Landasan Teori Metode Penelitian Gambaran Umum Perusahaan Analisis Data dan Pembahasan Penutup GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3. Bagi Pihak Eksternal Perusahaan Penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang dapat membantu para investor, kreditor, maupun pemerintah dalam mengambil keputusan ekonomi maupun bisnis yang tepat di masa yang akan datang. 4. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan Universitas Sanata Dharma.

E. Sistematika Penulisan BAB 1

Pendahuluan Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab ini akan menguraikan teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini akan menguraikan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang diperlukan, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI data, variabel penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian.

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi analisis terhadap data-data yang telah diperoleh dengan dasar teknik analisis data yang telah ditentukan.

BAB VI Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian, keterbatasan penelitian yang dilakukan, serta saran bagi peneliti selanjutnya dari penelitian yang dilakukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

BAB II LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan Berbagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Harahap, 2007: 105 Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut Fahmi, 2011: 2. Laporan keuangan financial statements merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi sehingga menghasilkan laporan keuangan, dan bahkan harus dapat menginterpretasikan serta menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya Hery, 2015: 3. Maka, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi yang dapat menggambarkan kondisi keuangan maupun kinerja dari perusahaan tersebut selama periode yang bersangkutan. 2. Komponen Laporan Keuangan Menurut IAI 2002 dalam Octavia 2013, laporan keuangan yang lengkap yaitu: a. Neraca: neraca menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, dengan menampilkan aset sumber daya ekonomis dan klaim atas aset tersebut meliputi utang dan modal sendiri. Aset perusahaan menunjukkan keputusan penggunaan dana pada masa lalu, sedangkan klaim perusahaan menunjukkan sumber dana tersebut pada masa lalu. b. Laporan laba rugi: laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, dan laba rugi yang diperoleh selama periode tertentu. Tiga elemen pokok dalam laporan laba rugi yaitu 1 pendapatan operasional yang merupakan aset masuk yang berasal dari kegiatan pokok perusahaan, 2 beban operasional sebagai aset keluar dari kegiatan pokok perusahaan, 3 untung atau rugi gain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI or loss, gain didefinisikan sebagai kenaikan modal saham dan loss adalah penurunan modal saham dimana keduanya berasal dari transaksi incidental atau bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan. c. Laporan perubahan ekuitas: laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan. Laporan perubahan ekuitas kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan. d. Laporan arus kas: laporan arus kas digunakan untuk melihat efek kas dari kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Aktivitas operasi merupakan bagian dari usaha sehari-hari perusahaan. Aktivitas investasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan aktiva jangka panjang. Sedangkan, aktivitas pendanaan merupakan kegiatan dimana kas diperoleh dari atau pembayaran kembali kepada pemilik atau kreditur. e. Catatan atas laporan keuangan: catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen. 3. Pemakai dan Manfaat Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan dapat digunakan oleh beberapa pihak Harahap, 2007: 7, diantaranya: a. Pemilik Perusahaan Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk: 1 Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen 2 Mengetahui hasil dividen yang akan diterima 3 Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya 4 Mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham 5 Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang 6 Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi b. Manajemen Perusahaan Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan ini digunakan untuk: 1 Alat untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik 2 Mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu 3 Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, bagian, atau segmen 4 Menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggungjawab 5 Menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru 6 Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan, AD Anggaran Dasar, Pasar Modal, dan lembaga regulator lainnya. c. Investor Bagi investor, laporan keuangan dimaksudkan untuk: 1 Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan 2 Menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan 3 Menilai kemungkinan menanamkan divestasi menarik investasi dari perusahaan 4 Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa datang. d. Kreditur atau banker Bagi kreditur, banker, atau supplier laporan keuangan digunakan untuk: 1 Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang 2 Menilai kualitas jaminan kreditinvestasi untuk menopang kredit yang akan diberikan 3 Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan 4 Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit 5 Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati e. Pemerintah dan regulator Bagi pemerintah atau regulator laporan keuangan dimaksudkan untuk: 1 Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar 2 Sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijakan baru 3 Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain 4 Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan 5 Bagi lembaga pemerintahan lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik. f. Analis, Akademisi, Pusat Data Bisnis Bagi para analis, akademis, dan juga lembaga-lembaga pengumpulan data bisnis seperti PDBI, Moody’s, Brunstreet, Standard Poor, Perfindo, laporan keuangan ini penting sebagai bahan atau sumber informasi primer yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisis, ilmu pengetahuan, dan komoditi informasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Kata analisis berarti memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil, sedangkan laporan keuangan adalah neraca, labarugi, dan arus kas dana Harahap, 2007: 189. Analisis laporan keuangan menurut Harahap 2007: 190 adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri Hery, 2015: 132. Maka, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah kegiatan untuk mengetahui laporan keuangan secara lebih mendalam agar dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dengan lebih baik. 2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Salah satu tugas penting setelah akhir tahun dalam sebuah perusahaan adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun Harahap, 2007: 18. Tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein 1983 adalah sebagai berikut: a. Screening: analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan. b. Understanding: memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya. c. Forecasting: analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. d. Diagnosis: analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan. e. Evaluation: analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan. Di samping tujuan tersebut, analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan, maka informasi yang diperoleh dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.

C. Rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnyan yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan Harahap, 2007: 297. Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan Hery, 2015: 161. Rasio keuangan merupakan alat analisis yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan keuangan financial statement Arifin, 2004: 7. Maka, dapat disimpulkan bahwa pengertian rasio keuangan merupakan hasil perhitungan atau perbandingan dari pos-pos laporan keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. 2. Macam-macam Rasio Keuangan Adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah: 1 Rasio Likuiditas : rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Rasio likuiditas dapat dihitung berdasarkan informasi modal kerja dari pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar Arifin, 2004: 8. Beberapa jenis rasio likuiditas yaitu: a. Current Ratio: digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rumus untuk menghitung current ratio adalah sebagai berikut: = Aktiva lancar Kewajiban lancar b. Cash Ratio atau Ratio of Immediate Solvency: digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek surat berharga yang dapat segera dicairkan. Rumus untuk menghitung cash ratio adalah sebagai berikut: = Kas + efek Kewajiban lancar c. Quick Ratio atau Acid Test Ratio: digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid liquid asset. Rumus untuk menghitung quick ratio adalah sebagai berikut: = Kas + efek + piutang Kewajiban lancar d. Working Capital to Total Assets Ratio: digunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja neto. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: = Aktiva lancar − Kewajiban lancar Jumlah aktiva 2 Rasio solvabilitas: rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban- kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang Harahap, 2007: 303. a. Rasio Utang atas Modal: rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau miminal sama. Rasio Utang atas Modal = Total utang Modal Equity b. Debt Service Ratio Rasio Pelunasan Utang: rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan serta biaya nonkas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio ini semakin besar kemampuan perusahaan menutupi utang- utangnya. Perusahaan yang sehat mestinya laba yang diperoleh jauh melebihi kewajiban pembayaranpelunasan utang. = Laba ber sih + bunga + penyusutan + Biaya nonkas Pembayaran Bunga dan Pinjaman c. Rasio Utang atas Aktiva: rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Lebih besar rasionya, lebih aman solvable. = Total Utang Total Aktiva 3 Rasio Aktivitas: digunakan mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki Arifin, 2004: 11. Rasio aktivitas diantaranya sebagai berikut: a. Total Assets Turnover: digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan “revenue”. Rumus untuk menghitung Total Assets Turnover adalah sebagai berikut: = Penjualan neto Total aktiva b. Receivable Turnover: digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertentu. Rumus untuk menghitung Receivable Turnover adalah sebagai berikut: = Penjualan kredit Piutang rata − rata c. Average Collection Period: digunakan untuk mengukur periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dalam satuan hari. Jika menghasilkan angka yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI semakin kecil menunjukkan hasil yang semakin baik. Rumus untuk menghitung Average Collection Period adalah sebagai berikut: = Piutang rata − rata x 360 Penjualan kredit d. Inventory Turnover: digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan yang berputar pada suatu periode tertentu. Atau, likuiditas dari persediaan dan tendensi adanya “overstock”. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: = Harga pokok penjualan Persediaan rata − rata e. Average Day’s Inventory: digunakan untuk mengukur periode hari rata-rata persediaan barang dagangan berada di gudang perusahaan. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut: = Persediaan rata − rata x360 Harga pokok penjualan f. Working Capital Turnover: digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja neto yang berputar pada suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI periode siklus kas cash cycle yang terdapat di perusahaan, dihitung dengan rumus sebagai berikut: = Penjualan Neto Aktiva lancar − kewajiban lancar 4 Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas, menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya Harahap, 2007: 304. a. Margin Laba Profit margin: angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. = Pendapatan bersih Penjualan b. Asset Turnover Return On Asset: rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI = Penjualan bersih Total Aktiva c. Retained Earning to Total Asset Ratio Return On EquityROE: rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus. = Laba bersih Rata − rata Modal Equity d. Return On Total Asset ROA: rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. = Laba bersih Rata − rata Total Aset e. Basic Earning Power: rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar ratio semakin baik. = EBIT Total Aktiva f. Earning per Share: rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI = Laba bagian saham bersangkutan Jumlah saham g. Contribution Margin: rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan melahirkan laba yang akan menutupi biaya- biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini kita dapat mengontrol pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat menikmati laba. = Laba kotor Penjualan 5 Rasio Penilaian Pasar Market Based Ratio, rasio ini merupakan rasio yang lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasikeadaan prestasi perusahaan di pasar modal Harahap, 2007: 310. a. Price Earning Ratio PER: rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi. = Harga Pasar Saham Laba Bersih b. Market to Book Value Ratio: rasio ini menunjukkan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang digambarkan di neraca. = Nilai Pasar Saham Nilai Buku

D. Kebangkrutan

1. Pengertian Kebangkrutan Kebangkrutan bankcruptcy merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya. Kondisi ini biasanya tidak muncul begitu saja di perusahaan. Ada indikasi awal dari perusahaan tersebut yang biasanya dapat dikenali lebih dini kalau laporan keuangan dianalisis secara lebih cermat dengan suatu cara tertentu. Prihadi, 2010: 332. Menurut Alimiansyah 2003 dalam Iflaha 2008 kebangkrutan dapat diartikan sebagai pernyataan keadaan yang menunjukkan jalannya usaha yang sangat kritis genting dan akhirnya jatuh pailit atau bangkrut. Dapat disimpulkan bahwa kebangkrutan adalah suatu kondisi keuangan yang sangat kritis dan diawali dengan kesulitan pembayaran kewajiban-kewajiban jangka pendek perusahaan. 2. Manfaat Informasi Kebangkrutan Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat bagi beberapa pihak seperti berikut ini Hanafi dan Halim, 2012: 259: a. Pemberi pinjaman seperti pihak bank: informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa yang akan diberi pinjaman, dan kemudian bermanfaat untuk kebijakan memonitor pinjaman yang ada. b. Investor: investor saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga tersebut. c. Pihak Pemerintah: pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi jalannya usaha tersebut misal sektor perbankan. Pemerintah juga mempunyai badan-badan usaha BUMN yang harus selalu diawasi. Lembaga pemerintah mempunyai kepentingan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan lebih awal supaya tindakan- tindakan yang perlu bisa dilakukan lebih awal. d. Akuntan: akuntan memiliki kepentingan terhadap informasi kelangsungan suatu usaha karena akuntan akan menilai kemampuan going concern suatu perusahaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Manajeman: suatu penelitian menunjukkan biaya kebangkrutan bisa mencapai 11-17 dari nilai perusahaan, contohnya biaya akuntan dan biaya penasihat hukum. Apabila manajemen bisa mendeteksi kebangkrutan ini lebih awal, maka tindakan-tindakan penghematan bisa dilakukan, misal dengan melakukan merger atau restrukturisasi keuangan sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari.

E. Altman Z-Score

1. Teori Altman Z-Score Model prediksi kebangkrutan sudah dikembangkan ke beberapa negara. Altman 1983, 1984 melakukan survei model-model yang dikembangkan di Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Swis, Brazil, Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, Belanda, dan Perancis Foster, 1986: 551. Menurut Wilopo 2001 dalam Octavia 2013, Altman 1968 mengembangkan model prediksi kebangkrutan menggunakan metode multiple discriminant analysis MDA. Altman mengambil sampel 66 perusahaan manufaktur yang dibagi dua menjadi kelompok perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut untuk periode amatan 1946-1965. Digunakan lima rasio keuangan yaitu: working capitaltotal asset, retained earningstotal asset, earnings before interest and taxstotal aseets, market value equitybook value of total debt, serta salestotal asset. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Z-Score adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah- nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Formula Z-Score dari Altman merupakan sebuah multivariate formula yang digunakan untuk mengukur kesehatan finansial dari sebuah perusahaan Munawir, 2002 dalam Kneefel dan Mandagie 2015. Z- Score Altman untuk perusahaan yang telah go public ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut Hanafi dan Halim, 2012: 272: Z-Score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 Keterangan : X1 = Modal kerja terhadap total aktiva Working capital to total asset X2 = Laba yang ditahan terhadap total aktiva Retained earnings to total asset X3 = Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total aktiva Earnings before interest and taxes to total asset X4 = Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang Market value equity to book value of total debt X5 = Penjualan terhadap total aktiva Sales to total asset. Dalam metode tersebut, perusahaan yang mempunyai skor Z lebih dari 2,99 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang rendah risiko bangkrut low risk, sedangkan perusahaan yang mempunyai skor antara 1,81 sampai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2,99, perusahaan dikategorikan tidak bisa ditentukan kondisi keuangannya grey area. Selanjutnya skor Z kurang dari 1,81 perusahaan dikategorikan berpotensi mengalami kesulitan keuangan yang besar dan berisiko tinggi mengalami kebangkrutan high risk. Dalam penelitian ini, model Altman yang pertama inilah yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengetahui tanda-tanda kesulitan keuangan dalam perusahaan yang telah Go Public. Altman Z-Score menggunakan teknik statistik analisis diskriminan berganda – multiple discriminant analysis untuk menghasilkan alat prediksi yang merupakan fungsi linier dari beberapa variabel penjelas. Subramanyam dan Wild, 2013: 288. Menurut Altman 1968, lima jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan tersebut, terbukti dengan sangat akrual dapat memprediksi kebangkrutan dengan tingkat kebenaran 94 dengan sampel 95 dari seluruh perusahaan yang dinyatakan bangkrut dan tidak bangkrut. Metode Altman mampu memperoleh ketepatan prediksi sebesar 95 untuk data satu tahun sebelum terjadinya kebangkrutan, dan untuk data dua tahun sebelum kebangkrutan memiliki ketepatan prediksi sebesar 72. Selain itu diketahui bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah, sangat berpotensi mengalami krisis keuangan yang serius. 2. Komponen Altman Z-Score Altman Z-Score menggunakan beberapa rasio untuk menciptakan alat prediksi kesulitan keuangan. Lima rasio keuangan yang digunakan pada Z- Scoreadalah X1 = Modal kerja total aset, X2 = Laba ditahan total aset, X3 = Laba sebelum bunga dan pajaktotal aset, X4 = Ekuitas pemegang sahamtotal kewajiban, dan X5 = Penjualan total aset. Dapat dilihat bahwa X1, X2, X3, X4, dan X5 masing-masing mencerminkan 1 likuiditas, 2 usia perusahaan dan profitabilitas kumulatif, 3 profitabilitas, 4 struktur keuangan, dan 5 tingkat perputaran modal Subramanyam dan Wild, 2013: 288. Rasio yang diambil dari rasio-rasio metode Altman yaitu: a. X1 = Working Capital to Total Asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal bersih dari total aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi modal bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan perusahaan akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut Iflaha, 2008. b. X2 = Retained Earnings to Total Assets Rasio ini digunakan untuk mengukur profitabilitas kumulatif. Rasio ini mengukur akumulasi laba selama perusahaan beroperasi. Umur perusahaan berpengaruh terhadap rasio tersebut karena semakin lama perusahaan beroperasi memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba ditahan Kamal, 2012. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Dengan kata lain laba ditahan menunjukkan berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham Octavia, 2013. c. X3 = Earning Before Interest and Tax to Total Asset Rasio ini digunakan untuk mengukur produktivitas yang sebenarnya dari aktiva perusahaan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Beberapa indikator yang dapat digunakan dalam mendeteksi adanya masalah pada kemampuan profitabilitas perusahaan diantaranya adalah piutang dagang meningkat, rugi terus-menerus dalam beberapa kwartal, persediaan meningkat, penjualan menurun, dan terlambatnya hasil penagihan piutang Kamal, 2012. Semakin kecil tingkat profitabilitas berarti semakin tidak efisien dan tidak efektif perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan laba usaha Octavia, 2013. d. X4 = Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban – kewajiban dari nilai pasar modal sendiri saham biasa Iflaha, 2008. Nilai pasar ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham yang beredar dengan harga pasar per lembar saham. Nilai buku utang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang Kamal, 2012. e. X5 = Sales to Total Asset Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan dengan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini menunjukkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba Iflaha, 2008. Sales to Total Asset termasuk rasio aktivitas yang mengukur keefektifan suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini menggambarkan kemampuan peningkatan penjualan dari aktiva perusahaan Octavia, 2013. 3. Kelebihan metode Altman Z-Score Menurut Bapepam 2005 dalam Kamal 2012, kelebihan dari hasil Z- Score adalah: a Menggabungkan berbagai risiko keuangan secara bersama-sama. b Menyediakan koefisien yang sesuai untuk mengkombinasikan variabel-variabel independen. c Mudah dalam penerapan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu melakukan penelitian tentang subyek tertentu yang jumlahnya terbatas, sehingga kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku untuk subyek yang diteliti tersebut. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia BEI Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta. 2. Waktu penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2016 sampai Februari 2016. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. 2. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

D. Data yang diperlukan

Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data sekunder tentang laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui pihak kedua biasanya diperoleh melalui badan atau instansi yang bergerak dalam proses pengumpulan data, baik oleh instansi pemerintah maupun swasta Sedarmayanti dan Hidayat, 2011: 73.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari unit analisishasil pengukuran yang dibatasi oleh kriteria tertentu Sedarmayanti dan Hidayat, 2011: 72. Penelitian ini menggunakan populasi dari perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 yang berjumlah 15 perusahaan. Sampel adalah sekumpulan atau sebagian dari unit populasi yang diperoleh melalui proses sampling tertentu Sedarmayanti dan Hidayat, 2011: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengambilan sampel bertujuan purposive dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan judgment tertentu atau jatah quota tertentu Jogiyanto, 2013: 98. Kriteria sampel yang harus dipenuhi yaitu perusahaan yang menyediakan laporan keuangan selama lima tahun berturut-turut dari tahun 2010-2014. Tabel 3.1 Pengambilan Sampel Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan Populasi 15 Perusahaan makanan dan minuman yang tidak lengkap menyediakan laporan keuangan periode 2010-2014 6 Jumlah sampel 9 Sumber :www.idx.co.id Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman No. Nama Perusahaan Kode 1. PT. Akasha Wira International Tbk. ADES 2. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA 3. PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA 4. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. ICBP 5. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 6. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN 7. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI 8. PT. Sekar Laut Tbk. SKLT 9. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. ULTJ Sumber :www.idx.co.id

F. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data melalui dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan menganalisis keterangan atau informasi yang sesuai dengan lingkup batas kajian dari catatan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

G. Variabel Penelitian

1. Menurut Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud dalam Narbuko dan Achmadi 2007: 118, variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Variabel Bebas Independent Variable adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Variabel ini berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain Narbuko dan Achmadi, 2007: 119. Variabel independenbebas dalam penelitian ini adalah variabel X yang terdiri dari lima variabel, meliputi : X1 Working Capital to Total Assets, X2 Retained Earning to Total Assets, X3 Earning Before Interest and Taxes EBIT to Total Assets, X4 Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities, dan X5 Sales to Total Assets. 3. Variabel Tergantung Dependent Variable yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas. Karena variabel ini dipengaruhi variabel lain, maka sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruh Narbuko dan Achmadi, 2007: 119. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah Z yaitu nilai Z-Score dengan formula yang ditemukan oleh Altman dengan penelitian yang akan dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2010- 2014. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang sudah dikemukakan adalah : 1. Mengumpulkan data Data awal yang dibutuhkan adalah data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan laporan perubahan modal, serta harga saham dari sembilan perusahaan dan makanan yang diteliti. 2. Menghitung komponen Z-Score dalam bentuk rasio untuk menilai kondisi masing-masing perusahaan dengan langkah-langkah : X1 = Working Capital to Total Assets Modal kerja bersih Total Aktiva a Komponen ini termasuk dalam rasio likuiditas. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya Harahap, 2007: 301. b Modal kerja bersih didapatkan dengan cara aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar. X2= Retained Earnings to Total Aseets Laba ditahan Total Aktiva a Rasio ini adalah ukuran dari profitabilitas kumulatif lewat waktu dan disebut sebagai satu dari rasio baru. Laba ditahan merupakan rekening yang menunjukkan akumulasi jumlah laba yang diinvestasikan kembali atau mengukur akumulasi modal laba saham perusahaan beroperasi Octavia, 2013. b Tujuan rasio laba ditahan terhadap total aktiva pada dasarnya untuk mengukur akumulasi laba selama perusahaan beroperasi, sehingga umur perusahaan juga berpengaruh pada rasio tersebut. Semakin tinggi hasil rasio ini, menunjukkan semakin besarnya laba ditahan yang dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan dana perusahaan dan mengurangi besarnya sumber dana eksternal. Onyskow dan Yuniarti, 2014: 76. X3 = Earnings before Interest and Taxes to Total Assets EBIT Laba sebelum bunga dan pajak Total Aktiva Komponen ini termasuk dalam rasio profitabilitas yaitu basic earning power atau earning power of total investment. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio, semakin baik Harahap, 2007: 305. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI X4 = Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities Nilai pasar ekuitas nilai buku total utang. a Rasio ini termasuk dalam rasio solvabilitas. Market Value didapatkan dari harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Book Value of Total Liabilities nilai buku total utang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang Kamal, 2012. b Rasio ini mengukur kemampuan permodalan perusahaan dalam menanggung seluruh beban hutangnya. Rasio ini merupakan kebalikan dari rasio hutang per modal sendiri DER yang lebih terkenal Onyskow dan Yuniarti, 2014: 78. X5 = Sales to Total Assets Penjualan Total Aktiva Komponen ini termasuk dalam rasio aktivitas yaitu total assets turnover perputaran total aktiva, rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik Harahap, 2007: 309. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Menghitung nilai Z-Score untuk masing-masing perusahaan. Setelah menghitung dari masing-masing komponen Z-Score, kemudian memasukkan nilai komponen tersebut untuk menghitung nilai Z-Score dengan rumus : − = 1.2 1 + 1.4 1 + 3.3 1 + 0.6 1 + 1.0 1 Sumber: Bergevin 2002: 311 4. Menganalisis nilai Z-Score yang telah dihasilkan dengan berdasarkan nilai batas sehingga dapat diketahui kategori dari masing-masing perusahaan tersebut. Tabel 3.3 Nilai Batas Altman Z-Score Nilai Z-Score Interpretasi Z 2,99 Perusahaan dikategorikan dalam kondisi rendah risiko bangkrut low risk. 1,81 Z 2,99 Perusahaan dikategorikan tidak bisa ditentukan kondisi keuangannya grey area. Z 1,81 Perusahaan dikategorikan berpotensi mengalami masalah keuangan yang serius atau tinggi risiko bangkrut high risk. Sumber: Hanafi dan Halim 2012: 273 42

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Gambaran Umum Perusahaan Sampel: 1. PT. Akasha Wira International Tbk. PT Akasha Wira International, Tbk sebelumnya dikenal dengan nama PT Ades Waters Indonesia Tbk “Perseroan” adalah perusahaan yang berkedudukan di Jakarta beralamat di Perkantoran Hijau Arkadia Tower C lantai 15, Jalan Letjen. TB. Simatupang Kav. 88, Jakarta Selatan. Perseroan bergerak dalam industri air minum dalam kemasan AMDK yang memproduksi serta menjual produk air minum dalam kemasan dengan merek dagang AdeS, AdeS Royal yang dimiliki oleh The Coca Cola Company, dan Nestlé Pure Life yang dimiliki oleh Nestlé SA.Di tahun 2010 Perseroan memperluas bidang usahanya dalam bisnis kosmetika dengan dibelinya aset berupa mesin-mesin produksi kosmetika milik PT Damai Sejahtera Mulia, perusahaan yang memproduksi produk kometika perawatan rambut. Perluasan bidang usaha tersebut mewajibkan Perseroan memperluas izin-izinnya dengan memasukkan Industri bahan kosmetik dan kosmetik, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam izin usahanya. Dengan perluasan izin usaha tersebut maka izin usaha Perseroan meliputi air minum dalam kemasan; minuman ringan; industri produk roti dan kue; industri kembang gula lainnya; industri mie dan produk sejenisnya; industri bahan kosmetik dan kosmetik, termasuk pasta gigi; dan bisnis perdagangan besar distributor utama, ekspor, dan impor. Selama tahun 2010 Perseroan mengoperasikan 1 pabrik dan 1 kantor penjualan, sebagai berikut: a Pabrik: Jalan Tapos KM. 1, Desa Kranji, Kel Ciriung, Kecamatan Cibinong b Kantor Penjualan: Jalan Tapos KM. 1, Desa Kranji, Kel Ciriung, Kecamatan Cibinong. 2. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. adalah suatu perseroan terbatas yang memiliki kantor pusat berkedudukan di Kabupaten Bekasi dengan alamat di Jalan Industri Selatan 3 Blok GG No. 1, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550, Propinsi Jawa Barat. Perseroan dahulu bernama CV Tjahaja Kalbar yang didirikan di Pontianak berdasarkan Akta No. 1 tanggal 3 Februari 1968.Perseroan disahkan menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan SK Menteri Kehakiman RI No.C2-1390.HT.01.01.TH.88 tanggal 17 Februari 1988. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Perseroan bergerak di bidang industri dan perdagangan minyak nabati yaitu minyak kelapa sawit beserta produk turunannya, biji tengkawang, minyak tengkawang, dan minyak nabati spesialitas. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. merupakan perusahaan di bawah Grup Wilmar International Limited “WIL”. WIL merupakan perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa efek Singapura. Entitas induk perusahaan adalah Tradesound Investments Limited dan entitas pengendali pemegang saham perusahaan adalah Wilmar International Limited. 3. PT. Delta Djakarta Tbk. PT. Delta Djakarta Perseroan didirikan pada tahun 1932 oleh suatu kelompok usaha Jerman yang awalnya bernama Archipel Brouwerij NV, selanjutnya kelompok usaha Belanda mengambil alih Perseroan dan merubah namanya menjadi NV De Oranje Brouwerij. Tahun 1970 Perseroan berubah nama dengan namanya yang dikenal saat ini, PT. Delta Djakarta. Pada tanggal 27 Februari 1984, PT. Delta Djakarta menjadi salah satu dari kelompok pertama perusahaan-perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan membuka jalan untuk berkembang sebagai salah satu pemain utama dalam industri bir di negeri ini. Tahun 1993, PT. Delta Djakarta menjadi bagian dari perusahaan makanan, minuman, dan kemasan terbuka terbesar di Asia Tenggara. 4. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT. Indofood CBP sukses Makmur Tbk “ICBP” atau “Perseroan” merupakan produsen makanan dalam kemasan yang mapan dan terkemuka dengan berbagai pilihan produk makanan sehari–hari bagi konsumen di segala usia. Banyak di antara merek produknya merupakan merek terkemuka yang telah melekat di hati masyarakat Indonesia, serta memperoleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen di Indonesia selama bertahun–tahun. ICBP berdiri sebagai entitas terpisah di bulan September 2009 serta tercatat di Bursa Efek Indonesia “BEI” pada tanggal 7 Oktober 2010. ICBP didirikan melalui restrukturisasi internal dari Grup Produk Konsumen Bermerek “CBP”. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk “Indofood”, perusahaan induk ICBP yang sahamnya tercatat di BEI sejak tahun 1994. Melalui proses restrukturisasi internal, seluruh kegiatan usaha Grup CBP dari Indofood, yang meliputi mi instan, dairy, penyedap makanan, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, serta biskuit sebelumnya tergabung dalam Grup Bogasari, dialihkan ke ICBP. Setelah pencatatan saham ICBP, Indofood tetap menjadi pemegang saham mayoritas ICBP dengan kepemilikan saham sebesar 80. Oleh karenanya, ICBP tetap memiliki sinergi dengan perusahaan–perusahaan Grup Indofood lainnya dalam menjaga keunggulan kompetitifnya. 5. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen awalnya didirikan di Medan pada tahun 1929 dengan sebuah pabrik bir di Surabaya. Domisili Perseroan dipindahkan ke Surabaya pada tahun 1936 dan pada tahun yang sama Heineken N.V. menjadi pemegang saham utama. Pada tahun 1951, Perseroan mengubah namanya menjadi Heineken’s Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen Maatschappij N.V. Sebuah pabrik bir baru didirikan di Tangerang pada tahun 1972. Setelah beberapa kali berubah nama, Perseroan menjadi perusahaan publik pada tahun 1981 dan memakai nama baru, PT. Multi Bintang Indonesia. Kantor pusatnya pun dipindahkan dari Surabaya ke Jakarta. Saham- sahamnya kini diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Kini, PT Multi Bintang Indonesia Tbk. telah menjadi produsen bir terkemuka di Indonesia. Perseroan memproduksi dan memasarkan serangkaian produk ternama, seperti Bir Bintang, Bintang Zero, Heineken, Guinness Foreign Extra Stout dan Green Sands. Perseroan mengoperasikan pabrik-pabrik di Sampang Agung Mojokerto dan Tangerang, sedangkan anak perusahaannya, PT. MuIti Bintang Indonesia Niaga memiliki kantor-kantor penjualan dan pemasaran di semua kota besar, dari Medan di Sumatra Utara hingga Jayapura di Papua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. Perseroan yang didirikan dengan Akta Pendirian nomor 7 pada tanggal 16 April 1974, semula bernama PT Aneka Bumi Asih dan berkedudukan di Palembang. Mendapat Pengesahan dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman nomor Y.A.535823 tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Berita Negara nomor 37 tanggal 10 Mei 1994, Tambahan nomor 2488. Dengan Akta nomor 39 tanggal 29 Desember 1993 tentang Perubahan Anggaran Dasar, Perseroan berganti nama menjadi PT. Prasidha Aneka Niaga PAN dan telah mendapat Persetujuan Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan nomor C2-3792.HT.01.04.TH.94 tanggal 1 Maret 1994, yang diumumkan dalam Berita Negara nomor 40 tanggal 20 Mei 1994 Tambahan nomor 2678. Bidang usaha Perseroan dan Anak Perusahaan yang utama adalah pengolahan dan perdagangan hasil-hasil bumi seperti karet remah dan kopi. Kegiatan pemasaran perusahaan dan anak perusahaan disentralisir pada kantor pusat di Jakarta. Sistem sentralisasi dilakukan sehingga pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Direksi perusahaan dapat dikoordinasikan secara efektif. Negara tujuan ekspor antara lain: a. Karet Remah: Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan b. Kopi Instan: Jepang, Thailand, Vietnam, China, Malaysia, Singapore, Filipina c. Biji Kopi: Jepang, Jerman, Belanda, Amerika Serikat, Inggris. 7. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. berdiri sejak tahun 1995 dan saat ini berkantor di Jababeka Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri roti, kue dan jenis roti lainnya. Dalam menjalankan kegiatannya, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk melakukan akvitas usahanya dengan mendirikan pabrik roti, memproduksi, memasarkan dan menjual roti tawar dan segala jenis roti lainnya. Pada awal berdirinya, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. mempunyai 2 lini mesin - 1 lini mesin untuk pembuatan jenis roti tawar dan 1 lini mesin untuk pembuatan jenis roti manis. Masyarakat Indonesia menyambut baik roti-roti produk Indosari. Penjualan dari bulan demi bulan terus bertumbuh, sehingga untuk memenuhi permintaan pelanggan, pada 2001 PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk. meningkatkan kapasitas produksi menjadi dua kali lipat dengan menambah dua lini mesin. Sampai awal 2011 Perseroan mengoperasikan 11 lini mesin, yaitu 5 lini mesin untuk roti tawardan 6 lini mesin untuk roti manis. 8. PT. Sekar Laut Tbk. PT. Sekar Laut Tbk, adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi makanan, khususnya krupuk, saos, dan bumbu masak. Proses produksi krupuk telah dilakukan oleh pendiri sejak tahun 1966, dimulai dari industri rumah tangga. Tahun 1976, PT. Sekar Laut didirikan dan produksinya mulai dikembangkan dalam skala industri besar. Pada tahun 1996, proses pembuatan krupuk telah dikembangkan dengan teknologi modern, yang mengutamakan kebersihan, kualitas, dan nutrisi. Kapasitas produksi krupuk juga meningkat. Produk krupuk dipasarkan di dalam dan di luar negeri. Perusahaan juga telah berkembang dan memproduksi saus tomat, sambal, bumbu masak, dan makanan ringan. Produk-produknya dipasarkan dengan merek “FINNA”. Selain pemasaran produk sendiri, perusahaan juga bekerja sama dengan perusahaan makanan lainnya, di dalam membantu memproduksi dan menyuplai produk makanan sesuai kebutuhan masing- masing. Tanggal 8 September 1993 sahamnya di daftar untuk diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. 9. PT. Ultrajaya Milk and Trading Company Tbk. Kantor pusat dan pabrik Perseroan terletak di Jalan Raya Cimareme no.131, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Bermula dari usaha keluarga yang dirintis sejak tahun 1960an oleh Bapak Achmad Prawirawidjaja alm, PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. “Perseroan” dari tahun ke tahun terus berkembang, dan saat ini telah menjadi salah satu perusahaan yang cukup terkemuka di bidang industri makanan dan minuman. Tahun 1970an Perseroan mulai memperkenalkan dan memasarkan minuman yang diproses dengan teknologi UHT Ultra High Temperature sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI steril dan dikemas dalam kemasan karton aseptik Aseptic Packaging Material sehingga bisa tahan lama tanpa harus menggunakan bahan pengawet. Perseroan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di bidang minuman Perseroan memproduksi rupa-rupa jenis minuman seperti minuman susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman untuk kesehatan. Di bidang makanan Perseroan memproduksi susu bubuk powder milk, dan susu kental manis sweetened condensed milk. Perseroan juga memproduksi konsentrat buah-buahan tropis tropical fruit juice concentrate. Tahun 1975 Perseroan mulai memproduksi secara komersial produk minuman susu cair UHT dengan merk dagang “Ultra Milk”, tahun 1978 memproduksi minuman sari buah UHT dengan merk dagang “Buavita”, dan tahun 1981 memproduksi minuman teh UHT dengan merk dagang “Teh Kotak”. Tahun 2008 merk dagang “Buavita” dan “Go-Go” telah dijual kepada PT. Unilever Indonesia. Sampai saat ini Perseroan telah memproduksi lebih dari 60 macam jenis produk minuman UHT. 51

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN