Perusahaan memiliki rasio tertinggi pada X5 Total Assets Turnover Ratio yaitu sebesar 1,570. Maka, perusahaan
menghasilkan angka Z-Score yang mencapai 2,136. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
91.887 620.928
0,148 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
9.307 620.928
0,015 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
18.968 620.928
0,030 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
205.920 242.354
0,850 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
975.081 620.928
1,570 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.48 Nilai Z-Score PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI tahun 2014
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,053 + 1,4 0,319 + 3,3 0,118 + 0,6 5,927 + 1,0 0,877
= 5,333
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI memiliki rasio terendah pada X1 Working Capital Ratio yang bernilai
0,053 dan rasio tertinggi pada X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities yang bernilai 5,927. Semakin tinggi angka X4, semakin besar
pula kemampuan perusahaan untuk mencukupi seluruh kewajibannya dengan ekuitas perusahaan yang dinilai dari harga pasar. Sehingga, Z-Score yang
dihasilkan perusahaan di tahun 2014 mencapai 5,333. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
112.707 2.142.894
0,053 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
683.885 2.142.894
0,319 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
252.763 2.142.894
0,118 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
7.010.870 1.182.772
5,927 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
1.880.263 2.142.894
0,877 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.49 Nilai Z-Score PT. Sekar Laut Tbk. SKLT tahun 2014
Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,078 + 1,4 0,147 + 3,3 0,071 + 0,6 1,163 + 1,0 2,055
= 3,287
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Sekar Laut Tbk. SKLT memiliki rasio terendah pada Basic Earning Power Ratio X3 yang memiliki nilai 0,071.
Nilai ini menunjukkan bahwa kemampuan total aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak adalah sebesar 7,1 dari total
aktivanya. Sedangkan rasio tertinggi dari lima rasio komponen Z-Score tersebut pada X5 Total Assets Turnover Ratio sebesar 2,055. Hal ini berarti bahwa
setiap Rp 1,- aktiva selama satu tahun dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 2,055. Sehingga, untuk tahun 2014 angka Z-Score yang dihasilkan
perusahaan mencapai 3,287. X1
Modal kerja Total aktiva
= Working Capital Rasio
25.994 331.575
0,078 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
48.809 331.575
0,147 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
23.544 331.575
0,071 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
207.300 178.207
1,163 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
681.419 331.575
2,055 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.50 Nilai Z-Score PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ tahun 2014
Z-Score= 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 = 1,2 0,395 + 1,4 0,521 + 3,3 0,129 + 0,6 16,478 + 1,0 1,343
= 12,857
Berdasarkan tabel nilai Z-Score, PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ memiliki rasio terendah pada Basic Earning Power
Ratio X3 yaitu sebesar 0,129. Nilai ini menunjukkan kemampuan total aktiva dalam menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak sebesar 12,9 dari total
aktivanya. Rasio tertinggi dari antara lima rasio komponen Z-Score tersebut ada pada X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities yang
mencapai 16,478. Semakin tinggi angka X4, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya dengan ekuitas perusahaan
yang dinilai dari harga pasar. Sehingga, di tahun 2014 perusahaan menghasilkan angka Z-Score yang mencapai 12,857.
X1 Modal kerja
Total aktiva = Working Capital Rasio
1.151.135 2.917.084
0,395 X2
Laba ditahan Total aktiva
= Retained Earning to Total Asset Ratio
1.519.188 2.917.084
0,521 X3
EBIT Total aktiva
= Basic Earning Power Ratio
375.357 2.917.084
0,129 X4
Nilai Pasar Ekuitas
Nilai Buku Total hutang
= MVBV Ratio
10.743.360 651.986
16,478 X5
Penjualan Total aktiva
= Total assets turnover Ratio
3.916.789 2.917.084
1,343 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Menganalisis nilai Z-Score yang telah dihasilkan dengan berdasarkan nilai batas
Tabel 5.51: Interpretasi Nilai Z-Score Sembilan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI tahun 2010
No. Nama Perusahaan
Nilai Z-Score Interpretasi
1 PT.
Akasha Wira
Internasional Tbk.
ADES 1,522
High Risk 2
PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk. CEKA
1,804 High Risk
3 PT. Delta Djakarta Tbk.
DLTA 12,350
Low Risk 4
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
6,690 Low Risk
5 PT.
Multi Bintang
Indonesia Tbk. MLBI 9,018
Low Risk 6
PT. Prasidha
Aneka Niaga Tbk. PSDN
1,117 High Risk
7 PT.
Nippon Indosari
Corpindo Tbk. ROTI 16,823
Low Risk 8
PT. Sekar Laut Tbk. SKLT
2,764 Grey Area
9 PT. Ultrajaya Milk and
Trading Company Tbk. ULTJ
4,983 Low Risk
Sumber: data diolah Nilai Batas
Interpretasi
Z 2,99 Low Risk
1,81 Z 2,99 Grey Area
Z 1,81 High Risk
Berdasarkan perhitungan Z-Score tersebut, di tahun 2010 dari sembilan perusahaan yang diteliti, ada tiga perusahaan yang memiliki risiko
kebangkrutan yang besar high risk yaitu PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES dengan nilai Z-Score 1,522, PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
CEKA dengan nilai Z-Score 1,804, dan PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN dengan nilai Z-Score 1,117. Perusahaan yang tidak bisa ditentukan
kondisi keuangannya grey area ada satu perusahaan yaitu PT. Sekar Laut Tbk. SKLT dengan nilai Z-Score 2,764, sedangkan lima perusahaan lainnya
yaitu PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI, PT. Nippon Indosari
Corpindo Tbk. ROTI, dan PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ berada dalam kondisi keuangan yang rendah risiko bangkrut low
risk.
Tabel 5.52: Interpretasi Nilai Z-Score Sembilan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI tahun 2011
No. Nama Perusahaan
Nilai Z-Score Interpretasi
1 PT.
Akasha Wira
Internasional Tbk. ADES 1,043
High Risk 2
PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk. CEKA
3,118 Low Risk
3 PT. Delta Djakarta Tbk.
DLTA 12,342
Low Risk 4
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
6,674 Low Risk
5 PT. Multi Bintang Indonesia
Tbk. MLBI 10,490
Low Risk 6
PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN
2,888 Grey Area
7 PT.
Nippon Indosari
Corpindo Tbk. ROTI 11,805
Low Risk 8
PT. Sekar
Laut Tbk.
SKLT 2,729
Grey Area 9
PT. Ultrajaya Milk and Trading
Company Tbk.
ULTJ 4,262
Low Risk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sumber: data diolah
Tahun 2011, ternyata ada dua perusahaan yang mampu memperbaiki kondisi keuangannya yaitu PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA mampu
meningkatkan kondisi keuangannya dari risiko bangkrut yang besar high risk dengan nilai Z-Score 1,804 menjadi rendah risiko bangkrut low risk
dengan nilai Z-Score 3,118, sedangkan PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN dari risiko bangkrut yang besar high risk dengan nilai Z-Score 1,117
menjadi grey area atau tidak bisa ditentukan kondisi keuangannya dengan nilai Z-Score 2,888. Untuk tujuh perusahaan makanan dan minuman yang lain
masih dalam kondisi keuangan yang sama seperti tahun sebelumnya.
Nilai Batas Interpretasi
Z 2,99 Low Risk
1,81 Z 2,99 Grey Area
Z 1,81 High Risk
Tabel 5.53: Interpretasi Nilai Z-Score Sembilan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI tahun 2012
No. Nama Perusahaan
Nilai Z-Score Interpretasi
1 PT.
Akasha Wira
Internasional Tbk. ADES 4,280
Low Risk 2
PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk. CEKA
2,087 Grey Area
3 PT. Delta Djakarta Tbk.
DLTA 20,741
Low Risk 4
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
7,317 Low Risk
5 PT.
Multi Bintang
Indonesia Tbk. MLBI 14,465
Low Risk 6
PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN
3,086 Low Risk
7 PT.
Nippon Indosari
Corpindo Tbk. ROTI 9,798
Low Risk 8
PT. Sekar
Laut Tbk.
SKLT 2,700
Grey Area 9
PT. Ultrajaya Milk and Trading
Company Tbk.
ULTJ 5,762
Low Risk
Sumber: data diolah Nilai Batas
Interpretasi
Z 2,99 Low Risk
1,81 Z 2,99 Grey Area
Z 1,81 High Risk
Berdasarkan hasil perhitungan Z-Score di tahun 2012, ada dua perusahaan yang mampu memperbaiki kondisi keuangannya yaitu PT. Akasha Wira
Internasional Tbk. ADES dari risiko bangkrut yang besar high risk dengan nilai Z-Score 1,043 menjadi rendah risiko bangkrut low risk dengan nilai Z-
Score 4,280 dan PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN dari kondisi keuangan yang tidak bisa ditentukan grey area dengan nilai Z-Score 2,888
menjadi rendah risiko bangkrut low risk dengan nilai Z-Score 3,086. Tetapi, ada juga perusahaan yang mengalami penurunan kondisi keuangan dari
rendah risiko bangkrut low risk dengan nilai Z-Score 3,118 menjadi tidak bisa ditentukan kondisi keuangannya grey area dengan nilai Z-Score 2,087
yaitu PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA. Untuk enam perusahaan makanan dan minuman yang lain masih berada dalam kondisi keuangan yang
sama dengan tahun sebelumnya.
Tabel 5.54: Interpretasi Nilai Z-Score Sembilan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI tahun 2013
No. Nama Perusahaan
Nilai Z-Score Interpretasi
1 PT.
Akasha Wira
Internasional Tbk. ADES 4,287
Low Risk 2
PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk. CEKA
3,744 Low Risk
3 PT. Delta Djakarta Tbk.
DLTA 23,351
Low Risk 4
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
6,866 Low Risk
5 PT.
Multi Bintang
Indonesia Tbk. MLBI 24,693
Low Risk 6
PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN
2,891 Grey Area
7 PT.
Nippon Indosari
Corpindo Tbk. ROTI 4,268
Low Risk 8
PT. Sekar
Laut Tbk.
SKLT 2,796
Grey Area 9
PT. Ultrajaya Milk and Trading
Company Tbk.
ULTJ 12,576
Low Risk
Sumber: data diolah
Nilai Batas Interpretasi
Z 2,99 Low Risk
1,81 Z 2,99 Grey Area
Z 1,81 High Risk
Berdasarkan hasil perhitungan Z-Score di tahun 2013, hanya ada satu perusahaan yang mampu memperbaiki kondisi keuangannya dari kondisi
keuangan yang tidak bisa ditentukan grey area dengan nilai Z-Score 2,087 menjadi rendah risiko bangkrut low risk dengan nilai Z-Score 3,744 yaitu
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA. Tetapi PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN mengalami penurunan kondisi keuangan dari rendah
risiko bangkrut low risk dengan nilai Z-Score 3,086 menjadi tidak bisa ditentukan kondisi keuangannya grey area dengan nilai Z-Score 2,891.
Sedangkan untuk tujuh perusahaan makanan dan minuman yang lainnya yaitu PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES, PT. Delta Djakarta Tbk.
DLTA, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI, PT.
Sekar Laut Tbk. SKLT, dan PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ masih dalam kondisi keuangan yang sama seperti tahun sebelumnya.
Tabel 5.55: Interpretasi Nilai Z-Score Sembilan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI tahun 2014
No. Nama Perusahaan
Nilai Z-Score Interpretasi
1 PT.
Akasha Wira
Internasional Tbk. ADES 2,523
Grey Area 2
PT. Wilmar
Cahaya Indonesia Tbk. CEKA
4,104 Low Risk
3 PT. Delta Djakarta Tbk.
DLTA 20,429
Low Risk 4
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
7,072 Low Risk
5 PT.
Multi Bintang
Indonesia Tbk. MLBI 11,859
Low Risk 6
PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN
2,136 Grey Area
7 PT.
Nippon Indosari
Corpindo Tbk. ROTI 5,333
Low Risk 8
PT. Sekar
Laut Tbk.
SKLT 3,287
Low Risk 9
PT. Ultrajaya Milk and Trading
Company Tbk.
ULTJ 12,857
Low Risk
Sumber: data diolah Nilai Batas
Interpretasi
Z 2,99 Low Risk
1,81 Z 2,99 Grey Area
Z 1,81 High Risk
Berdasarkan hasil perhitungan Z-Score di tahun 2014, ada satu perusahaan yang mengalami peningkatan kondisi keuangan dari yang tidak bisa
ditentukan kondisinya grey area dengan nilai Z-Score 2,796 menjadi rendah risiko bangkrut low risk dengan nilai Z-Score 3,287 yaitu PT. Sekar Laut
Tbk. SKLT, tetapi ada satu perusahaan juga yang mengalami penurunan kondisi keuangan dari rendah risiko bangkrut low risk dengan nilai Z-Score
4,287 menjadi tidak bisa ditentukan kondisi keuangannya grey area dengan nilai Z-Score 2,523 yaitu PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES. Untuk
tujuh perusahaan makanan dan minuman yang lain masih dalam kondisi keuangan yang sama seperti tahun sebelumnya.
C. 1. Pembahasan Nilai Z-Score Masing-masing Perusahaan Grafik 5.1 Nilai Z-Score PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES
Sumber: data diolah
Dari grafik 5.1 tersebut, dapat diketahui bahwa PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES mempunyai penilaian kondisi keuangan yang
fluktuatif. Perusahaan dalam kondisi yang memiliki risiko bangkrut yang besar high risk di tahun 2010 dan tahun 2011 karena memiliki laba
ditahan negatif yang tinggi yaitu mencapai 512.480 dalam jutaan rupiah ditahun 2010 dan 518.271 dalam jutaan rupiah di tahun 2011,
tetapi mampu meningkatkan kondisi keuangannya menjadi rendah risiko
1.522 1.043
4.28 4.287
2.523
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014
Nilai Z-Score PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES
Series 1
bangkrut low risk di tahun 2012 dan 2013 karena nilai X4 perusahaan mengalami peningkatan dari 3,131 di tahun 2011 menjadi 6,294 di tahun
2012 dan 6,694 di tahun 2013. Peningkatan rasio ini karena total hutang perusahaan mengalami penurunan dari 190.302 dalam jutaan rupiah di
tahun 2011 menjadi 179.972 dalam jutaan rupiah di tahun 2012 dan menjadi 176.286 dalam jutaan rupiah di tahun 2013. Namun, angka Z-
Score mengalami penurunan di tahun 2014 dengan interpretasi kondisi keuangan yang tidak bisa ditentukan grey area, hal ini disebabkan nilai
X4 mengalami penurunan karena total hutang yang meningkat menjadi 209.066 dalam jutaan rupiah dan harga saham mengalami penurunan
dari Rp 2.000 per lembar menjadi Rp 1.375 per lembar.
Grafik 5.2 Nilai Z-Score PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA
Sumber: data diolah
Berdasarkan grafik 5.2, dapat dilihat bahwa PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA mempunyai kondisi keuangan yang fluktuatif. Angka Z-
1.804 3.118
2.087 3.744
4.104
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014
Nilai Z-Score PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA
Series 1
Score PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA yang mengalami peningkatan interpretasi kondisi menjadi rendah risiko bangkrut low risk
di tahun 2011, 2013 dan 2014 dikarenakan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA mengalami peningkatan penjualan dari 1.123.520 dalam
jutaan rupiah di tahun 2012, menjadi 2.531.881 dalam jutaan rupiah di tahun 2013 dan menjadi 3.701.869 dalam jutaan rupiah di tahun 2014.
Tetapi perusahaan sempat mengalami penurunan angka Z-Score di tahun 2012 karena mengalami penurunan laba sebelum bunga dan pajak dari
149.368 dalam jutaan rupiah di tahun 2011 menjadi 91.289 dalam jutaan rupiah di tahun 2012.
Grafik 5.3 Nilai Z-Score PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil nilai Z-Score pada grafik tersebut, PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA dapat dikatakan mempunyai kondisi keuangan yang baik,
12.35 12.342
20.741 23.351
20.429
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014
Nilai Z-Score PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA
Series 1
karena nilai Z-Score yang dimiliki PT. Delta Djakarta Tbk.DLTA telah menunjukkan kondisi keuangan yang rendah risiko bangkrut low risk
pada nilai batas Z-Score. Dari grafik tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai Z-Score perusahaan mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun
2011 tetapi tidak terlalu signifikan yaitu dari angka Z-Score 12,350 menjadi 12,342, hal ini karena harga saham perusahaan mengalami
penurunan dari Rp 120.000 per lembar menjadi Rp 111.500. Kenaikan yang signifikan terjadi di tahun 2012 sampai tahun 2013 karena nilai X4
yang meningkat. Peningkatan ini karena harga saham mengalami kenaikan menjadi Rp 255.000 per lembar di tahun 2012 dan Rp 380.000 per lembar
di tahun 2013. Tetapi mengalami penurunan nilai Z-Score di tahun 2014. Hal ini karena perusahaan memiliki penurunan nilai X4 dari 31,919 di
tahun 2013 menjadi 27,432 di tahun 2014 yang terjadi karena total hutang mengalami peningkatan dari 190.483 dalam jutaan rupiah di tahun 2013
menjadi 227.474 dalam jutaan rupiah di tahun 2014. Walaupun sempat mengalami penurunan, tetapi angka Z-Score masih menunjukkan bahwa
perusahaan dalam kondisi yang rendah risiko bangkrut low risk. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Grafik 5.4 Nilai Z-Score PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
Sumber: data diolah
Hasil nilai Z-Score pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP menunjukkan kondisi keuangan yang rendah risiko bangkrut low risk
berdasarkan nilai batas Z-Score. Perusahaan mengalami penurunan angka Z-Score yang tidak terlalu signifikan di tahun 2011 karena mengalami
peningkatan total hutang yaitu dari 3.999.132 dalam jutaan rupiah di tahun 2010 menjadi 4.513.084 dalam jutaan rupiah di tahun 2011. Di
tahun 2012, perusahaan mengalami peningkatan angka Z-Score yang signifikan yaitu menjadi 7,317, hal ini karena harga saham mengalami
kenaikan dari Rp 5.200 per lembar di tahun 2011 menjadi Rp 7.800 per lembar di tahun 2012. Tetapi, perusahaan mengalami penurunan nilai Z-
Score di tahun 2013, penurunan nilai Z-Score ini disebabkan adanya
6.69 6.674
7.317 6.866
7.072
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014
Nilai Z-Score PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP
Series 1
penurunan Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities X4 dari 7,887 di tahun 2012, menjadi 7,433 di tahun 2013. Penurunan nilai X4
dikarenakan perusahaan memiliki peningkatan total hutang dari 5.766.682 dalam jutaan rupiah di tahun 2012 menjadi 8.001.739 dalam jutaan
rupiah di tahun 2013. Perusahaan kembali mengalami peningkatan angka Z-Score di tahun 2014 karena harga saham mengalami kenaikan dari Rp
10.200 per lembar di tahun 2013 menjadi Rp 13.100 per lembar di tahun 2014.
Grafik 5.5 Nilai Z-Score PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Z-Score pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi keuangan
yang rendah risiko bangkrut low risk selama lima tahun berturut-turut berdasarkan nilai batas Z-Score. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
9.018 10.49
14.465 24.693
11.859
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014
Nilai Z-Score PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI
Series 1
memiliki peningkatan nilai Z-Score dari tahun 2011 sampai 2013 karena harga saham terus mengalami kenaikan dari Rp 274.950 per lembar di
tahun 2010 menjadi Rp 359.000 per lembar di tahun 2011, Rp 740.000 per lembar di tahun 2012, dan Rp 1.200.000 per lembar di tahun 2013.
Perusahaan mengalami penurunan angka Z-Score di tahun 2014, karena mengalami penurunan pada harga saham dan juga rasio X1 Working
Capital Ratio dari 0,009 menjadi 0,346, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kekurangan aktiva lancar dalam pembayaran
kewajiban lancarnya, tetapi nilai Z-Score masih menunjukkan kondisi keuangan dalam kriteria yang rendah risiko bangkrut low risk.
Grafik 5.6 Nilai Z-Score PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN
Sumber: data diolah
Berdasarkan nilai Z-Score pada grafik di atas, PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN dapat dikatakan mengalami kondisi keuangan yang
1.117 2.888
3.086 2.891
2.136
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014
Nilai Z-Score PT. Prashida Aneka Niaga Tbk. PSDN
Series 1
fluktuatif, tetapi perusahaan mengalami peningkatan interpretasi nilai Z- Score dari interpretasi risiko bangkrut yang besar high risk di tahun 2010
karena mengakumulasikan laba ditahan yang negatif sebesar 581.222 dalam jutaan rupiah dan kondisi keuangannya menjadi tidak bisa
ditentukan grey area di tahun 2011 karena harga saham mengalami kenaikan dari Rp 80 per lembar menjadi Rp 310 per lembar. Kondisi
keuangan perusahaan menjadi rendah risiko bangkrut low risk di tahun 2012 karena mampu mengakumulasikan laba ditahan sebesar 13.427
dalam jutaan rupiah yang sebelumnya bernilai negatif sebesar 568.385 dalam jutaan rupiah di tahun 2011. Tahun 2013 mengalami penurunan
nilai Z-Score karena harga saham mengalami penurunan dari Rp 205 per lembar di tahun 2012 menjadi Rp 150 per lembar di tahun 2013. Di tahun
2014, perusahaan mengalami penurunan nilai Z-Score karena memilki biaya operasional yang lebih tinggi daripada laba yang dihasilkan
sehingga perusahaan memiliki laba sebelum bunga dan pajak yang bernilai negatif yaitu sebesar 18.968 dalam jutaan rupiah.
Grafik 5.7 Nilai Z-Score PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI
Sumber: data diolah
Berdasarkan grafik nilai Z-Score, PT. Nippon Indosari CorpindoTbk. ROTI mengalami penurunan nilai Z-Score dari tahun 2011 sampai 2013
seperti yang ditampilkan grafik di atas. Penurunan angka Z-Score ini disebabkan perusahaan mengalami peningkatan total hutang yaitu dari
112.813 dalam jutaan rupiah di tahun 2010 menjadi 212.696 dalam jutaan rupiah di tahun 2011, menjadi 538.337 dalam jutaan rupiah di
tahun 2012, dan menjadi 1.035.351 dalam jutaan rupiah di tahun 2013. Tetapi nilai Z-Score mengalami peningkatan di tahun 2014 karenalaba di
tahan perusahaan mengalami kenaikan dari 51.310 dalam jutaan rupiah di tahun 2013 menjadi 683.885 dalam jutaan rupiah di tahun 2014 dan
secara keseluruhan kondisi keuangan PT. Nippon Indosari CorpindoTbk. ROTI dalam kondisi yang rendah risiko bangkrut low risk selama lima
tahun berturut-turut.
16.823 11.805
9.798 4.268
5.333
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014
Nilai Z-Score PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk. ROTI
Series 1
Grafik 5.8 Nilai Z-Score PT. Sekar Laut Tbk. SKLT
Sumber: data diolah
Berdasarkan grafik nilai Z-Score tersebut, PT. Sekar Laut Tbk. SKLT dapat dikatakan memiliki peningkatan maupun penurunan angka Z-Score
yang tidak terlalu signifikan. Dari tahun 2010 sampai 2013, perusahaan dalam kondisi keuangan yang tidak bisa ditentukan grey area.
Penurunan nilai Z-Score terjadi dari tahun 2011 sampai 2012 karena perusahaan memiliki kenaikan total hutang dari 81.070 dalam jutaan
rupiah di tahun 2010 menjadi 91.337 dalam jutaan rupiah di tahun 2011 dan menjadi 120.264 dalam jutaan rupiah di tahun 2012. Peningkatan
angka Z-Score terjadi di tahun 2013 sampai 2014 karena perusahaan mengalami kenaikan penjualan dari 401.724 dalam jutaan rupiah di
tahun 2012 menjadi 567.048 dalam jutaan rupiah di tahun 2013, dan 681.419 dalam jutaan rupiah di tahun 2014, hal ini berarti bahwa
perusahaan telah menggunakan total aktivanya seefektif mungkin untuk
2.764 2.729
2.7 2.796
3.287
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014
Nilai Z-Score PT. Sekar Laut Tbk. SKLT
Series 1
menghasilkan penjualan, sehingga di tahun 2014 perusahaan dalam kondisi yang rendah risiko bangkrut low risk.
Grafik 5.9 Nilai Z-Score PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Z-Score tersebut, PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ dapat dikatakan dalam kondisi keuangan
yang rendah risiko bangkrut low risk. Perusahaan memiliki penurunan angka Z-Score di tahun 2011 tetapi tidak terlalu signifikan, hal ini terjadi
karena modal kerja bersih mengalami penurunan yaitu dari 477.884 dalam jutaan rupiah di tahun 2010 menjadi 316.486 dalam jutaan
rupiah di tahun 2011. Peningkatan angka Z-Score terjadi di tahun 2012 sampai 2014 karena harga saham mengalami peningkatan yang signifikan
yaitu dari Rp 1.330 per lembar di tahun 2012 menjadi Rp 4.500 per
4.983 4.262
5.762 12.576
13
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014
Nilai Z-Score PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. ULTJ
Series 1
lembar di tahun 2013. Selain itu, penjualan juga mengalami peningkatan dari 2.809.851 dalam jutaan rupiah di tahun 2012 menjadi 3.460.231
dalam jutaan rupiah di tahun 2013, dan menjadi 3.916.789 dalam jutaan rupiah di tahun 2014.
Untuk mengetahui kondisi keuangan dari sembilan perusahaan makanan dan minuman tersebut selama lima tahun berturut-turut dari tahun 2010-2014, maka untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.56
C. 2. Pembahasan Nilai Z-Score Keseluruhan Perusahaan Makanan dan Minuman Tabel 5.56
Nilai Z-Score dan Interpretasi Nilai Z-Score dari Sembilan Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI periode 2010-2014
Sumber: data diolah
Dari tabel di atas, menurut Altman Z-Score dari sembilan perusahaan makanan dan minuman tersebut, perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang fluktuatif yaitu PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES yang memiliki risiko
kebangkrutan yang besar high risk dari tahun 2010-2011 kemudian mengalami peningkatan menjadi rendah risiko bangkrut low risk di tahun 2012-2013, tetapi mengalami penurunan kondisi menjadi tidak bisa ditentukan kondisi
Kode Perusahaan
Nilai Z- Score
2010 Interpretasi
Nilai Z- Score
2011 Interpretasi
Nilai Z- Score
2012 Interpretasi
Nilai Z- Score
2013 Interpretasi
Nilai Z- Score
2014 Interpretasi
ADES 1,522
High Risk 1,043
High Risk 4,280
Low Risk 4,287
Low Risk 2,523
Grey Area CEKA
1,804 High Risk
3,118 Low Risk
2,087 Grey Area
3,744 Low Risk
4,104 Low Risk
DLTA 12,350
Low Risk 12,342
Low Risk 20,741
Low Risk 23,351
Low Risk 20,429
Low Risk ICBP
6,690 Low Risk
6,674 Low Risk
7,317 Low Risk
6,866 Low Risk
7,072 Low Risk
MLBI 9,018
Low Risk 10,490
Low Risk 14,465
Low Risk 24,693
Low Risk 11,859
Low Risk PSDN
1,117 High Risk
2,888 Grey Area
3,086 Low Risk
2,891 Grey Area
2,136 Grey Area
ROTI 16,823
Low Risk 11,805
Low Risk 9,798
Low Risk 4,268
Low Risk 5,333
Low Risk SKLT
2,764 Grey Area
2,729 Grey Area
2,700 Grey Area
2,796 Grey Area
3,287 Low Risk
ULTJ 4,983
Low Risk 4,262
Low Risk 5,762
Low Risk 12,576
Low Risk 12,857
Low Risk
keuangannya grey area di tahun 2014. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA memiliki risiko kebangkrutan yang besar high risk di tahun 2010,
mengalami peningkatan kondisi menjadi rendah risiko bangkrut low risk di tahun 2011, tetapi mengalami penurunan menjadi tidak bisa ditentukan
kondisi keuangannya grey area tahun 2012 dan kembali mengalami peningkatan menjadi rendah risiko bangkrut low risk di tahun 2013-2014.
PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN memiliki risiko kebangkrutan yang besar high risk di tahun 2010, kemudian mengalami peningkatan secara
bertahap mulai dari kondisi keuangan yang tidak bisa ditentukan grey area tahun 2011 menjadi rendah risiko bangkrut low risk tahun 2012, tetapi
kembali mengalami penurunan menjadi tidak bisa ditentukan kondisi keuangannya grey area tahun 2013-2014. PT. Sekar Laut Tbk. SKLT
memiliki kondisi keuangan yang tidak bisa ditentukan grey area dari tahun 2010-2013, tetapi mengalami peningkatan kondisi menjadi rendah risiko
bangkrut low risk tahun 2014. Ada lima perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sama selama lima tahun berturut-turut yaitu dalam kondisi
yang rendah risiko bangkrut low risk terdiri dari PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP, PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk. MLBI, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI, dan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. ULTJ.
Untuk mengetahui persentase kondisi keuangan dari sembilan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2014, dapat dilihat pada tabel 5.57
Tabel 5.57 Persentase Interpretasi Nilai Z-Score
No. Interpretasi
Persentase 2010
2011 2012
2013 2014
1 High Risk
33,33 11,11
2 Grey Area
11,11 22,22
22,22 22,22
22,22 3
Low Risk 55,56
66,67 77,78
77,78 77,78
Total 100
100 100
100 100
Sumber: data diolah
Dari tabel 5.57 tersebut, dapat dilihat bahwa dari sembilan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-
2014, menurut metode Altman Z-Score, di tahun 2010 perusahaan yang memiliki risiko kebangkrutan yang besar high risk ada 33,33, perusahaan
yang tidak bisa ditentukan kondisi keuangnnya grey area ada 11,11, dan perusahaan yang rendah risiko bangkrut low risk ada 55,56. Di tahun
2011, perusahaan yang memiliki risiko kebangkrutan yang besar high risk mengalami penurunan yaitu menjadi 11,11, perusahaan yang tidak bisa
ditentukan kondisi keuangannya grey area meningkat menjadi 22,22, dan yang memiliki risiko kebangkrutan yang rendah low risk meningkat menjadi
66,67. Sedangkan untuk tahun 2012-2014, persentase prediksi kebangkrutan perusahaan memiliki hasil yang sama yaitu perusahaan yang memiliki risiko
kebangkrutan yang besar high risk mengalami penurunan menjadi 0, perusahaan yang tidak bisa ditentukan kondisi keuangannya grey area ada
22,22, dan perusahaan yang memiliki risiko kebangkrutan yang rendah low risk mengalami peningkatan yaitu menjadi 77,78.
129
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan, penulis membuat kesimpulan bahwa metode Altman Z-Score merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk menganalisis kebangkrutan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan perhitungan
dengan metode Altman Z-Score pada sembilan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai 2014,
maka dapat dikatakan bahwa di tahun 2010 perusahaan yang memiliki risiko kebangkrutan yang besar high risk ada tiga perusahaan atau 33,33,
perusahaan yang tidak bisa ditentukan kondisi keuangnnya grey area ada satu perusahaan atau 11,11, dan perusahaan yang rendah risiko bangkrut
low risk ada lima perusahaan atau 55,56. Di tahun 2011, perusahaan yang memiliki risiko kebangkrutan yang besar high risk yaitu satu perusahaan
atau 11,11, perusahaan yang tidak bisa ditentukan kondisi keuangannya grey area ada dua perusahaan atau 22,22, dan yang memiliki risiko
kebangkrutan yang rendah low risk ada enam perusahaan atau 66,67. Sedangkan untuk tahun 2012-2014, perusahaan yang memiliki risiko